BMKG: Indonesia Bakal Terjadi Kemarau Kering Karena Fenomena El Nino

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 06/Jun/2023 13:20 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring, Selasa (6/6/2023). Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring, Selasa (6/6/2023).

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi Indonesia akan mengalami musim kemarau karena adanya fenomena El Nino.  

Fenomena El Nino berpotensi menyebabkan musim kemarau yang terjadi lebih kering dari biasanya.

Baca Juga:
Update Gempa Bumi Magnituto 7,3 di Mentawai, Ini Penjelasan BMKG!

"Untuk kali ini, dua fenomena itu terjadi bersamaan, sebagaimana tahun 2019 ada kejadian El Nino dan IOD positif," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers, Selasa (6/6/2023).

Dwikorita menjelaskan, El Nino dikontrol oleh suhu muka air laut di Samudra Pasifik, sedangkan IOD positif dikontrol oleh suhu muka air laut di wilayah Samudra Hindia. Kedua fenomena tersebut pada saat ini mengarah pada kondisi yang mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi lebih kering.

Baca Juga:
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Buruk di NTT dan NTB Hingga 11 April

"Jadi keduanya saling menguatkan kondisi tersebut dan inilah yang perlu disampaikan perkembangannya," ujarnya.

Berdasarkan data pengamatan suhu muka laut di Samudra Pasifik, La lina telah berakhir pada bulan Februari 2023. Kemudian sepanjang periode Maret- April 2023 indeks El Nino-Southern Oscillation (El Nino) berada pada fase netral, yang mengindikasikan tidak adanya gangguan Iklim dari Samudra Pasifik pada periode Maret April 2023.

Baca Juga:
Prediksi BMKG: Daerah Ini Waspada Musim Kering Panjang, Siapkan Penampungan Air!

Namun, memasuki bulan Mei 2023 hingga saat ini, fenomena terkait dengan suhu muka air laut di Samudra Pasifik mengalami perubahan yang mengarah pada El Nino di bulan Juni 2023.

"Jadi semakin menghangat di Samudra Pasifik. Itu kita lihat suhu atau temperatur anomali di Samudra Pasifik ini semakin meningkat, saat ini sudah mencapai angka 0,8 yang sudah dekat dengan 1," terang Dwikorita.

"Kalau sampai menyentuh angka 1 berarti El Nino moderat. Saat ini masih 0,8 di bawah 1 itu El Nino-nya lemah namun ada tren untuk segera memasuki moderat. Artinya intensitasnya semakin menguat peluang lebih dari 80%," lanjutnya.

Sementara, terkait IOD yang dikontrol oleh suhu air laut di Samudra Hindia, saat ini berada pada fase mengarah menuju fase positif. Fase itu terjadi mulai bulan Juli hingga Oktober 2023.

"Keduanya terjadi bersamaan dipredksi pada semester 2 ini. Berdampak pada semakin berkurangnya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia selama periode musim kemarau ini," pungkasnya.

Wilayah yang mengalami musim kemarau dini tersebut meliputi: Aceh bagian timur, Sumatera Utara bagian timur, Riau bagian timur, Bengkulu bagian selatan, Lampung bagian selatan, Banten bagian utara, DKI Jakarta, Jawa Barat bagian utara, sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, NTB & NTT, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Kepulauan Maluku, sebagian Maluku Utara.

Kemarau ini juga disebutkan harap diwaspadai adanya bencana oleh faktor alam dan juga adanya faktor manusia seperti untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan yang menyebabkan kebakaran lahan atau hutan. (Fhm)