Oleh : Naomy
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) melalui Pusat Kebijakan Lalu Lintas, Angkutan dan Transportasi Perkotaan menggelar FGD terkait penyusunan perumusan kebijakan kereta api ringan atau Light Rail Train (LRT) di Jakarta, Selasa (29/11/2022).
FGD ini digelar untuk melihat kesiapan
operasional LRT Jabodebek dan juga
menjaring perspektif dari para stakeholders terkait dalam operasional LRT ke depannya.
Baca Juga:
Badan Kebijakan Transportasi Luncurkan E-library Terintegrasi 28 Perpustakaan Kemenhub
Kepala Pusat Kebijakan Lalu Lintas, Angkutan dan Transportasi Perkotaan (LLATP), Eddy Gunawan menyampaikan bahwa saat ini LRT secara overall telah mencapai 92,59%, dengan rincian lintasan 1 Stasiun Cawang-Harjamukti sebesar 95,93%.
Selanjutnya lintasan 2 Stasiun
Ciliwung-Dukuh Atas 92,1%, lintasan 3 Stasiun Halim-Jatimulya sebesar 90,94%.
Baca Juga:
Insan Transportasi Diminta Terus Beradaptasi Hadapi Tantangan
Menurutnya, banyak yang perlu dicermati dalam aspek pelayanan dan keselamatan operasional LRT mengingat LRT menggunakan Grade of Automation (GoA) level 3, di mana LRT akan dijalankan driverless tanpa masinis.
"Secara garis besar arah rekomendasi
kebijakan yang dibutuhkan dalamn
pengoperasian LRT adalah terkait integrasi, layanan dan manajemen rekayasa lalu lintas LRT menjadi hal yang perlu diperhatikan seperti Pengendalian Lalu Lintas melalui TDM seperti Congestion Pricing, Park and Ride,
Parking Policy," urai Edy.
Baca Juga:
Gelar KAMI Awards, Kemenhub Terus Dorong Keterlibatan Masyarakat Majukan Transportasi
Selain itu rekayasa lalu lintas (transisi)
pengalihan maupun pembatasan pergerakan di tiap koridor LRT akan sangat membantu occupancy rate LRT.
"Serta Konektivitas Feeder LRT Jabodetabek Lintas Pelayanan melalui
kebijakan re-routing angkutan berbasis Bus," tutur dia. (omy/Baketrans)