Antisipsi Insiden Siber di Sektor Penerbangan, Ditjen Hubud Luncurkan IAS-CSIRT

  • Oleh : Naomy

Rabu, 30/Nov/2022 12:36 WIB
Peluncuran anti siber penerbangan Peluncuran anti siber penerbangan

JAKARTA (BeritaTrans.com) – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Keamanan Penerbangan dan Badan Siber Sandi Negara (BSSN) meluncurkan Tim Tanggap Insiden Siber Sektor Transportasi Udara atau Indonesia Aviation Sector Computer Security Incident Response Team (IAS - CSIRT) di Jakarta, Selasa (29/11/2022).

Pembentukan IAS-CSIRT ini menurut Plt. Dirjen Perhubungan Udara Nur Isnin Istiarto, merupakan tindak lanjut dari Peraturan BSSN Nomor 10 Tahun 2020 tentang Tim Tanggap Insiden Siber.

Baca Juga:
Ditjen Hubud Dukung Pengujian BioAvtur Pesawat

“Tujuan pembentukan CSIRT adalah untuk memudahkan koordinasi dan kolaborasi dalam  mengantisipasi insiden siber di sektor penerbangan serta kepastian perlindungan sistem, jaringan dan program dari serangan siber,” ujar Isnin.

Seperti kita ketahui, teknologi saat ini mendorong transformasi digital pada aktivitas  sehari-hari dan proses bisnis di berbagai sektor, termasuk sektor penerbangan. 

Baca Juga:
Ditjen Hubud Gelar Pelatihan Kehumasan di Wilayah Bandara Cilacap dan Sekitarnya

Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut, maka perlu diwaspadai adanya insiden siber terhadap data dan sistem elektronik penerbangan yang bersifat kritis terhadap keselamatan dan keamanan penerbangan maupun fasilitas bandar udara.

Selain itu, berdasarkan amanah Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 211 Tahun 2020 tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional adalah agar para Penyelenggara Sistem Elektronik Penerbangan harus mengambil langkah-langkah perlindungan terhadap data dan sistem elektronik penerbangan di masing-masing institusinya, termasuk dalam hal penanganan insiden siber.

Baca Juga:
Sempat Ditutup Sejak 2021, Penerbangan Sentani-Kiwirok Dibuka Kembali

“Oleh karena itu, kami berharap Penyelenggara Sistem Elektronik Penerbangan dapat pula membentuk dan mendaftarkan Tim CSIRT-nya sehingga dapat dengan cepat saling berkomunikasi dan berkoordinasi bila terjadi insiden siber di institusinya masing-masing,” bebernya. 

Isnin berharap kerja sama dan koordinasi antara Kementerian Perhubungan dan BSSN dapat berjalan dengan optimal dan efisien, khususnya dalam pelindungan data dan informasi, serta menciptakan pemahaman, pengetahuan, serta kesiapsiagaan bersama menghadapi ancaman dan insiden keamanan siber secara nasional.

Sejalan dengan itu, Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Negara, Mayor Jenderal TNI (MAR) Markos menyampaikan dukungan dan apresiasi kepada Ditjen Hubud atas pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber sektor transportasi udara.

“Kita patut berbangga, IAS-CSIRT merupakan CSIRT sektor pertama yang terbentuk di Indonesia, semoga sektor transportasi lainnya dapat segera menyusul pembentukan CSIRT-nya, guna mengantisipasi insiden siber di masa yang akan datang,” ungkapnya.

Turut hadir pada acara tersebut Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Perhubungan, Direktur Keamanan Penerbangan Budi Prayitno,  perwakilan dari PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, dan Badan Usaha Angkutan Udara. (omy)