PKS Minta Menhan Prabowo Tuntaskan Buntut Drone China di Selat Malaka

  • Oleh : Dirham

Senin, 04/Janu/2021 11:30 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta mengungkap, pekerjaan rumah alias tugas yang harus dilakukan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terkait kabar drone pengintai berbentuk tabung dan memiliki banyak sensor serta transmiter jarak jauh yang diduga milik China di laut Selat Malaka.

Dia berkata, keberadaan drone pengintai yang diduga milik China di Selat Malaka menunjukkan kemampuan pertahanan Indonesia tertinggal dari sisi teknologi. Menurutnya, Prabowo harus mempercepat pengembangan teknologi penginderaan jarak jauh dalam merespons temuan tersebut.

"Ini pekerjaan rumah menhan yang harus dituntaskan untuk mendorong percepatan pengembangan teknologi penginderaan jarak jauh," kata Sukamta, Senin (4/1).

Dia berkata, pengembangan teknologi penginderaan jarak jauh dapat dilakukan Prabowo dengan menjalin kerja sama dengan beberapa negara untuk alih teknologi. Selain itu, lanjutnya, Prabowo juga harus mendorong riset nasional untuk pengembangan teknologi yang mendukung sistem pertahanan yang andal.

Menurutnya, Prabowo juga perlu segera memperbaiki sistem keamanan teritori agar kejadian drone yang menyelundup di perairan Indonesia tidak terulang lagi di hari mendatang.

Lebih dari itu, Sukamta mengatakan pemerintah harus segera mengungkap asal usul drone di Selat Malaka itu. Dia berpendapat, pemerintah harus melayangkan protes keras dan melakukan tindakan diplomatik yang tegas bila drone tersebut memang milik China.

"Ini sinyal bahwa selama ini wilayah laut kita sangat mudah diterobos pihak asing. Sangat mungkin selama ini sudah banyak drone yang berkeliaran di wilayah Indonesia dan mengambil data-data penting geografis dan potensi laut Indonesia," ucap Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI itu.

"Artinya keamanan nasional kita sangat rentan. Pemerintah harus serius mengungkap asal usul drone tesebut," imbuhnya.

Sukamta juga meminta TNI Angkatan Laut dan Badan Keamanan Laut (Bakamla) memperkuat patroli terutama di pintu-pintu masuk wilayah Indonesia.

Dia mengingatkan bahwa ketegangan di Laut Cina Selatan yang melibatkan China, Amerika Serikat, Australia, dan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara pasti akan berimbas ke keamanan wilayah Indonesia.

Oleh sebab itu, menurutnya, Indonesia harus meningkatkan kewaspadaan dengan melalukan patroli secara ketat.

"Wilayah Indonesia yang berada di zona ketegangan bisa dimanfaatkan oleh negara lain yang sedang berkonflik. Tentu kita tidak mau wilayah kita diobok-obok pihak asing," ucap Sukamta.

Sebelumnya, seorang nelayan Indonesia menemukan benda mirip rudal lengkap dengan kamera di dalamnya di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan saat malam Natal kemarin.

Ahli pertahanan dan keamanan Australian Strategic Policy Institute, Malcolm Davis menduga benda tersebut adalah drone bawah laut yang dikirim China untuk memahami oseanografi dan sifat batimetri bawah laut wilayah tersebut.

Dilansir dari ABC News, Davis mengatakan insiden itu patut diwaspadai lantaran drone itu ditemukan pada rute maritim utama yang menghubungkan Laut China Selatan dengan Samudera Hindia dekat daratan Australia. (ds/sumber CNNIndonesia.com)