Ketua Umum PBNU Gus Yahya Dukung Pemerintah Tegur Pemudik Motor Bonceng Tiga

  • Oleh : Dirham

Rabu, 05/Apr/2023 09:36 WIB
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mendukung saran MTI yang meminta meminta pemerintah menegur pemudik dengan sepeda motor lebih dari satu penumpang.  Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mendukung saran MTI yang meminta meminta pemerintah menegur pemudik dengan sepeda motor lebih dari satu penumpang. 

YOGYA (BeritaTrans.com) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mendukung saran Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) yang meminta pemerintah menegur pemudik dengan sepeda motor dan lebih dari satu penumpang, alias bonceng tiga.

"Sudah benar, aturannya kan begitu ya memang, tegur sajalah," kata Gus Yahya di UIN Sunan Kalijaga, Sleman, DIY, Senin (3/4).

Gus Yahya mengimbau kepada masyarakat agar memperhatikan dan menaati aturan lalu lintas yang berlaku demi keselamatan masing-masing saat musim mudik lebaran nanti.

Dia menambahkan NU pun telah menyelenggarakan program mudik bareng dengan moda transportasi yang disiapkan dan harapannya masyarakat bersedia memanfaatkannya.

"Kami mengupayakan untuk menyediakan fasilitas mudik bersama. Mudah-mudahan nanti banyak pihak lain yang juga melakukan hal yang sama sehingga masyarakat terbantu," pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan, pemerintah harus berani menegur pemudik dengan sepeda motor yang membawa lebih dari dua penumpang dan membonceng demi keselamatan mereka.

Menurut Djoko, pemerintah harus menghentikan perjalanan mereka diminta kembali ke rumah.

"Pemerintah tidak hanya menghimbau, akan tetapi harus berani menyatakan melarang mudik sepeda motor membawa anak-anak. Apapun alasannya, setiap pemudik yang ketahuan membawa anak-anak dengan sepeda motor harus dihentikan perjalanannya," kata Djoko dalam keterangan resmi dikutip, Senin (3/4).

"Dapat diminta kembali ke rumah atau disediakan kendaraan yang akan membawa ke daerah tujuan," imbuh Djoko.

Dia menambahkan sejauh ini memang tidak ada larangan mudik menggunakan sepeda motor. Namun, akan lebih baik jika memilih alternatif lain seperti menggunakan transportasi massal.

"Pasalnya, mudik memakai sepeda motor, terlebih motor bermesin kecil, sangat berbahaya dan terlalu banyak risikonya. Apalagi kalau mudiknya berboncengan dan membawa anak pula. Sebaiknya dipikirkan dengan matang," ucap Djoko.

Djoko menegaskan, penggunaan sepeda motor dengan penuh muatan berisiko saat di jalan. Sepeda motor dinilai sebagai alat transportasi yang paling berisiko atau rentan, karena tubuh kita tidak dilindungi oleh bagian kendaraan tersebut.

Berbeda halnya dengan memakai mobil atau kendaraan lain, tubuh akan lebih terlindungi manakala terjadi kecelakaan di jalan. (ds/sumber CNNIndonesia.com)