Ada Yang Baru di Kota Tua, Jalan Bebas Polusi hingga Angkutan Terintegrasi

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 27/Jul/2022 11:50 WIB
Kawasan Kota Tua Dipercantik/Foto: Grandyos Zafna  Kawasan Kota Tua Dipercantik/Foto: Grandyos Zafna

Jakarta (Beritatrans.com)  - Safety line, garis proyek berwarna kuning nampak mengelilingi area sekitar Kota Tua dan Stasiun Jakarta Kota. Suara bising dari drill, alat bor yang terdengar menandakan ada pengerjaan konstruksi di depan Stasiun Jakarta Kota yang lokasinya berada di Jalan Lada, Pinangsia, Kec. Taman Sari.

Berdasarkan pantauan detikcom, beberapa hari yang lalu, sejumlah pekerja di sana terlihat sedang menggunakan pacul untuk mengeruk hingga mencampurkan tanah dengan semen. Beberapa ekskavator juga terlihat sedang digunakan untuk menggali dan mengangkut alat berat. Di depan Bank Mandiri dan Museum Bank Indonesia (BI) misalnya, ekskavator itu digunakan untuk menggali saluran air.

"Oh ini sedang dipakai buat ngegali gorong-gorong buat aliran air," kata salah satu pekerja di sana ketika ditanya detikcom, beberapa waktu lalu.

Pekerja di sana mengaku sudah bekerja mengerjakan proyek itu, sejak beberapa bulan yang lalu.

"Ini saya kerja sudah dari beberapa bulan yang lalu sih 3-6 bulan yang lalu lah. Saya kerja dari jam 8 pagi sampai jam 4-5 sorean. Tapi ada juga beberapa pekerja yang lain yang lembur, bisa sampai jam 10 malam. Itu yang lembur," tambah salah seorang pekerja tersebut.
Advertisement

Menjawab penasaran detikcom, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengungkapkan bahwa saat ini memang sedang dilakukan penataan sekitar kawasan Stasiun Kota termasuk Kota Tua.

"Saat ini di Kawasan Jakarta Kota sedang dilakukan penataan Kawasan Stasiun Kota oleh beberapa SKPD Pemprov DKI Jakarta termasuk oleh Dinas Perhubungan (Dishub). Sekarang juga sedang dilakukan pembangunan oleh Dinas Bina Marga berupa plaza pejalan kaki, di sepanjang Jalan Ketumbar dan Lada Raya (depan Pintu Utara Stasiun Jakarta Kota). Serta akan dibuat penyediaan ruang ketiga publik berupa plaza dan taman, yang lokasinya di antara pintu Barat Stasiun dan Museum Bank Mandiri (ex. Halte TransJakarta Beos)" ungkap Syafrin kepada detikcom, Minggu (26/6/2022).

Fokus utama penataan kawasan Kota Tua dan Stasiun Kota adalah peningkatan aksesibilitas, untuk pejalan kaki berupa trotoar yang lebar, tambahnya. Selain itu juga untuk meningkatkan integrasi layanan angkutan umum baik kereta commuter, TransJakarta (TJ), microtrans dan ke depannya adalah MRT.

Syafrin mengungkapkan bahwa area sekitar Kota Tua Jakarta kerap menimbulkan kemacetan. Untuk itu, pihaknya melakukan Low Emission Zone (LEZ) atau buka-tutup lalu lintas dalam upaya menjadikan area tersebut bebas polusi.

"Paska Februari 2021, kita berlakukan LEZ di kawasan Kota Tua secara terbatas. Artinya belum 100%. Penataan ini adalah tindak lanjut untuk menyiapkan penerapan LEZ yang lebih baik," katanya.

Ia juga mengatakan pekerjaan proyek penataan ini dimulai sejak akhir Februari 2022 lalu, dan diharapkan konstruksinya dapat selesai di bulan September mendatang.

"Karena konsepnya design and build maka detail desain dan konstruksi dilakukan per tahapan dan diharapkan konstruksi dapat selesai di bulan September," ungkapnya.

