Hutan Mangrove di Pasuruan Seluas 3093 Meter Persegi, jadi Benteng Pencegah Abrasi Pantai

  • Oleh : Fahmi

Senin, 01/Feb/2021 16:53 WIB
Pembibitan mangrove sebagai pencegah abrasi pantai. Pembibitan mangrove sebagai pencegah abrasi pantai.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kabupaten Pasuruan kini memiliki kebun bibit (nursery) mangrove untuk memenuhi ketersedian bibit mangrove guna keperluan pembibitan, persemaian, penanaman, dan rehabilitasi mangrove.

Kebun Bibit Mangrove ini dibangun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) menggunakan Anggaran Biaya Tambahan (ABT) Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Tahun Anggaran 2020. 

Baca Juga:
Pj Bupati Lakukan Inspeksi Pasar di Aceh Tamiang

Dikutip BeritaTrans.com dari keterangan resmi Humas Dirjen PRL, Senin (1/2/2021), luas area pembibitan seluas 3.093 m2 dan jumlah bibit sebanyak 500.000 batang dari jenis Rhizophora sp.

Mukarim pengelola Kawasan wisata mangrove dan kebun bibit mangrove di Desa Penunggul, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan mengungkapkan sejak 34 tahun silam, jutaan pohon mangrove berhasil ditanamnya.

Baca Juga:
Hari Bumi, Kodim 0507 dan BPBD Bekasi Lakukan Penanaman Pohon

Mukarim pun menegaskan bahwa mangrove yang tumbuh berjajar menjadi benteng pencegah abrasi atau pengikisan pantai oleh gelombang air laut. Meskipun air laut pasang hingga gelombang laut utara sangat tinggi, jutaan pohon mangrove lah yang menahan dan menyelamatkan perkampungan dari abrasi.

“Sangat aman, warga tak perlu takut dengan abrasi atau banjir rob, karena hutan mangrove di sini sangat banyak, akar dan batang pohon mangrove berfungsi untuk melindungi wilayah pesisir dari abrasi,” kata Mukarim, Sang Pahlawan Mangrove.

Baca Juga:
Lanjutkan Tradisi Kebaikan, FIFGROUP Peduli Berbagi Takjil Menjelang Akhir Bulan Suci Ramadan

Selain tanaman mangrove, Makarim menjelaskan terdapat 14 spesies hewan khas pantai yang bisa dilihat, yaitu bandeng, belanak, glodok, keong, tiram, kerang hijau, kadal, biawak, ular, burung kuntul putih, kepiting bakau, udang putih, rajungan, dan capung.

“Nelayan sekitar memperoleh keuntungan dari mangrove yang kian lestari ini, karena mereka menangkap ikan tidak jauh dari pantai dan bisa menjual hasil tangkapan mereka kepada para pengunjung,” kata peraih penghargaan Kalpataru dan penghargaan Satya Lencana pembangunan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo tersebut.

Melihat keberhasilan ini, Dirjen PRL TB. Haeru Rahayu menyampaikan apresiasi kepada Mukarim atas usaha kerasnya melakukan penanaman dan pelestarian mangrove di Desa Penunggul, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan. 

Tebe juga menyampaikan program Mangrove Center of Excellent untuk pembibitan mangrove sebanyak 100 juta bibit yang dapat digunakan untuk penyediaan bibit pada program penanaman mangrove di Indonesia. 

“Ekosistem mangrove punyai peran penting bagi kehidupan di wilayah pesisir, saya sangat menghargai kerja keras pak Mukarim dalam menanam dan menjaga ekosistem mangrove untuk kesejahteraan masyarakat sekitar. Teruskan semangatnya dan harus ada penerus usaha ini,” ujar Tebe saat bertemu Mukarim pada pertengahan Januari lalu di Pasuruan.

Tebe menegaskan, pihaknya siap memberikan dukungan kepada Mukarim dan masyarakat lain untuk mengembangkan ekowisata mangrove yang lestari, dan tetap menjaga kebersihan pantai dari sampah.

“Program pembibitan mangrove harus dapat memberdayakan masyarakat sekitar untuk bekerja dalam pembibitan mangrove, karena program ini merupakan program padat karya dalam rangka penanggulangan dampak pandemic Covid-19,” tegasnya.(fahmi)