Oleh : Naomy
YOGYAKARTA (BeritaTrans.com) – Sangha Theravada Indonesia (STI) Bersama keluarga Buddhis Theravada Indonesia (Astinda, Magabudhi, Wandani, dan Patria) kembali menggelar Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) dan Āsālha Mahāpūjā 2568 tahun 2024.
Baca Juga:
InJourney Dukung Penuh Pengembangan Wisata Candi
Acara ini akan berlangsung di Taman Lumbini, kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 12-14 Juli 2024.
Pembukaan acara dilakukan hari ini pukul 08.00 oleh Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama Supriyadi.
Baca Juga:
InJourney Kolaborasi dengan MBMI, Hadirkan Pabbajja Samanera di Candi Borobudur
Sejak 2015, Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) telah menjadi kegiatan rutin yang menarik umat Buddha baik dari dalam maupun luar negeri.
Tahun ini, ITC diikuti sekitar 1.600 peserta, termasuk Bhikkhu dari Thailand, Sri Lanka, Myanmar, dan Kamboja. Kedubes Sri Lanka akan hadir untuk pertama kalinya dan mengikuti acara selama tiga hari penuh.
Baca Juga:
InJourney Group Gelar Familiarization Trip Spiritual Borobudur
Teks-teks Tipitaka yang akan dibaca tahun ini adalah Suttapiṭake Majjhimanikāye Majjhimapaņņāsapāli Gahapativaggo, yang maknanya akan dibedah oleh Bhikkhu Santacitto dan Bhikkhu Dhammadhiro Mahathera.
Para Samanera, Atthasilani, dan Upasaka Upasika juga akan melaksanakan puasa Atthasila selama tiga hari.
“Kegiatan ini adalah sarana untuk mengedukasi umat Buddha dalam memahami serta cara membaca Sutta yang baik dan benar. Mari kita sambut Tipitaka Chanting dan Asalha Mahapuja ini dengan antusias dan keyakinan penuh karena Asalha sebagai hari pembabaran Dhamma sangat penting bagi umat Buddha,” jelas Bhikkhu Gutadhammo Mahathera, Ketua Panitia acara.
Pembacaan kitab suci Tipitaka akan diikuti dengan kegiatan Pradaksina Candi Borobudur pada 13 Juli 2024 pukul 16.00 bersama peserta ITC. Acara akan ditutup dengan Puja Bhakti Agung Asadha pada 14 Juli 2024 pukul 15.00–18.00, yang dihadiri sekitar 6.000 umat Buddha.
Pesan Dharma akan disampaikan oleh Sanghapamokkha Sangha Theravada Indonesia Bhikkhu Sri Paññavaro Mahāthera.
Adapun prosesi Āsālha Mahāpūjā akan dimulai pukul 13.00 WIB dengan berjalan kaki (Bhakti Yatra) dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, diiringi kesenian rakyat Temanggung, barisan Bendera Merah Putih,
Bendera Buddhis, Bhinneka Tunggal Ika, Amisa Puja, dan kereta Kencana Mahādhātu yang membawa Relik Sang Buddha.
Tahun ini, ITC memperkenalkan kereta baru: Kereta Tipitaka yang dirancang oleh Bhikkhu Sri Paññavaro Mahāthera dan dibuat oleh Sanggar Nakula Sadewa Magelang pimpinan I Nyoman Alim Mustapa.
Kereta berwarna keemasan ini menggabungkan unsur budaya nasional dari candi-candi dan budaya Buddhis ASEAN. Pada kirab dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, akan ada dua kereta kencana.
Acara ini didukung Kementerian Agama, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko atau InJourney Destination Management.
Kolaborasi ini memperkuat Candi Borobudur sebagai destinasi spiritual tourism kelas dunia, sesuai dengan nota kesepahaman pemanfaatan Candi Borobudur dan Prambanan untuk kepentingan umat Buddha dan Hindu.
InJourney Destination Management memastikan kenyamanan dan keamanan seluruh umat Buddha yang melaksanakan ibadah di Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur. Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan yang baik diterapkan agar destinasi TWC Borobudur tetap nyaman selama proses revitalisasi tahap kedua.
“Kami berkomitmen menjaga kenyamanan pengunjung, baik reguler maupun tematik seperti ITC dan Āsālha Mahāpūjā ini. Semoga proses revitalisasi tidak mengusik kenyamanan dan ketenangan kawasan, sehingga aktivitas ITC dapat berjalan lancar dan berkesan,” jelas Direktur Utama InJourney Destination Management Febrina Intan.
Candi Borobudur menjadi simbol toleransi dan kebersamaan, menjadikan Indonesia Tipitaka Chanting & Āsālha Mahāpūjā 2568/2024 khidmat, kondusif, dan nyaman bagi umat dan masyarakat.
"Momen ini menandai kebangkitan nilai-nilai spiritual Borobudur, menggaungkan semangat toleransi dalam keberagaman untuk mewujudkan Harmony in Diversity," ungkapnya.
Sejalan dengan upaya InJourney Destination Management dalam mengembangkan dan mempromosikan spiritual tourism di Candi Borobudur.
Kegiatan ini diharapkan membangun harmoni antar pemangku kepentingan dalam menjaga dan memelihara Candi Borobudur sehingga bisa memberi kemanfaatan serta kesejahteraan bagi semua pihak di sekitarnya.
“Indonesia Tipitaka Chanting & Āsālha Mahāpūjā 2568/2024 adalah bukti nyata bertumbuhnya spiritual tourism di Candi Borobudur. Aktivitas spiritual di destinasi TWC mendorong pariwisata berkualitas dan berkelanjutan, memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar,” pungkas Febrina. (omy)