Oleh : Fahmi
JAKARTA (BeritaTrans.com) - China disebut mulai ketar-ketir setelah perusahaan India melakukan serah terima kapal induk buatan dalam negeri yang bisa mengangkut 30 jet tempur ke Angkatan Laut mereka pekan lalu.
The Indian Express melaporkan bahwa perusahaan pengembang INS Vikrant itu, Cochin Shiypard, menyerahkan kapal tersebut ke Angkatan Laut pada Kamis pekan lalu.
Baca Juga:
Rusia Kerahkan 11 Kapal Perang Tambahan di Laut Hitam untuk Serang Ukraina
Angkatan Laut India diperkirakan bakal mulai menggunakan kapal induk tersebut pada 15 Agustus mendatang.
Nama INS Vikrant sendiri sudah lama menjadi lambang kegagahan militer India. Vikrant diambil dari nama kapal induk pertama India yang memegang peranan penting pada perang 1971 silam.
Baca Juga:
China Bikin Kapal Perang Super Ala Star Wars Gantikan Peran Kapal Induk
Lebih canggih dari kapal sebelumnya, INS Vikrant teranyar ini dapat mengangkut muatan nyaris 45 ribu ton. Kapal ini dapat mengangkut 30 jet tempur, yang mencakup MIG-29 K, Kamov-31, helikopter MH-60R, dan sejumlah jet lain.
INS Vikrant juga dilengkapi dengan peralatan dan persenjataan dari industri lokal, seperti BEL, BHEL, GRSE, Keltron, Kirloskar, Larsen & Toubro, dan Wartsila India.
Baca Juga:
Kapal Perang Rusia Selamatkan Puluhan Penumpang di Laut Mediterania
Sejumlah media India, termasuk WION, menyebut kapal ini dapat membuat China ketar-ketir, terutama di kawasan Pasifik.
Setelah memaparkan panjang lebar spesifikasi INS Vikrant, WION menuliskan, "Ini merupakan pencapaian untuk Angkatan Laut India yang ingin membuat China bungkam di perairan Pasifik."
Sejak India mengembangkan INS Vikrant, media pemerintah China, seperti Global Times, memang terus memantau ketat. Sejumlah pengamat menganggap China sebenarnya ketir
Kala perusahaan pengembang mulai melakukan serah terima, Global Times langsung melansir berita-berita berisi komentar para pengamat pertahanan yang seolah meremehkan kemampuan INS Vikrant.
Pakar militer China, Song Zhongping, mengatakan kepada Global Times bahwa kapal induk Negeri Tirai Bambu, Lianonig, merupakan armada besar, sementara Vikrant "medium."
Seorang ahli yang merupakan veteran militer dari Universitas Pertahanan Nasional PLA, Zhang Zhaozhong, juga membeberkan kepada Global Times sejumlah kekurangan proyek INS Vikrant.
Menurutnya, India melakukan riset untuk pembuatan kapal induk itu bertahun-tahun, penuh dengan lika-liku di tengah ketidakstabilan kebijakan.
Segala aral itu, katanya, membuat desain berubah-ubah, pendanaan tidak stabil, dan kekurangan kesinambungan dalam proses pembuatan.(fhm/sumber:CNN)