AP II Bersama InJourney Group Kembangkan Pariwisata Banyuwangi

  • Oleh : Fahmi

Sabtu, 02/Mar/2024 12:40 WIB
Foto:Istimewa Foto:Istimewa

JAKARTA (BeritaTrans.com) - PT Angkasa Pura II yang merupakan pengelola 20 bandara dan bagian dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney Group), mendukung penuh pengembangan pariwisata nasional.

AP II melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) memberi dukungan di sektor pariwisata secara berkelanjutan. 

Baca Juga:
Yeay, Angkasa Pura II dan InJourney Kembangkan Situ Cipanten, Destinasi Wisata Dekat Bandara Kertajati

TJSL kali ini berkolaborasi di antara para anggota InJourney Group yakni AP II, AP I, Sarinah, ITDC, Taman Wisata Candi dan Hotel Indonesia Natour. 

VP of Corporate Communication AP II Cin Asmoro mengatakan kolaborasi para anggota InJourney Group dalam menjalankan program TJSL salah satunya ada di Banyuwangi. 

Baca Juga:
InJourney Terus Berkomitmen Kembangkan KEK Mandalika

AP II sendiri merupakan pengelola Bandara Banyuwangi sebagai pintu masuk wisatawan nusantara dan mancanegara. 

“Bertempat di Banyuwangi, pada 29 Februari 2024 dilakukan seremonial Aktivasi Program Kolaborasi TJSL Member InJourney Group. Adapun di Banyuwangi dijalankan program TJSL untuk mendukung pengembangan dua destinasi wisata,” ujar Cin Asmoro, Sabtu (2/3/2024).

Baca Juga:
Dirut InJourney: Kolaborasi ASEAN-Indo-Pacific Jadi Kunci Kebangkitan Pariwisata

Executive General Manager Bandara Banyuwangi Johan Acton memaparkan program TJSL di Desa Kemiren sebagai Kampung Wisata Osing dan Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen. 

“Di Desa Kemiren, dijalankan pengembangan keahlian para pelaku wisata yang tergabung di dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Pada 15 Februari 2024 telah dilakukan pelatihan Digital Marketing guna mempromosikan Desa Kemiren secara online. Lalu, pada 3 Maret 2024 akan dilakukan pelatihan Hospitality bagi pelaku wisata setempat,” ujar Johan Acton. 

Desa Kemiren merupakan desa yang terletak di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, dan menjadi bagian dari kawasan Ijen Geopark. Mayoritas penduduk desa tersebut adalah suku osing yang merupakan suku asli Kabupaten Banyuwangi. Di Desa Kemiren, dapat ditemui budaya yang beraneka ragam mulai adat istiadat, bahasa, kesenian, tradisi lisan, manuskrip, teknologi, pengetahuan dan permainan tradisional.

Sementara itu, di Taman Wisata Alam Kawah Ijen dijalankan program InJourney Sustainable Tourism guna memastikan keberlanjutan destinasi wisata, melalui penanaman 1.000 pohon cemara gunung.

“Kolaborasi anggota di InJourney Group melakukan reforestasi Lereng Ijen. Sebanyak 1.000 pohon cemara gunung ditanam di Lereng Ijen. Pohon cemara gunung ini merupakan tanaman endemik Gunung Ijen, dan pernah terdampak kebakaran hutan pada 2023,” ujar Johan Acton. 

Di samping penanaman pohon, anggota InJourney Group  juga membuat papan informasi dan penunjuk arah di Tawan Wisata Alam Kawah Ijen. 

Seperti diketahui, Taman Wisata Alam Kawah Ijen merupakan destinasi wisata yang telah terkenal hingga mancanegara. 

Adapun program serupa juga telah dijalankan AP II di daerah-daerah lainnya seperti di Pekanbaru, Tanjung Pinang dan Bandung. (fhm)