Kemenhub Simulasi Penanganan Kecelakaan Kapal di Lintas Ketapang-Gilimanuk

  • Oleh : Naomy

Minggu, 19/Des/2021 18:32 WIB
Simulasi saat terjadi musibah di perairan Simulasi saat terjadi musibah di perairan

 

BANYUWANGI (BeritaTrans.com) – Tingginya intensitas kegiatan pelayaran, khususnya kegiatan penyeberangan antara Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi dengan Pelabuhan Gilimanuk di Bali, memiliki risiko terjadinya kecelakaan kapal baik itu menyebabkan kebakaran, jatuhnya korban maupun tumpahan minyak yang mencemari dan/atau merusak lingkungan laut. 

Baca Juga:
Rebranding! INFA Menjelma jadi INFA & Port

Kementerian Perhubungan c.q. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bersama stakeholder terkait menggelar simulasi pertolongan kecelakaan kapal dan penanggulangan tumpahan minyak di lintas penyeberangan Ketapang Banyuwangi – Gilimanuk Bali. 

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono menyambut baik kegiatan Latihan Simulasi Pertolongan Kecelakaan Kapal dan Penanggulangan Tumpahan Minyak pada Lintasan Penyeberangan Ketapang – Gilimanuk Tahun 2021. 

Baca Juga:
Ditjen Hubla Luncurkan Smart Buoy Pertama di Indonesia

“Ini merupakan sarana untuk menguji kesiapsiagaan personil dan peralatan penanggulangan musibah pelayaran juga sebagai persiapan dan antisipasi kegiatan pelayaran untuk Angkutan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022,” ujar Djoko saat memberikan sambutan serta membuka acara di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Sabtu (19/20/2021).

Peserta dan pelaku latihan merupakan personel yang terpilih dari instansi masing-masing yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam Operasi Pertolongan Kecelakaan Kapal. 

Baca Juga:
Indonesia Tuan Rumah ASEAN Hydrographic Survey Workshop 2023

“Untuk itu besar harapan saya kiranya pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam Latihan Simulasi Pertolongan Kecelakaan Kapal dan Penanggulangan Tumpahan Minyak pada Lintasan Penyeberangan Ketapang – Gilimanuk Tahun 2021 dapat bermanfaat sebagai upaya mewujudkan kesiapan dan kesiagaan dalam upaya pertolongan terhadap insiden kecelakaan kapal,” urai Djoko.

Penyelenggaraan Angkutan Laut Nataru akan dilaksanakan mulai H-8 (17 Desember 2021) hingga H+7 (8 Januari 2022). 

Bersamaan dengan penyelenggaraan angkutan laut nataru ini dilakukan pula kegiatan pemantauan dan pengendalian lalu lintas dan angkutan laut melalui Posko Angkutan Laut Nataru.

“Posko ini merupakan bagian dari Posko Angkutan Natal dan Tahun Baru Terpadu Kementerian Perhubungan dimana Pelabuhan Ketapang merupakan salah satu pelabuhan penyeberangan dengan intensitas penumpang yang cukup padat,” ungkapnya.

Pada penyelenggaraan angkutan laut Nataru diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah penumpang yang menggunakan jasa angkutan laut sebesar 1,2% dibandingkan dengan realisasi jumlah penumpang pada tahun 2020.

Disamping itu, sebelum pelaksanaan simulasi penanganan kecelakaan kapal dan penanggulangan tumpahan minyak, Djoko berkesempatan menyerahkan sertifikat penghargaan, 300 buah life jacket dan 100 ring buoy kepada perwakilan Kelompok Usaha Bersama Nelayan.

Pada kesempatan yang sama, Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha menyampaikan bahwa latihan ini sangat bermanfaat untuk mengetahui gambaran terjadinya kecelakaan kapal.

Dengan begitu, langkah mitigasi dan pertolongan di lapangan dapat kita lakukan dengan cepat, tepat, aman, terpadu dan terkoordinasi.

Arif mengemukakan, latihan kesiapsiagaan musibah pelayaran di laut khususnya penanggulangan pencemaran/tumpahan minyak dilaksanakan secara berkala baik ditingkat regional maupun internasional, nasional maupun lokal seperti Regional Marpolex, National Marpolex maupun Latihan kesiapsiagaan lainnya.

“Pada tahun 2019 telah dilaksanakan Regional Marpolex di Davao Philipina di mana Indonesia menjadi bagian dari Latihan di maksud. Rencananya Regional Marpolex akan kembali dilaksanakan pada tahun 2022 di perairan Makassar," katanya. 

Sementara itu, untuk National Marpolex secara rutin telah dilaksanakan dan terakhir sukses diselenggarakan di Pelabuhan Panjang, Lampung tahun 2020.

Terakhir, Arif menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya latihan ini, serta terus mendukung semua kegiatan terkait peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim.

Sebagai informasi, latihan ini diikuti oleh kurang lebih 17 unsur yang berasal dari berbagai instansi antara lain KSOP Kelas III Tanjung Wangi, Pangkalan TNI AL Banyuwangi, SATPOLAIR Polresta Banyuwangi, BASARNAS, BPTD Jawa Timur, KP3, Stasiun Radio Pantai, Kantor Kesehatan Pelabuhan, PT Pelindo III Cabang Tanjung Wangi, KT. Joyoboyo I dan TB. Perkasa 07, PT. ASDP Indonesia, KMP. Prathita, DPC GAPASDAP, DPC INFA, PT Dharma Lautan Utama, KMP Dharma Rucitra serta KN. Grantin P. 211. (omy)