Di sekitar area tersebut juga sedang dibangun halte baru TJ. Posisinya sengaja didekatkan ke area pintu Utara stasiun. Tujuannya agar lebih terintegrasi, dengan moda kereta KRL.

"Pada jalan jembatan batu, akan ditata menjadi area transit angkutan umum (drop/off dan pick up) dan pedestrian berkanopi," tambahnya.

Pembangunan halte Stasiun Kota tua sendiri, itu akan dijadikan halte yang terintegrasi dari ketiga moda, yaitu MRT, KRL, dengan TJ. Demikian yang dikatakan oleh Humas TransJakarta Iwan Samariansyah.

"Memang benar itu pembangunan halte TJ di Kota Tua. Pembangunan halte di sana itu bagian dari 46 halte bus yang akan direvitalisasi pada tahun ini. Nah, dari 46 halte itu, itu dimulai pembangunanya mulai 15 April 2022," ujar Iwan saat dihubungi detikcom.

"Nantinya untuk halte-halte yang besar, rata-rata akan ada 2 lanta bangunannya. Lantai pertama untuk mobilitas masyarakat sebagai tempat transit. Nanti di lantai 2 akan ada fasilitas publik, ada kafe dan lain-lain," sambungnya.

Iwan mengungkapkan pihaknya terus mengebut pengerjaan pembangunan tersebut. Direncanakan, Agustus mendatang sudah dilakukan soft launching.

"Kita targetkan si 4 bulan pengerjaanya itu, dan terus dikebut. Mudah-mudahan, target kita si Agustus. 17 Agustus kita sudah mulai soft launching halte, kalau grand launching nya mungkin masih kita kejar ya, masih sesuai jadwal," katanya.

Pihaknya pun memohon maaf kepada masyarakat, yang mungkin terganggu karena adanya proyek tersebut. Harapannya, adanya revitalisasi itu bisa membuat masyarakat sebanyak-banyaknya beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal.

"Kita mohon maaf kepada masyarakat yang mungkin terganggu adanya pembenahan itu. Jadi berantakan sekali daerah Kota Tua, jadi crowded begitu. Tapi, tentu kita ingin bisa dengan efektif menggerakkan masyarakat supaya bisa sebanyak-banyaknya beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal. Salah satunya ya, dengan pembenahan halte. Halte kita kan itu udah tua banget tuh dari tahun 2014 lho itu, sudah 18 tahun lah rata-rata usia halte kita. Jadi memang harus direvitalisasi," kata Iwan.

Syafrin menyebutkan bahwa sumber penataan itu bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), melainkan dari kewajiban pengembang. Namun, ia belum bisa menyebutkan secara pasti berapa total dana yang dikeluarkan.

"Sumber pembiayaan bukan dari APBD, melainkan dari kewajiban pengembang, estimasi sekitar Rp 55 miliar untuk seluruh kegiatan. Namun nanti akan diverifikasi oleh KJPP penilaian finalnya," katanya.

Menurut Syafrin, secara kegiatan hampir semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), terlibat dalam penataan kawasan Kota Tua sesuai dengan segmentasi dan tugas fungsinya masing-masing.

"Setelah selesai penataan, diharapkan masyarakat dapat menikmati Kawasan Kota yang lebih nyaman, ramah pejalan kaki, mudah dalam transfer moda, apalagi ini kan kawasan heritage jadi akan semakin banyak, yang mengunjungi kota menggunakan transportasi umum," pungkas Syafrin.

Area Kota Tua merupakan salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi, baik masyarakat Ibu Kota maupun luar kota. Buat kamu yang hobi jalan-jalan ke sana, tentu revitalisasi dan penataan sejumlah fasilitas dan akses baru di area tersebut menjadi kabar gembira, bukan?
(ny/Sumber:detik.com)

Baca Juga:
26 Bus Listrik Resmi Mengaspal, Diluncurkan Dishub Provinsi DKI Jakarta, TransJakarta dan DAMRI