INACA Dukung Penuh Percepatan Pemulihan Bisnis Penerbangan Nasional

  • Oleh : Naomy

Kamis, 02/Nov/2023 17:17 WIB
Ketua Umum INACA (tengah) Ketua Umum INACA (tengah)


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) menyatakan bisnis penerbangan nasional pada tahun 2023 ini telah mengalami pemulihan pascapandemi Covid-19. 

Data dari Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa lalu lintas penumpang domestik pada tahun 2022 mencapai 56,4 juta dengan rate recovery mencapai 71% dibanding tahun 2019. 

Baca Juga:
INACA Bareng IBS Software Gelar FGD Manajemen Gangguan Proaktif Operasional dan Awak Penerbangan

Sedang penumpang internasional tahun 2022 berjumlah 12,6 juta dengan rate recovery 34%. 

Untuk lalu lintas kargo domestik pada tahun 2022 mencapai 436.821 ton dengan rate recovery 76% dibanding tahun 2019, dan kargo internasional tahun 2022 berjumlah 328.698 ton atau rate recovery 64%.

Baca Juga:
INACA Sambut Positif Penurunan Biaya di Industri Penerbangan

Diperkirakan lalu lintas  penumpang domestik pada tahun 2023 mencapai 74,7 juta atau 94% dari tahun 2019 dan lalu lintas penumpang internasional berjumlah 28 juta atau 75% dari tahun 2019.

INACA meyakini bisnis penerbangan Indonesia akan segera pulih. 

Baca Juga:
INACA Gelar Indonesia Aero Summit 2024: Eksplorasi Jalan Pertumbuhan Industri Penerbangan

"Namun demikian ada beberapa tantangan yang saat ini sedang dihadapi industri penerbangan nasional. Cepat atau lambatnya pemulihan bisnis penerbangan nasional bergantung pada bagaimana stakeholder penerbangan nasional menyikapi tantangan-tantangan tersebut," tutur Ketua INACA Denon Prawiraatmadja usai Rapat Umum Anggota (RUA) INACA tahun 2023 di Jakarta, Kamis (2/11/2023).

Rapat dipimpin langsung Ketua Umum INACA dan diikuti oleh pengurus dan anggota INACA. 

Agenda rapat adalah laporan pertanggungjawaban kegiatan dan keuangan dari pengurus selama tahun 2023 dan diskusi terkait kondisi bisnis penerbangan nasional.

“Setidaknya ada tiga tantangan yang saat ini dihadapi dan perlu mendapat perhatian serius oleh stakeholder bisnis penerbangan nasional, baik operator dan regulator," katanya. 

Pertama terkait sistem importasi suku cadang (spareparts) pesawat, kedua harga bahan bakar avtur yang cenderung naik, dan ketiga perbaikan tarif penerbangan. 

Menurut Denon, jumlah permintaan jasa penerbangan saat ini cenderung naik, tetapi jumlah pesawat yang beroperasi justru turun. 

Hal ini salah satunya karena proses importasi spareparts pesawat yang membutuhkan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. 

Akibatnya banyak pesawat yang perlu waktu lama dirawat di MRO dan tidak bisa segera dioperasikan.

Selain itu, harga avtur yang cenderung naik karena kondisi sosial politik global seperti perang Rusia-Ukraina dan perang Israel-Palestina juga mempengaruhi biaya operasional penerbangan. 

"Biaya avtur mencapai 36% dari total biaya operasi penerbangan (total operating cost/ TOC) sehingga naik turunnya harga avtur berpengaruh pada total TOC," ungkap dia. 

Terkait bahan bakar pesawat, selain memperbaiki harga avtur, juga perlu dipikirkan mengenai penggunaan bahan bakar berkelanjutan (sustainable aviation fuel/ SAF) di operasional pesawat.

Sedangkan perbaikan tarif penerbangan perlu segera dilakukan karena tarif yang berlaku sekarang ditetapkan pemerintah pada tahun 2019, di mana kondisi saat itu sudah berbeda dengan saat ini terutama dari sisi harga avtur dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Selama tahun 2023 INACA telah melakukan advokasi dan kegiatan lain untuk turut menyelesaikan tantangan tersebut guna mempercepat momentum pemulihan bisnis penerbangan nasional. 

"Kami telah bekerjasama dengan stakeholder lain baik di dalam maupun luar negeri," imbuh Denon. 

Seperti Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Kementerian Perhubungan, dan kementerian lain, juga pabrikan pesawat Boeing, Airbus, Embraer, Asosiasi Maskapai Penerbangan Internasional (IATA) dan yang lainnya.

INACA berharap pemulihan bisnis penerbangan nasional dapat dipercepat dengan meningkatkan kerja sama yang erat antar stakeholder untuk menyelesaikan tantangan-tantangan yang saat ini sedang dihadapi.

INACA adalah satu-satunya asosiasi maskapai penerbangan nasional Indonesia yang beranggotakan 31 maskapai penerbangan, terdiri dari 10 maskapai penerbangan berjadwal, 19 maskapai penerbangan tidak berjadwal dan dua maskapai kargo. (omy) 

?>
https://svps17huda.com/