Oleh : Naomy
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Direktur Kesatuan Penjagan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Capt. Mugen S Sartoto mengungkapkan, memasuki usia setengah abad atau 50 tahun, KPLP berkomitmen untuk selalu menanamkan nilai-nilai Responsif yaitu Responsibilitas, Ownership, Integritas dan Factual.
Baca Juga:
SIBCON 2024: Isu Dekarbonisasi Maritim jadi Sorotan
"Sebagai garda terdepan dalam menjaga perairan Indonesia, prinsip ini harus selalu dipegang terutama saat memberikan layanan kepada masyarakat dan tentu sebagai upaya penegakan hukum di bidang pelayaran," ujarnya di Jakarta, Senin (30/1/2023).
Capt. Mugen menegaskan, selain mengemban tugas Negara sebagai penjaga keamanan dan keselamatan pelayaran, KPLP juga merupakan law enforcement atau penegakan hukum untuk kepentingan keselamatan pelayaran.
Baca Juga:
Ditjen Hubla Bahas Tata Kelola Penumpukan Barang Berbahaya di Pelabuhan
Keberadaan KPLP telah membuat Indonesia menjadi lebih disegani dan memberikan kontribusi besar dalam menjaga pemenuhan aturan konvensi dalam beberapa aspek, antara lain kelaiklautan, keselamatan, keamanan, ketertiban, dan perlindungan maritim.
“Personel KPLP di seluruh Indonesia telah dilatih secara khusus dan memiliki fungsi penyidikan dan penegakkan hukum berdasarkan Ketentuan Nasional maupun Internasional,” tuturnya.
Baca Juga:
Sebanyak 66 PPNS Ditjen Hubla Dilantik
Keberadaan KPLP oleh dunia maritim dan selalu berperan aktif di kancah internasional.
Salah satunya sebagai salah satu anggota Tokyo MoU dimana KPLP selalu aktif berpartisipasi dalam acara Technical Working Group dan Port State Control Committee (PSCC) mengenai standard kelaiklautan dan keamanan kapal.
Tokyo MoU adalah organisasi Port State Control (PSC) yang terdiri dari negara-negara anggota di Asia Pasifik. Organisasi ini bertujuan mengurangi pengoperasian kapal di bawah standard internasional lewat kerja sama kontrol di masing-masing negara anggota.
Setiap kapal harus menerapkan aturan standard International Maritime Organization (IMO) dan International Labour Organization (ILO), antara lain terkait keselamatan di laut, perlindungan lingkungan maritim, kondisi kerja, dan kehidupan awak kapal.
"Tugas kita adalah memastikan setiap kapal, terutama kapal-kapal asing yang masuk wilayah perairan Indonesia telah memenuhi standar internasional," katanya.
KPLP memiliki hubungan kerjasama dengan Sea and Coast Guard berbagai Negara seperti UK Coast Guard dan US Coast Guard, baik untuk melakukan pemantauan dan patroli bersama, maupun untuk bekerjasama dalam hal peningkatan kapasitas SDM.
Salah satu contoh kerja sama dengan Coast Guard Singapura terkait penanganan kecelakaan kapal feri di Selat Singapura yang merupakan salah satu selat tersibuk di dunia.
Kerja sama tersebut diresmikan dalam acara Indonesia-Singapore Joint Ferry Mishap Contingency Plan (FMCP) Table Top Exercise Tahun 2018.
"Dengan pemberlakun FMCP ini, dapat memfasilitasi koordinasi antara Ditjen Hubla, Basarnas, dan Maritime and Port Authority of Singapore (MPA Singapore) dalam melakukan aksi yang terintegrasi dan bertujuan memastikan penyelenggaraan operasi pencarian dan penyelamatan yang cepat dan tepat sasaran untuk menyelamatkan jiwa bilamana terjadi kecelakaan kapal penyeberangan," ungkap dia.
KPLP dan MPA Singapore secara rutin melakukan latihan bersama sehingga kedua negara dapat mempelajari dan memahami penanganan terhadap kecelakaan kapal penyeberangan dengan konsep real situation.
Latihan ini diharapkan dapat mengidentifikasi hambatan yang mungkin terjadi pada Indonesia dan Singapura dalam penanganan kecelakaan kapal penyeberangan.
Sementara itu, menjaga kelestarian lingkungan maritim juga menjadi hal penting yang selalu dilakukan KPLP. Saat ini, secara rutin KPLP selalu bekerjasama dengan Phillipina dan Jepang untuk menggelar latihan bersama dalam rangka menanggulangi musibah tumpahan minyak, kebakaran kapal, pencarian dan pertolongan orang yang jatuh ke laut, serta menguji dan mengevaluasi kemampuan personel dan peralatan, baik secara local dengan melibatkan beberapa instansi terkait melalui Kegiatan Marine Pollution Exercise (Marpolex).
Dharma Jala Prajatama! (omy)