Potensi SDA & Pertanian Subang Diapresiasi Kemenko Perekonomian dan Kadin Nasional

  • Oleh : Taryani

Minggu, 05/Sep/2021 12:51 WIB
Bupati Subang, Kang Jimat saat peninjauan lapangan di Bukit Nyomot. (Ist.) Bupati Subang, Kang Jimat saat peninjauan lapangan di Bukit Nyomot. (Ist.)

SUBANG (BeritaTrans.com) -  Menindaklanjuti program pola kemitraan dalam mendukung pengembangan UMKM dan optimalisasi potensi sumber daya alam dan pertanian,  Bupati Subang H. Ruhimat menerima kunjungan perwakilan Kementerian Koordinator Perekonomian R.I dan Kadin Nasional.

Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut  program permodalan Bank BJB kepada para kelompok tani atas pengelolaan lahan pertanian berbasis pertanian plasma inti serta penanaman buah dan sayur sesuai kebutuhan oftaker.

Menurut Ketua Komite tetap Holtikultura (Kadin Nasional),  Karen Tambayong mengatakan, Kabupaten Subang memiliki potensi ketahanan pangan yang luar biasa.

Sehingga dapat menopang kebutuhan pangan nasional dan bisa meningkatkan kesejahteraan petani bila dikelola dengan baik dan konperhensif.

Hal tersebut menjadi lebih mudah diwujudkan dengan adanya dukungan dari kepala daerah yang memiliki keberpihakan terhadap petani dan program-program pertanian serta memiliki visi untuk menjadikan Kabupaten Subang sebagai pusat ketahanan pangan.

Ia mendukung upaya pemerintah daerah dalam memanfaatkan lahan PTPN dan Perhutani dengan melibatkan partisipasi masyarakat agar selain lahan lebih produktif juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Asdev Pengembangan Agribisnis Holtikultura,  Yuli Sriwilanti menyampaikan dengan potensi sebesar ini Kabupaten Subang mesti memiliki perencanaan dan pengelolaan yang baik, terukur, efisien dan visioner dengan tetap mengedepankan pengawasan agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Kang Jimat mengatakan, selain membantu para petani, pemanfaatan lahan perhutani dibutuhkan untuk mengurangi kerugian negara yang dinilai tidak produktif dan tidak sebanding antara pendapatan dengan pengeluaran.

Dipaparkan, di kawasan milik perhutani tersebut terdapat 80 hektar tanaman jati dengan umur 40 tahun tetapi  hanya bernilai ekonomi sekitar Rp150 juta.

Sedangkan dalam setahun bisa jadi negara harus mengeluarkan berkali lipat pengeluaran rutin wilayah tersebut.

“80 hektar luas tanaman jati berumur 40 tahun hanya senilai Rp150 juta. Sedangkan negara harus menggaji Polhut dan petugas Administrasi tidak sebanding.  Ini sangat merugikan negara dan tidak produktif," ujar Kang Jimat,  Jumat (3/9/2021).

Untuk itu dirinya sangat mendukung program optimalisasi sumber daya alam yang kini sedang berjalan yang tentunya butuh dukungan seluruh pihak sesuai dengan peran masing-masing.

Ia menjelaskan terkait program ini alurnya telah cukup jelas yaitu pemerintah daerah yang menyiapkan regulasi dan siapkan lahan. Dinas terkait menyiapkan sumber daya manusianya.

Permodalan dan pembiayaan disiapkan lembaga keuangan/perbankan (BJB) serta offtaker (Paskomnas)  disiapkan untuk menampung hasil produksi.

Dikatakan, sinergitas tersebut akan membawa perubahan dan meningkatkan kesejahteraan petani,  khususnya dan masyarakat Subang umumnya.

"Mari kita mulai saja kami siapkan di sini ada sumber daya alam dan tentunya legal aspek daripada pengelolaan tempat ini telah terjamin atas dasar LMDH," ujar Kang Jimat.

Pada kesempatan itu dilaksanakan peninjauan lapangan di kawasan pusat ketahanan pangan Bukit Nyomot yang menjadi lahan yang telah dipersiapkan untuk program optimalisasi SDA tersebut.

Hadir dalam Kesempatan tersebut Asda II,  Dr. Nunung Syuhaeri.  Staf Ahli Bupati,  Dr. Dwinan Marchiawati dan Asep Setia Permana.  Kadis PUPR H. Syawal, Kepala Disnakeswan Subang,  Bambang Suhendar.

Selain itu, Kepala DKUPP Subang,  H. Dadang Kurnianudin.  Kabid Buah dan Florikultura Kemenko,  Hendry Sinarmata. Ketua Komite tetap Holtikultura (Kadin Nasional) Karen Tambayong.  Asdev Pengembangan Agribisnis Holtikultura,  Yuli Sriwilanti.

Divisi UMKM bjb,  Agam Gumbilar.  Direktur Operasional Paskomas Soekam dan Pimpinan bjb Cabang Subang,  Dodi Setiawan beserta jajarannya. (Taryani)