Gubernur Instruksikan Semua Alun-alun di Jabar Ditutup Tak Ada Perayaan Tahun Baru

  • Oleh : Taryani

Sabtu, 25/Des/2021 08:22 WIB
Alun-alun Kota Bandung. (Ist.) Alun-alun Kota Bandung. (Ist.)

BANDUNG (BeritaTrans.com) – Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat akan melakukan pengetatan aktivitas masyarakat saat libur natal dan tahun baru (Nataru) guna mencegah penularan varian Omicron.

Meskipun Pemerintah Pusat memutuskan tak ada penyekatan jalan, namun Jabar akan lebih ketat salah satunya meniadakan kegiatan perayaan tahun baru.

Gubernur Jabar, Mochamad Ridwan Kamil mengatakan tidak ada kerumunan saat libur Nataru. Karenanya semua Alun-alun di Jabar akan ditutup.

Hal ini sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 66 tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 pada Natal dan Tahun Baru yang salah satunya mengatur tentang Penutupan Alun-alun di Seluruh Wilayah Tanah Air Jelang dan Pasca Pergantian Tahun.

"Kami akan mengetatkan dengan tidak memperbolehkan perayaan tahun baru di ruang publik. Alun-alun dan ruang publik diimbau ditutup selama menjelang tahun baru sesuai arahan Kapolri agar mengurangi potensi kehadiran kerumunan," ujar Gubernur.

Ia mengemukakan hal itu dalam Apel Gelar Pasukan TNI/Polri dalam Rangka Persiapan Pengamanan Natal dan Tahun Baru di Jalan Diponegoro, Kota Bandung.

Gubernur menambahkan, Pemda Provinsi Jawa Barat akan melakukan pengetatan di tempat-tempat wisata. Misalnya dengan melakukan pengawasan yang ketat dalam penggunaan aplikasi PeduliLindungi dan kapasitas pengunjung.

"Akan kita ketatkan di pusat wisata untuk memastikan aplikasi PeduliLindungi benar-benar digunakan, sebagai dasar untuk menyeleksi orang-orang yang punya potensi Covid-19 bisa diskrining melalui aplikasi tersebut juga karena sudah melakukan vaksin kurang lebih dua kali," jelasnya.

"Pasukan-pasukan sudah mengantisipasi (pergerakan orang saat nataru) dengan pengamanan di berbagai titik strategis. Juga dikombinasikan dengan random antigen untuk memastikan yang berpergian itu aman kemudian ada vaksinasi yang sifatnya situasional kita lakukan," imbuhnya.

Gubernur juga memastikan akan memberikan rasa aman kepada masyarakat. Misalnya bisa beribadah dengan aman dan nyaman pada momen hari raya Natal.

"Melihat situasi laporan dari intelijen, laporan dari kemasyarakatan, laporan dari semua pihak insyaallah Jawa Barat kondusif sehingga dipersilakan warga kristiani natal dengan aman dan tenang.

Namun kata Gubernur, tetap ada pembatasan kapasitas jemaat yang bisa beribadah di gereja. Mengingat, pandemi Covid-19 masih belum berakhir sepenuhnya meskipun sudah mengalami penurunan.

"Dalam situasi ancaman ada omicron diimbau sesuai  Surat Edaran Menteri Agama agar ada kombinasi ibadah secara "hybrid" dan kapasitas 50 persen. Mudah-mudahan dipatuhi tanpa mengurangi kekhidmatan kita dan mereka yang sedang beribadah," ungkap Gubernur. (tr)