Jembatan Utama Putus, Belasan Ribu Warga di Cianjur Terisolasi

  • Oleh : Dirham

Minggu, 26/Des/2021 13:35 WIB
BPBD Cianjur telah mengajukan permohonan perbaikan jembatan putus di Kecamatan Cidaun. BPBD Cianjur telah mengajukan permohonan perbaikan jembatan putus di Kecamatan Cidaun.

CIANJUR (BeritaTrans.com) - Sekitar seribu kepala keluarga di Kecamatan Cidaun, Cianjur, Jawa Barat, terisolasi akibat putusnya dua jembatan utama yang dipakai warga untuk beraktivitas. Tak ada jalan alternatif di wilayah itu untuk menuju daerah lain.

"Kami langsung mengajukan ke BNPB agar jembatan yang putus segera diperbaiki karena seribuan kepala keluarga dengan jumlah jiwa lebih dari belasan ribu, saat ini terisolir karena tidak ada akses jalan alternatif yang dapat digunakan," kata Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Labis, Sabtu (25/12).

Baca Juga:
Jembatan Gantung Ambruk di Aceh Utara, Akses Warga Harus Mutar 18 Kilometer

Rudi mengatakan pihaknya langsung mengadakan rapat bersama pejabat PUPR maupun instansi terkait di Pemkab Cianjur. Dalam rapat, disepakati untuk pembangunan jembatan mengajukan anggaran ke BNPB.

"Kami sedang melengkapi persyaratannya karena masih ada yang kurang. Semoga secepatnya dapat terealisasi, sehingga seribuan kepala keluarga di lima desa di Kecamatan Cidaun, dapat kembali beraktivitas seperti biasa," katanya.

Baca Juga:
Jembatan Gantung Putus, 66 Siswa yang Sedang Difoto Drone Akhirnya Tercebur Sungai

Sebelumnya, Jembatan Datar Bolang dan Cisarakan yang menghubungkan Desa Neglasari, Cibuluh, Cimaragang, Karangwangi dan Gelarpawitan, putus akibat derasnya air sungai usai hujan turun dengan intensitas tinggi selama satu pekan terakhir.

"Jembatan putus dan ambruk akibat luapan sungai Cimaragang setelah diguyur hujan deras, kedua jembatan tersebut, merupakan akses utama penghubung lima desa di Kecamatan Cidaun, akibatnya sekitar 15 ribu jiwa terisolir," kata Kepala Desa Gelarpawitan, Heri Kuswanto.

Baca Juga:
Jembatan Gantung di Lebak Banten Putus, 9 Siswa Terjatuh

Hingga saat ini, aktivitas warga di kelima desa lumpuh total, namun warga yang terpaksa melakukan aktivitas harus menantang maut menyeberangi sungai berarus deras.

"Tidak ada akses jalan lain, selain menyeberangi sungai kalau hendak bepergian, sehingga kami berharap segera dibangun kembali jembatan yang putus," katanya.

Longsor Jalur Utama Cianjur Selatan

Sementara itu Rudi Labis menyebut jalan utama penghubung wilayah selatan Cianjur, di Kecamatan Sukanagara yang sempat tertutup longsor bisa dilalui kendaraan lagi dari kedua arah, namun petugas mengimbau pengguna jalan untuk ekstra hati-hati saat melintas.

Satu unit alat berat dan dua unit truk jungkit (dump truck) milik PUPR Jawa Barat dikerahkan. Alat berat itu langsung menyingkirkan material longsoran.

"Menjelang pagi alat berat yang datang, langsung menyingkirkan material longsor yang menutup jalur utama penghubung antar kecamatan di wilayah selatan Cianjur, sedangkan tim gabungan berusaha menyingkirkan pohon berbagai ukuran yang terbawa longsor," katanya.

Rudi menyebut pihaknya masih membersihkan material longsor berupa lumpur dan batu kerikil agar tidak menyebabkan kecelakaan bagi pengendara yang melintas.

"Untuk saat ini, arus kendaraan dari kedua arah sudah dapat melintas, meski di lokasi longsor laju kendaraan tersendat karena alat berat masih bekerja membersihkan sisa longsoran.

Pihaknya tetap mengimbau pengendara yang melintas di sepanjang jalur utama wilayah selatan Cianjur, untuk ekstra hati-hati dan waspada karena curah hujan masih tinggi dengan intensitas lama.

"Kami imbau pengguna jalan untuk tidak berhenti di daerah rawan bencana karena di sepanjang jalur selatan terdapat tebing tinggi yang rawan longsor dan tidak memarkir atau berhenti di bawah pohon yang rawan tumbang," katanya.

Sebelumnya jalur menuju wilayah selatan Cianjur, tepatnya di Kecamatan Sukanagara-Pagelaran, lumpuh sementara karena tertutup longsor setinggi 5 meter. Tidak ada korban jiwa atau kerugian materiil dalam peristiwa tersebut, namun arus kendaraan terhenti total selama beberapa jam. (ds/sumber Antaranews.com/CNNIndonesia.com)