Sering Dilempar Batu, Bus Sempati Star Jakarta-Medan Dilengkapi Tameng Jaring Besi

  • Oleh : Fahmi

Jum'at, 08/Okt/2021 22:11 WIB
Ansari berpose dengan bus Sempati Star besasis Scania dengan pelindung kaca depan menggunakan jaring besi yang dikendarainya lintas rute Jakarta-Medan. Ansari berpose dengan bus Sempati Star besasis Scania dengan pelindung kaca depan menggunakan jaring besi yang dikendarainya lintas rute Jakarta-Medan.

BEKASI (BeritaTrans.com) - Sering terjadinya aksi pelemparan yang mengakibatkan sampai pecahnya kaca, beberapa bus khususnya di jalan lintas Sumatera mensiasatinya dengan pemasangan jaring besi atau tameng. 

Tak ayal, bus-bus dengan livery warna warni yang menarik tersebut justru tampak berpenampilan seperti mobil perang yang sangar. 

Baca Juga:
Lika-Liku Perjalanan Bus ALS Bekasi ke Medan, Lalui Lintas Tengah Sumatra Berhari-Hari

Pengemudi bus lintas Medan-Jakarta ini  mengungkapkan alasan dipasangnya jaring besi pengaman di bagian depan bus tersebut. 

"Terjadi pelemparan sepanjang jalan (Sumatera). Sering iya!," kata pengemudi Bus Sempati Star, Ansari kepada BeritaTrans.com dan Aksi.id, saat ditemui BeritaTrans.com di Terminal Bekasi, Jumat (8/10/2021). 

Baca Juga:
Sudah Naik! Ini Tarif Baru Bus Sempati Star Medan-Jakarta, Medan-Banda Aceh

Selain ada pengrusakan, juga adanya kejadian lain yang dikhawatirkan Ansari, misalnya kecelakaan yang diakibatkan pecahan kaca depan bisa membuat fokus bagi pengendara hilang. 

Baca Juga:
Sopiri Bus Sempati Star Bakasi-Medan, Adi Tetap Perlente Selama 3 Hari di Jalan, Begini Aksinya!

Jika tidak dipasang sekat besi jaring-jaring tersebut, dikhawatirkan batu atau pecahan kaca akan mengenai pengemudi. 

"Kalau pakai jaring, aman di kaca. Kalau kita tidak tarok tameng ini, kan fatal kenak ke kitanya," kata Ansari. 

Ansari mengungkapkan pemasangan tersebut yang sebenarnya dapat merusak estetika bus atau penampilan. Namun, demi keamanan atau safety, hal itu tetap harus dilakukan. 

Terlebih lagi, perjalanan lintas yang jauh dapat ditempuh selama berjam-jam untuk sampai ke terminal tujuan. Apalagi bus akan melewati lokasi atau daerah yang rawan aksi kejahatan atau rawan kecelakaan. Keadaan pecah kaca depan dapat membahayakan. 

"Kan fatalnya itu, jauh saat di perjalanan. Kalau kenak sopirnya, matanya, masok jurang kan mobil kan," ujarnya.
Pemasangan tameng pada bus tersebut, bagi pengemudi sebenarnya dapat mengganggu pandangan. Namun, karena sudah biasa, hal itu tidak menjadi masalah bagi Ansari. 

"Awal-awal sih iya mengganggu. Cuman kalau sudah kebiasaan sudah tidak terganggu lagi," ungkap Ansari. 

Kejadian pelemparan masih kerap dialaminya hingga sekarang. Dia juga menunjukan beberapa bekas lemparan pada besi jaring berwana hitam pada bus Sempati Star 66 nya. 

Kepada BeritaTrans.com dan Aksi.id dia menujukkan beberapa titik pada besi yang terkena lemparan batu. Besi yang tampak kokoh tersebut beberapa titik dalam keadaan penyot di bagian tertentu dengan warna sedikit berubah atau lecet. 

"Walau sudah dijaring, sering juga dilempar. Ini buktinya. Ini kenak, bengkok," tunjuk Ansari, sembari menujukan jaring besi yang sedikit membengkok dari keadaan sebelumnya karena terkena pelemparan batu.

Posisi pemasangan yang tidak dilakukan merata hingga bagian samping atau belakang bus juga memiliki alasan tersendiri bagi pengemudinya. 

Ansari menjelaskan, posisi pemasangan yang hanya diperuntukkan bagian kaca depan bus tersebut. 

Batu yang dilempar pada bus, sebenarnya dapat mengenai bagian mana saja pada bus tersebut. Bukan hanya bagian kaca depan, bagian samping bus juga bagian belakang bus. 

"Samping, sering juga yang kenak. Cuman kalau di samping kan begitu dilepar pecah langsung diganti," ujarnya. 

Dia menjelaskan, jika di perjalanan yang paling fatal ialah bagian depan karena bisa membuat konsentrasi atau keadaan sopir tidak stabil dalam mengendarai bus, apalagi untuk menyangkut keselamatan penumpangnya. 

Selain itu, harga kaca juga menjadi faktor lain untuk dilakukannya keamanan dengan pelindung tersebut. 

"Kalau di depan langsung di ganti juga. Cuman harganya mahal," sambung Ansari. 

Lokasi kejadian pelemparan tersebut dikatakan Ansari kerap terjadi di jalan lintas provinsi Aceh. 

"Umumnya pelemparan kalau Sempati Star kan, ya lintas Aceh," ujar Ansari. 

Namun, jika di jalan lintas privinsi lain dia mengaku tidak pernah mengalami hal pelemparan tersebut. 

"Di jalan Medan kemari (Jakarta), sudah jalan hampir setahunan belum ada sih mengalami," ungkapnya. 

Ansari meceritakan aksi pelemparan, biasanya dilakukan oleh orang-orang di sepanjang perjalanan dengan batu. Pelaku pelemparan juga diduganya hanyalah remaja, yang tidak ada kegiatan yang suka iseng. 

"Itu orang iseng sebenarnya. Anak-anak baru gede (ABG) itu kan. Bukan mau ngerampok. Hanya iseng saja. Anak-anak muda itu," katanya. 

Pemasangan pelindung kaca bagaian depan bus biasanya sering dijumpai sepanjang lintas Sumatera. Kawasan daerah rawan dari Aceh hingga Lampung diketahui sebelumnya rawan mulai dari keisengan orang semata namun ada juga aksi kejahatan yang serius. 

Pemasangan tameng besi itu juga tidak hanya dilakukan oleh bus Sempati Star saja, sejumlah PO Jakarta-Padang, Medan-Banda Aceh dan lainnya juga kerap mengenakannya. (fahmi)