AS Tuding Rusia Gunakan Senjata Terlarang Gempur Ukraina

  • Oleh : Taryani

Kamis, 03/Mar/2022 10:19 WIB
Amerika Serikat mengatakan Rusia bersiap  meningkatkan invasi ke Ukraina dengan menggunakan senjata mematikan yang dilarang. (Foto: AP) Amerika Serikat mengatakan Rusia bersiap meningkatkan invasi ke Ukraina dengan menggunakan senjata mematikan yang dilarang. (Foto: AP)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan, Rusia bersiap meningkatkan invasi ke Ukraina menggunakan senjata mematikan yang dilarang.

Hal tersebut disampaikan Thomas-Greenfield dalam sambutannya di Sidang Majelis Umum PBB Sesi Khusus Darurat, Rabu (2/3/2022) waktu setempat.

"Kami telah melihat video pasukan Rusia memindahkan persenjataan yang sangat mematikan ke Ukraina, yang mana itu dilarang dalam pertempuran," kata Linda Thomas-Greenfield, seperti dikutip CNN, Kamis (3/3/2022).

"Persenjataan itu termasuk munisi tandan dan bom vakum, yang dilarang di bawah Konvensi Jenewa. Kami telah melihat konvoi senjata mematikan sepanjang 40 mil menuju Kiev," imbuhnya.

Thomas-Greenfield juga mengatakan bahwa Putin terus meningkat serangan ke Ukraina dalam beberapa hari terakhir. Ia bahkan telah menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi, mengancam akan menyerang Finlandia dan Swedia.

Ia juga menekankan bahwa setiap langkah yang diambil Rusia telah mengkhianati PBB dan bertentangan dengan semua yang diperjuangkan organisasi tersebut.

Dalam kesempatan ini, Thomas-Greenfield juga memuji warga Rusia yang memprotes perang dan mendesak tentara Rusia untuk meletakkan senjata mereka.

"Yang benar adalah bahwa perang ini adalah pilihan satu orang dan satu orang saja: Presiden Putin. Itu adalah pilihannya untuk memaksa ratusan ribu orang memasukkan hidup mereka ke dalam ransel dan melarikan diri dari negara itu," kata Thomas-Greenfield.

"Untuk mengirim bayi yang baru lahir ke tempat perlindungan bom darurat. Membuat anak-anak penderita kanker meringkuk di ruang bawah tanah rumah sakit, mengganggu perawatan mereka, pada dasarnya Putin menjatuhkan hukuman mati kepada mereka. Itu adalah pilihan Presiden Putin. Sekarang saatnya kita yang membuat keputusan," imbuhnya.

Thomas-Greenfield juga dengan mendorong negara-negara anggota PBB untuk menyetujui resolusi yang mengkritik Rusia atas invasi Ukraina.

Sebelumnya, Rusia disebut menggunakan bom vakum atau bom termobarik saat menyerang Ukraina, demikian pernyataan duta besar Ukraina untuk Amerika Serikat.

"Hari ini mereka menggunakan bom vakum, yang sesungguhnya dilarang konvensi Genewa," kata dubes Oksana Markarova, setelah pertemuan dengan anggota Kongres AS, seperti dikutipReuters.

"Kehancuran yang coba dihantamkan Rusia ke Ukraina sangat besar."

Sebelumnya video yang direkam CNN Internasional juga memperlihatkan pasukan Rusia tampak mengangkut sistem pelontar TOS-1 (senjata termobarik) ketika bergerak menuju Ukraina pada akhir pekan lalu.

Senjata termobarik ini juga dikenal sebagai bom vakum dan memiliki daya ledak dan daya hancur lebih besar dari senjata konvensional, berpotensi menjadi senjata pemusnah massal.

Ledakan bom termobarik juga bertahan lebih lama dari senjata lain. Bom vakum bisa berbentuk beberapa ukuran, mulai dari granat berpeluncur roket untuk pertempuran jarak dekat, hingga versi besar yang dapat digunakan dari pesawat. (tr/Sumber:CNN)