Oleh : Redaksi
JAKARTA(BeritaTrans.com) – Sektor transportasi, logistik serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi salah satu industri penggerak signifikan pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal itu itu diungkapkan Ketum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi, baru baru ini.
Baca Juga:
KAI Logistik Resmi Kantongi Sertifikasi Halal
Dia mengemukakan optimisme terhadap proyeksi pertumbuhan sektor tersebut pada tahun 2023 dan dimasa-masa mendatang, mengingat Pemerintah juga optimistis memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2023 sebesar 5,1%-5,3% atau lebih tinggi dari proyeksi perekonomian global tahun 2023 yang diperkirakan berada pada kisaran 2,2% hingga 2,7%.
“Optimisme 2023 itu kita bisa dilihat dari sisi pencapaian investasi di berbagai sektor industri di tanah air, termasuk disektor transportasi dan logistik. Disisi lain kita ketahui geopolitik di Eropa memang masih mempengaruhi perekonomian global, namun kondisi ekonomi disana-pun membaik juga. Apalagi target investasi di Indonesia pada tahun ini mencapai Rp 1.400 Triliun atau melebihi tahun 2022 lalu yang tercatat 1.200 Triliun,” ujar Yukki di Jakarta.
Baca Juga:
AstraPay Mendukung Pembayaran Non Tunai Untuk Layanan Transportasi Umum di Indonesia
Yukki mengungkapkan, berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi Penanaman modal dalam negeri (PMDN) ataupun penanaman modal asing (PMA) disektor Transportasi, Pergudangan dan Telekomunikasi pada tahun 2022 tercatat Rp.134,3 Triliun.
Pencapaian realisasi investasi Sektor Transportasi, Pergudangan dan Telekomunikasi pada tahun lalu tersebut berada di posisi ketiga setelah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya yang mencapai Rp.171,2 Triliun yang menempati posisi pertama. Adapun di posisi kedua yakni sektor Pertambangan yang mencapai Rp.136,4 Triliun.
Baca Juga:
SCI Tanggapi Sri Mulyani Soal Kinerja Logistik
Namun realisasi PMA/PMDN sektor Transportasi, Pergudangan dan Telekomunikasi pada 2022 itu masih melampaui sektor lainnya seperti sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran sebesar Rp.109,4 Triliun, serta Sektor Industri Kimia dan Farmasi yang tercatat Rp.93,6 Triliun.
“Patut kita syukuri bahwa sektor Transportasi, Pergudangan dan Telekomunikasi tersebut termasuk dalam lima besar capaian realisasi PMA/PMDN pada tahun lalu,” tutur Yukki.
Pada 2022, realiasi PMA untuk sektor Transportasi, Pergudangan dan Telekomunikasi mencapai US$ 4,1 Milliar dan PMDN-nya sebesar Rp.75,1 Triliun.
Oleh karenanya, imbuh Yukki, semua pihak perlu berkolborasi dan sama-sama menjaga untuk terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi nasional sehingga bisa terus berlanjut pada tahun ini maupun tahun-tahun berikutnya.
Apalagi, Presiden Joko Widodo juga telah menyampaikan arahan untuk mempercepat berbagai perizinan investasi serta pengembangan ekosistem hulu dan hilir dari Electric Vehicle (EV) mulai dari baterai hingga industri otomotif berbasis EV, perencanaan roda 4 atau roda 2, perencanaan ekosistem, maupun insentif yang perlu diberikan.
Sektor UMKM
Yukki mengemukakan, sektor UMKM juga mengalami pertumbuhan signifikan termasuk dari sisi investasi-nya pada tahun 2022 yang mencapai Rp.318,6 Triliun.
Kementerian Investasi/BKPM mencatat terdapat lima besar sektor UMKM di Indonesia pada tahun 2022 yakni UMKM Perdagangan dan Reparasi, Jasa Lainnya, Konstruksi, Hotel dan Restoran, Tanaman Pangan Perkebunan dan Peternakan. Adapun sebaran lokasi UMKM itu berada di Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia tahun 2022 tumbuh sebesar 5,31 persen, lebih tinggi dibanding capaian tahun 2021 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,70 persen.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 19,87 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 16,28 persen. [lam/ny]