BMKG Sebut Skenario Terburuk Tsunami di Jawa Timur Dibuat untuk Mitigasi: Jangan Panik

  • Oleh : Dirham

Jum'at, 04/Jun/2021 10:23 WIB
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Dr Daryono. Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Dr Daryono.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, masyarakat tidak perlu panik terkait adanya skenario terburuk gempa bumi dan tsunami di sejumlah wilayah di Jawa Timur.

"Gaduh tsunami Jatim, sebenarnya masyarakat tidak perlu panik karena model skenario terburuk itu dibuat untuk merancang mitigasi. Kapan terjadinya juga tidak ada yang tahu," katanya, Jumat (4/6).

Baca Juga:
BMKG: Indonesia Bakal Terjadi Kemarau Kering Karena Fenomena El Nino

Dia mengatakan, potensi itu juga sama untuk wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Lombok sehingga Sumba. Oleh sebab itu masyarakat tidak perlu panik terkait skenario tersebut.

"Jadi respons mitigasi yang dinanti bukan kepanikan. Potensi itu sama untuk semua wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sumba, bukan Jatim saja," ungkapnya.

Baca Juga:
Update Gempa Bumi Magnituto 7,3 di Mentawai, Ini Penjelasan BMKG!

Dia mengatakan siapun tidak ada yang bisa memprediksi. Kejadian tersebut bisa saja tahun depan atau puluhan tahun selanjutnya.

"Di sini BMKG tidak memberi info kapan. Bahkan kita tidak tahu kapan terjadinya," bebernya.

Baca Juga:
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Buruk di NTT dan NTB Hingga 11 April

Siapkan Masyarakat Siaga Tsunami

Walaupun demikian Daryono mengatakan, BMKG telah menyiapkan masyarakat siaga tsunami. Yaitu kata dia dengan membuat sekolah lapangan gempang, memasang sirine, memasang alat penerima informasi dan warning tsunami.

"Memetakan bahaya tsunami, peta landaan tsunami , memasang rambu, membantu membuat jalur evakuasi dan rekomendasi-rekomendasi mitigasi yang tepat," ungkapnya.

Tidak hanya itu, BMKG juga sudah memasang banyak sensor gempa di Jawa Timur. Hal tersebut untuk memberikan peringatan tsunami dapat dengan terdiseminasi.

"BMKG sudah memasang banyak info dan warning tsunami dapat dengan cepat terdiseminasi. Sehigga memberi manfaat untuk selamatkan masyarakat pesisir. Masyarakat jangan panik, informasi potensi disiapkan untuk respon mitigasi bukan untuk menakuti masyarakat," ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan skenario terburuk gempa bumi dan tsunami di sejumlah wilayah di Jawa Timur. Khusus gempa bumi, diprediksi akan terjadi hingga magnitudo 8,7, sedangkan tsunami bisa mencapai genangan setinggi 30 meter.

Pemetaan skenario terburuk ini berdasarkan hasil evaluasi terhadap beberapa klaster di wilayah Indonesia. Hasil evaluasi menunjukkan, terjadi peningkatan kejadian gempa, terutama di lepas pantai selatan Jawa Timur, selatan Selat Sunda, selatan Jawa Barat, selatan Jawa Tengah serta sebelah barat kepulauan Mentawai.

"Nah sehingga kami menyusuri pantai mulai Jatim sampai Selat Sunda mengecek yang kami khawatirkan dari catatan sejarah gempa-gempa yang kekuatannya di atas M 7,0 diprediksi skenario terburuk kekuatannya M 8,7. Kekuatan M 8,7 ini bisa membangkit tsunami," katanya dalam webinar Kajian dan Mitigasi Gempabumi dan Tsunami di Jawa Timur pada Jumat (28/5).

Dwikorita mencatat, selama ini rata-rata kejadian gempa bumi di Jawa Timur mencapai 300 hingga 400 kali dalam sebulan. Sementara sejak Januari 2021, kejadian gempa meningkat signifikan menjadi rata-rata 600 kali sebulan.

Dari 600 kali gempa bumi di Jawa Timur, ditemukan ada zona kosong. Zona ini dikhawatirkan belum melepaskan energi gempa. (ds/sumber Merdeka.com)