Sosiolog Unhas Kaji Peluang dan Tantangan Proyek Kereta Api di Sulsel

  • Oleh : Fahmi

Kamis, 11/Agu/2022 14:43 WIB
Suasana FGD membahas proyek kereta api di Sulawesi Selatan (Sulsel) oleh Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin di Makassar, Kamis (11/8/2022). Suasana FGD membahas proyek kereta api di Sulawesi Selatan (Sulsel) oleh Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin di Makassar, Kamis (11/8/2022).

MAKASSAR (BeritaTrans.com) - Proyek kereta api di Sulawesi Selatan (Sulsel) dibahas di dalam Focus Grup Discussion Sosiolog Unhas ini digelar oleh Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin, Makassar, Kamis (11/8/2022).

Tema diskusinya "Pemetaan Peluang dan Tantangan Terhadap Program Strategis Nasional Moda Transportasi Kereta Api di Sulawesi Selatan".

Baca Juga:
Uji Coba KA di Sulsel Makan Korban, Penyandang Disabilitas Tewas Tertabrak Kereta

Pengembangan jaringan jalur kereta api di Sulawesi bertujuan untuk menghubungkan wilayah/kota yang mempunyai potensi angkutan penumpang dan produk komoditas berskala besar.

Kereta api dinilai menggunakan energi yang ramah lingkungan serta mendukung pengembangan kota terpadu melalui pengintegrasian kota-kota di wilayah pesisir, industri, pariwisata, maupun agropolitan.

Baca Juga:
Kereta Api di Sulsel Uji Coba Terbatas Mulai 29 Oktober

Keberadaan sarana transportasi kereta api diakui sangat penting dalam mendukung pembangunan nasional.

Menuju program Indonesia Emas 2045, sistem transportasi yang handal sangat dibutuhkan sebagai pendukung roda penggerak ekonomi bangsa.

Baca Juga:
Dua Gerbong Kereta Api Sulsel Tiba di Makassar Akhir Tahun Ini

Sebagai keynote speaker hadir Dekan FISIP Unhas Phil Sukri dan Plt Dirjen Perkeretaapian (KA) RI Zulmafendi.

Keduanya membahas tantangan mewujudkan program strategi nasional moda transportasi publik di Sulawesi Selatan.

Phil Sukri menyebut ada beberapa tantangan dalam mewujudkan program ini. Diantaranya adalah kebijakan nasional berhadapan dengan hak milik pribadi.

"Jadi program strategis nasional ini pasti dihadapkan dengan pribadi, misalnya ada pada pembebasan lahan," ujarnya.

Kemudian, tantangan lainnya proyek ini melibatkan empat kabupaten/kota.

"Tentunya setiap kabupaten/kota memiliki hak otonomi masing-masing," sambungnya.

Tantangan hak otonomi inilah yang saat ini dihadapi proyek pembangunan ini. Sebab, belum adanya titik temu dengan Pemkot Makassar.

Dekan FISIP Unhas ini menilai pentingnya komitmen bersama untuk menyelesaikan masalah ini. Pemerintah pusat pun dinilai memiliki hak untuk berperan lebih aktif dalam pembangunan proyek ini

"Jangan sampai ini hanya menjadi besi berkarat yang tidak kita pakai," tuturnya.

Ada beberapa dampak positif yang menurutnya bisa dihadirkan melalui kereta api. Mulai dari kemajuan dibidang ekonomi khususnya distribusi barang hingga ke aspek masyarakat urban.

"Bayangan saya kalau kereta ini sudah jalan seperti orang pangkep atau barru tidak lagi tinggal di Makassar untuk bekerja. Ini menjadi bayangan bagusnya," katanya.

Disisi lain, Dirjen KA Zulmafendi memaparkan perkembangan proyek kereta api di Sulsel

"Progres pengerjaan di main line segmen b mencapai 90 persen sepanjang 67 kilometer," ujarnya.

"Sedangkan akses menuju pelabuhan garonggong mencapai 100 persen," lanjutnya.

Perkembangan positif ini menjadi titik terang akan hadirnya kereta api di Sulsel. Bahkan, Zulmafendi menyebut kereta api di Sulsel telah siap beroperasi di tahun ini.

"Harapan akhir Oktober sudah dapat dioperasikan. Kita memohon restu dan dukungan agar konstruksi jalur kereta api ini selesai," jelasnya.

Ia menyebut kereta api ini akan menjadi tulang punggung perekonomian Sulsel.

FGD ini menghadirkan sejumlah akademisi dari berbagai bidang. Mereka bersama-sama membahas topik peluang dan tantangan kereta api di Sulsel.

Disesi pertama, topik ini diulas oleh Ahli bidang Sosiologi hadir Prof Tahir Kasnawi, bidang Ekonomi Prof Marzuki dan Budayawan Sulsel Asmin Amin. Sesi kedua, ahli bidang hukum Fajlurrahman Jurdi, Dekan FT Unhas Prof Irsan Ramli serta perwakilan Dirjen Perkeretapian RI.

Prof Tahir Kasnawi menguraikan beberapa dampak positif kereta api. Kereta api menjadi moda transportasi yang bisa menampung masyarakat lebih banyak

"Dengan kapasitas luas dan gerbong banyak, tentu memuat masyarakat lebih banyak," jelasnya.

"Kemudian, Jadwal relatif lebih teratur. Keamanan dan kenyamanan masih lebih bagus," lanjutnya.

Lebih lanjut, tarif perjalanan kereta api juga lebih murah.

Terakhir, tentunya perjalanan menggunakan kereta api menjamin kebebasan dari macet. Prof Tahir juga melihat kereta api bisa mengubah sikap masyarakat.

"Kereta api memberi nilai positif sikap masyarakat. Ada semangat kebersamaan dalam kondisi yang sama. Karena berada satu lokasi yang sama. Itulah aspek sosial yang bersifat positif," ungkapnya.

Maksudnya, kereta api dengan puluhan warga dalam satu gerbong pasti akan memupuk rasa kebersamaan.

Apalagi, bagi masyarakat yang setiap harinya menggunakan moda transportasi. Kondisi ini diharapkan menjadi pemecah masalah individualistis masyarakat saat ini. (fh/sumber:tribuntimur)