NATO: Serangan Rudal di Polandia Bukan Serangan Rusia

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 17/Nov/2022 14:40 WIB
Rudal menghantam daerah pertanian di perbatasan dengan Polandia. Dua orang tewas dalam kejadian tersebut (15/11/2022). Rudal menghantam daerah pertanian di perbatasan dengan Polandia. Dua orang tewas dalam kejadian tersebut (15/11/2022).

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Anggota NATO Polandia dan kepala aliansi militer mengatakan pada hari Rabu (16/11/2022) bahwa serangan rudal Polandia yang menewaskan dua orang tampaknya tidak disengaja dan mungkin diluncurkan oleh pertahanan udara di negara tetangga Ukraina. 

Rusia telah membombardir Ukraina pada saat itu dalam serangan yang menghancurkan jaringan listriknya.

Baca Juga:
Daftar Lagi ke NATO, Ukraina Hanya Didukung 9 Negara Anggota

"Pertahanan Ukraina meluncurkan rudal mereka ke berbagai arah, dan sangat mungkin bahwa salah satu rudal ini sayangnya jatuh di wilayah Polandia," kata Presiden Polandia Andrzej Duda. "Tidak ada, sama sekali tidak ada, yang menunjukkan bahwa itu adalah serangan yang disengaja ke Polandia,” dilansir melalui AFP. 

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, pada pertemuan aliansi militer 30 negara di Brussels, menggemakan temuan awal Polandia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, bagaimanapun, membantahnya dan meminta penyelidikan lebih lanjut.

Baca Juga:
Rakyat di 4 Wilayah Ukraina yang Dicaplok Putin Jadi Warga Rusia

Penilaian pendaratan rudal mematikan hari Selasa tampaknya mengurangi kemungkinan serangan itu memicu eskalasi besar lainnya dalam invasi Rusia yang berusia hampir 9 bulan ke Ukraina. Jika Rusia menargetkan Polandia, itu bisa berisiko menarik NATO ke dalam konflik.

Namun, Stoltenberg dan yang lainnya secara keseluruhan tetapi tidak secara spesifik menyalahkan perang Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga:
NATO Ancam Tindak Dalang Sabotase Pipa Gas Bocor, Banyak yang Tuduh Itu Rusia

"Ini bukan salah Ukraina. Rusia memikul tanggung jawab utama," kata Stoltenberg.

Zelenskyy mengatakan kepada wartawan bahwa dia "tidak ragu" tentang laporan yang dia terima dari komandan tertingginya "bahwa itu bukan rudal kami atau serangan rudal kami." Pejabat Ukraina harus memiliki akses ke situs dan mengambil bagian dalam penyelidikan, tambahnya.

"Katakanlah secara terbuka, jika, Tuhan melarang, beberapa sisa (pertahanan udara Ukraina) membunuh seseorang, orang-orang ini, maka kita perlu meminta maaf," katanya. "Tapi pertama-tama perlu ada penyelidikan, akses - kami ingin mendapatkan data yang Anda miliki."(fhm)