Peningkatan Layanan KRL Lintas Rangkasbitung Dorong Perekonomian Masyarakat, KAI Commuter Terus Kembangkan Sistem Integrasi

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 08/Mei/2024 16:29 WIB
Foto:Istimewa Foto:Istimewa

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Jalur Hijau, sebutan untuk rute Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang, sudah menjadi potret perubahan di dunia transportasi tanah air. 

Penumpang lebih leluasa mengakses berbagai destinasi dari pusat kegiatan ekonomi masyarakat seperti Pasar Tanah Abang, Pasar Kebayoran Lama, Bintaro Jaya Xchange Mall, hingga tempat wisata di sepanjang jalur ini, berkat integrasi antarmoda.

Baca Juga:
KAI Commuter Prediksi 1 Juta Penumpang Gunakan KRL pada Hari Senin Awal Pekan Ini

Tak ayal ini membawa dampak langsung terhadap kegiatan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Hal ini tak lepas dari pengembangan yang terus dilakukan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan. Sebelum tahun 2013, Jalur Hijau hanya melayani sampai Stasiun Serpong, namun dengan pengembangan dilakukan hingga April 2013, layanan Commuter Line sampai ke Stasiun Maja. 

Ada delapan stasiun dioperasikan bersamaan yakni Stasiun Cisauk, Cicayur, Parung Panjang, Cilejit, Daru, Tenjo, Stasiun Tigaraksa, hingga Stasiun Cikoya. Pertumbuhan pengguna dan perkembangan pemukiman di Lintas Hijau ini juga mengalami perkembangan signifikan. 

Baca Juga:
Antisipasi Lonjakan pada Libur Panjang Waisak, KAI Commuter Tambah 6 Perjalanan KRL Yogyakarta-Palur

Volume pengguna Commuter Line lintas Tanah Abang – Rangkasbitung mengalami tren kenaikan setiap tahunnya. Di tahun 2015 silam, tercatat sebanyak 45,07 juta lebih pengguna. Sedangkan pada tahun 2017 setelah dioperasikannya Stasiun Rangkasbitung, terjadi peningkatan volume pengguna sebanyak 43% atau sebanyak 64,43 juta pengguna. 

Sempat mengalami penurunan jumlah pengguna pada masa pandemi, mulai tahun 2023 total volume pengguna Commuter line pada lintas tersebut meningkat kembali hingga mencapai 64.899.516 pengguna.     

Baca Juga:
Penumpang KRL Jabodetabek Senin Pagi Capai 385.226 Orang

Peningkatan volume pengguna per stasiun pada lintas Tanah Abang – Rangkasbitung juga semakin terlihat. Stasiun Cisauk, salah satunya. Di awal pengoperasian stasiun ini, rata-rata penggunanya sebanyak 3.100 orang per harinya. Pada akhir 2017, volume pengguna di Stasiun Cisauk tercatat sebanyak 5.000 orang per hari. Kini volume pengguna di stasiun ini terus meningkat dan tercatat sebanyak 9.000 orang per harinya, tiga kali lebih banyak dari awal pengoperasian Stasiun Cisauk. 

Selain itu Stasiun Maja, pada awal pengoperasian rata-rata penggunanya sebanyak 1.300 orang per harinya. Kini volume pengguna di stasiun ini tercatat sebanyak 3.400 orang per harinya, atau 144% lebih banyak dari awal pengoperasian Stasiun Maja. 

Tak ketinggalan juga Stasiun Tenjo yang turut menorehkan tren kenaikan volume pengguna. Di awal beroperasi tercatat rata-rata pengguna sebanyak 1.400 orang per hari, dan saat ini sudah mencapai lebih dari 3.400 orang per harinya.

KAI Commuter juga terus menambah jadwal perjalanan pada lintas Stasiun Tanah Abang – Stasiun Rangkasbitung. Pada awal tahun 2015 jumlah perjalanan Commuter Line pada lintas tersebut sebanyak 148 perjalanan tiap harinya. Tahun 2017, setelah Stasiun Rangkasbitung dioperasikan untuk layanan Commuter Line jumlah perjalanan bertambah menjadi 197 perjalanan per hari. Sedangkan saat ini jadwal perjalanan Commuter Line Rangkasbitung sudah melayani sebanyak 205 perjalanan setiap harinya. 

Tentunya dengan penambahan jadwal perjalanan, pembangunan sistem persinyalan dari manual menjadi persinyalan elektrik juga dilakukan oleh pemerintah melalui DJKA. Ini dilakukan untuk menjaga headway perjalanan Commuter Line pada lintas tersebut. Penambahan jalur ganda hingga pembangunan prasarana stasiun juga dilakukan. Kini, panjang total lintas Tanah Abang – Rangkasbitung sepanjang 145,538 KM. Ini merupakan lintas terpanjang layanan Commuter Line.

Tentunya perkembangan layanan Commuter Line ini berbanding lurus dengan pertumbuhan perekonomian yang salah satunya ditandai dengan bertambahnya pembangunan pemukiman di sekitar stasiun. Pembangunan Kawasan pemukiman berorientasi _transit oriented development_ (TOD) juga dilakukan di Stasiun Rawabuntu. Selain itu, pemukiman-pemukiman yang berada disekitar Stasiun Maja, Stasiun Tigaraksa, Stasiun Tenjo, Stasiun Cilejit dan Stasiun Daru juga bertambah dan mulai muncul pemukiman-pemukiman baru di sekitar stasiun lainnya.

KAI Commuter bersama DJKA dan pihak swasta juga terus berkolaborasi agar dapat meningkatkan fasilitas layanan untuk pengguna Commuter Line.  Salah satunya dengan pembangunan Tunnel Jurangmangu untuk akses dari Stasiun Jurangmangu ke arah Bintaro Jaya Xchange dan JPO Pondok Ranji menuju Apartemen Bintaro. Di Stasiun Cisauk juga dibangun akses untuk menuju perumahan Bumi Serpong Damai. 

Pengembangan integrasi juga terus dilakukan untuk memudahkan masyarakat dalam menggunakan Commuter Line. Stasiun Tanah Abang, Stasiun Palmerah, dan Stasiun Kebayoran dilengkapi dengan akses integrasi antar moda yaitu TransJakarta dan angkutan perkotaan. 

Pemerintah juga menggandeng pihak swasta untuk membangun Stasiun Jatake yang berlokasi antara Stasiun Cicayur dan Stasiun Parung Panjang yang nantinya untuk layanan naik dan turun pengguna Commuter Line. Di samping juga adanya proyek pembangunan Stasiun Baru Tanah Abang untuk meningkatkan kapasitas volume pengguna menjadi tiga kali lipat, dari 100 ribu penumpang menjadi 300 ribu pengguna per hari.

Dengan terus meningkatnya layanan perjalanan Commuter Line di berbagai wilayah diharapkan bisa menjadi pilihan utama transportasi dalam melakukan mobilisasi serta diharapkan menjadi penggerak perekonomian daerah di sekitar stasiun yang dilayaninya.(fhm)