Setelah 3 Jam Terbang, Boeing 777-200ER KLM Balik ke Bandara Asal dengan Alasan Tertabrak Burung, Netizen Tepok Jidat sambil Pertanyakan Apa Iya di Ketinggian Segitu Ada Burung

  • Oleh : Redaksi

Senin, 01/Mar/2021 23:01 WIB


AMSTERDAM (BeritaTrans.com) - Pada 28 Februari 2021, setelah terbang sekitar tiga jam dari Amsterdam, kru pesawat Boeing  777-200ER KLM  membuat keputusan untuk berbalik setelah melaporkan serangan burung.

Pesawat itu sedang dalam perjalanan ke Tanzania tetapi berbalik di atas Laut Kreta tepat setelah terbang di atas daratan Yunani.

Baca Juga:
Air France-KLM Pesan 4 Pesawat Kargo Airbus A350

Penerbangan pengalihan yang kembali ke bandara asal sering dijuluki 'penerbangan ke mana-mana'.

Insiden KLM hari Minggu adalah salah satu dari penerbangan ini, menghabiskan waktu sekitar enam jam di udara hanya untuk kembali ke bandara Schiphol Amsterdam.

Baca Juga:
Tabrak Burung, Kaca Depan Boeing 777-200ER PIA Retak, Pilot Alihkan Pendaratan

Pesawat jenis Boeing 777-200ER dengan nama PH-BQD ini berangkat dari Amsterdam pada 28 Februari pukul 09.50 waktu setempat.

Pesawat melintasi benua Eropa dan mendekati Mediterania sebelum kru berbalik, mundur dan akhirnya kembali pada 16:11.

Baca Juga:
Radikal! Penumpang Pesawat KLM, Transavia, dan TUI Tak Lagi Wajib Pakai Masker

Total durasi penerbangan terdaftar sebagai enam jam sembilan menit. Menurut RadarBox.com dan sumber lain, alasan pengalihan ini adalah serangan burung.

Sebuah foto yang diposting ke Twitter menunjukkan kerusakan yang disebabkan oleh pemogokan tersebut, dengan penyok terlihat di penutup mesin.

Serangan burung di ketinggian jelajah?

Satu komentar/pertanyaan di postingan Twitter RadarBox.com merangkum reaksi kami sendiri terhadap laporan ini: "... apakah mencapai ketinggian 35.000 kaki?"

Netizwn lain mungkin dapat saja berkomentar: "Sambil tepok jidat, apa iya di ketinggian segitu ada burung, serius nanya."

Memang, dengan sedikit informasi yang tersedia, sulit untuk mengetahui secara pasti apa yang terjadi dan mengapa pesawat berbalik setelah beberapa jam di ketinggian jelajah, melaporkan serangan burung sebagai alasannya.

Data menunjukkan bahwa ketinggian jelajah sekitar 35.000 kaki, naik ke 36.000 pada satu titik. Foto: RadarBox.com.

Boeing 777 KLM Pernah 2 Kali Bermasalah di Hari yang Sama

Pesawat Boeing 777-200, yang dioperasikan maskapai Belanda, KLM, mengalami masalah transponder dalam 2 kali penerbangan di hari yang sama.

Pesawat itu mendarat dengan selamat di Amsterdam dan di-grounded selama lima jam. Namun, kemudian berangkat untuk melakukan penerbangan kembali ke Kosta Rika tetapi terpaksa kembali ke Amsterdam ketika masalah yang sama terjadi dalam beberapa menit setelah keberangkatan.

Insiden pertama terjadi di tengah penerbangan, tepat di barat daya Cape Verde. Para kru menemukan transponder tiba-tiba berhenti mengirimkan informasi ketinggian.

Menurut laporan, Mode-S dan Mode-C berhenti bekerja sementara yang lainnya tampak berfungsi normal. Namun, pesawat melanjutkan rutenya dan mendarat di Amsterdam tepat waktu, enam jam setelah transponder berhenti berfungsi dengan baik.

Pesawat dengan registrasi PH-BQE itu di-grounded selama sekitar lima jam sebelum kembali beroperasi untuk penerbangan dari Amsterdam ke San Jose, Kosta Rika.

Insiden kedua

Menurut Aviation Herald, yang dirilis simpleflying.com pada Senin (7/12/2020), awak pada penerbangan pulang tidak mengetahui masalah transponder sebelumnya.

Awak melakukan pemeriksaan standar selama keberangkatan ketika mereka menemukan transponder tidak mengirimkan informasi ketinggian.

Namun, seperti edisi sebelumnya, transponder mengirimkan informasi lain. Sementara kru melakukan pemeriksaan tambahan untuk menyelesaikan masalah tersebut, pesawat terus turun dari bandara Amsterdam.

Pengawas lalu lintas udara memberi tahu awak bahwa pesawat tidak dapat melanjutkan jalur penerbangannya saat ini karena akan melewati wilayah udara Inggris; otoritas Inggris tidak akan mengizinkan pesawat apa pun tanpa transponder yang berfungsi. Akibatnya, pesawat kembali ke Amsterdam setelah satu jam berada di langit.

(via/sumber: simpleflying.com).