Kemenhub-Dekranas Gelar Pelatihan Wirausaha di Kawasan Wisata Mandalika

  • Oleh : Naomy

Minggu, 08/Nov/2020 14:29 WIB


LOMBOK (BeritaTrans.com) Kementerian Perhubungan dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) gelar pelatihan wirausaha masyarakat di daerah wisata Mandalika dan sekitarnya. Hal ini guna mendukung Program Pemerintah Pembangunan Pariwisata pada lima Destinasi Super Prioritas dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.Kegiatan pelatihan dibuka Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Sugihardjo di Sheraton Senggigi Beach Resort, Lombok, Sabtu (7/11/2020).Dia menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja sama untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan ini guna mengembangkan kriya kerajinan tangan Indonesia.Acara pembukaan pelatihan ini ditandai dengan pemukulan rabana rea, yang merupakan alat musik khas sumbawa, serta penyematan tanda peserta yang disaksikan oleh Kepala BPSDM dan Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) BPSDM Perhubungan, Andajani Sugihardjo, yang sekaligus sebagai Ketua Pelaksana Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Melalui Pelatihan Wirausaha Baru Bagi Pengrajin di Daerah Wisata Mandalika dan sekitarnya."Kegiatan ini merupakan sinergi antara Kementerian Perhubungan, Dekranas dan Mitra Kerja untuk membimbing, melatih, dan mendampingi peserta pelatihan kriya guna menghasilkan produk yang marketable," ujarnya.Melalui kegiatan ini, Kemenhub bekerjasama dengan Dekranas, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara ataupun swasta, memberikan wujud nyata bahwa pemerintah hadir untuk mempertahankan martabat kerajinan sebagai cipta karya yang bernilai seni budaya dan bernilai ekonomi guna menjaga kelangsungan kerajinan daerah sebagai salah satu cara untuk melestarikan budaya bangsa.Sugihardjo menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Bapak Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, untuk bisa mendorong agar daerah wisata bisa berkembang. Dalam pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata dibutuhkan 3A, yaitu Attaction, Accessablity, dan Amenities.Ada 3A yang dibutuhkan dalam pengembangan sektor pariwisata, yaitu Attraction, yang mana budaya lokal menjadi daya tarik wisata, Accessability, yang mana Kemenhub telah membangun dan mengembangan infrastruktur transportasi, khususnya pada daerah-daerah wisata agar mempermudah para wisatawan menuju tempat wisata, lalu Amenities, yaitu tidak hanya hotel dan kuliner saja yang menunjang para wisatawan betah di tempat wisata, tetapi juga kerajinan khas daerah wisata tersebut yang bisa dijadikan sebagai souvenir dan cinderamata urai Sugihardjo.Selain peningkatan kompetensi bagi pengrajin untuk terus berinovasi dan berkreasi dalam pengembangan produk kerajinan nasional, dalam pelatihan ini juga memberikan pembelajaran kewirausahaan bagi pengrajin dengan memanfaatkan teknologi untuk pemasaran produk. Dari perkembangan teknologi saat ini diharapkan dapat tercipta proses transformasi bagi para pengrajin untuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas barang kerajinan yang diciptakan yang pada akhirnya dapat meningkatkan pengembangan usaha kerajinan. "Selain meningkatkan kualitas dan kuantitas kerajinan yang dibuat, saat ini para pengrajin juga dipaksa untuk dapat menyesuaikan diri dengan sistem penjualan melalui e-commerce sebagai salah satu media pemasaran yang lebih luas tanpa batasan ruang dan waktu," ungkapnya.Sugihardjo berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan kompetensi bagi seluruh pengrajin dan juga merangsang tumbuhnya sentra-sentra usaha dan wirausaha baru untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian secara ekonomi bagi masyarakat di wilayah mandalika, Lombok dan sekitarnya.Lebih lanjut dia mengemukakan bahwa kegiatan ini tidak hanya sebatas sampai pelatihan saja, tetapi juga bekerjasama dengan beberapa pihak, seperti Angkasa Pura, dan BUMN lainnya untuk mendukung pemasaran hasil karya produk.Para peserta pelatihan ini akan mendapat materi pelatihan yang bagaimana bisa menghasilkan produk yang marketable, sehingga setelah produk-produk hasil karyanya selesai, bagaimana pemasarannya, khususnya secara online. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan pihak BUMN, yang tidak hanya memberikan pelatihan management, tetapi juga menyediakan outlet-outlet sebagai tempat penjualan, sehingga kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai pelatihan saja," tambah dia. Pada kesempatan yang sama, Ketua DWP BPSDM Perhubungan Andajani Sugihardjo melaporkan, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan skill bagi pengrajin agar menghasilkan produk kerajinan tangan unggulan, meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam, seni, budaya dan kearifan lokal, serta membina para pelaku usaha untuk dapat meningkatkan pemasaran produk kerajinan tangan unggulan.Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kompetensi SDM pengrajin di wilayah Nusa Tenggara Barat dalam berinovasi dan berkreasi, agar dapat menghasilkan produk kerajinan tangan unggulan, meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam, seni, budaya dan kearifan lokal di wilayah Nusa Tenggara Barat, serta sebagai program pembinaan bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah sehingga dapat meningkatkan pemasaran produk kerajinan tangan unggulan, melalui efektivitas promosi dengan memperluas jaringan pemasaran, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi, khususnya di tengah masa pandemi," papar Andajani.Pelatihan ini dilakukan selama lima hari, mulai 7 sampai dengan 11 November 2020, di Sheraton Senggigi Beach dengan mengikuti protokol kesehatan penanganan Covid-19, dengan pembatasan kuota personel dalam satu kelas, pengecekan suhu, penggunaan masker, dan physical distancing. Beberapa jenis pelatihan yang dilakukan yaitu, pengenalan kerajinan wastra, kerajinan kerang, kerajinan patung, kerajinan tamarin serta pemberian materi kewirausahaan oleh Wignyo Rahadi, anggota Dekranasda, dan BPSDM Perhubungan. "Terdapat 100 peserta yang mengikuti pelatihan, terdiri dari keluarga besar Kemenhub, pengrajin serta TNI dan Polri di Wilayah Nusa Tenggara Barat, dan terbagi menjadi enam kelompok kelas kerajinan, yaitu kerajinan wastra 1 (aneka tas, topi pantai, seminar kit, home decor), wastra 2 (kaos, masker, sarung pantai, kipas), wastra 3 (outer), kerajinan kerang, kerajinan kayu, dan kerajinan tamarind.Sebagaimana diketahui bahwa pelatihan ini telah dilaksanakan pada tiga daerah wisata super prioritas lainnya, yaitu Likupang, Danau Toba, dan Labuan Bajo. (omy)