Perempuan Inggris Ini Alami Kesakitan `Mengerikan` Akibat Penyakit Langka

  • Oleh : Redaksi

Senin, 19/Apr/2021 00:01 WIB
Rebecca Bostock mengaku telah mengalami kesakitan yang mengerikan selama 16 bulan. Rebecca Bostock mengaku telah mengalami kesakitan yang mengerikan selama 16 bulan.

Jakarta (BeritaTrans.com) - Kondisi medis langka yang belum berhasil didiagnosis membuat seorang perempuan mengalami kesakitan "mengerikan" selama 16 bulan sebelum diambil tindakan darurat melalui operasi yang menyelamatkan nyawanya, demikian dilaporkan wartawan BBC Steve Mather.

Perempuan itu adalah Rebecca Bostock, seorang warga dari Winchcombe, sekitar 130 km dari ibu kota Inggris, London. Ia mulai mengalami bengkak perut dan kesulitan mencerna makanan pada Januari 2020.

Penyakit misterius itu akhirnya diidentifikasi sebagai Superior Mesenteric Artery Syndrome (SMAS) atau sindrom arteri superior mesenterik ketika ia dilarikan ke rumah sakit pada Jumat Agung tahun ini yang jatuh pada tanggal 2 April.

"Saya tidak ingin orang lain mengalami apa yang saya alami," ujar Rebecca Bostock.

Perempuan berusia 32 tahun itu lantas menjalani operasi darurat di Gloucestershire Royal Hospital. Para perawat di rumah sakit memberitahukannya bahwa mereka baru menangani tiga kasus SMAS dalam tempo 27 tahun, dan penyakit ini dialami oleh kurang dari 1% penduduk Inggris.

Perut bengkak dan tidak bisa napas

Rebecca Bostock juga diberitahu seandainya ia tidak dilarikan ke rumah sakit pada hari itu, mungkin nyawanya tidak bakal tertolong.

"Perut saya membengkak begitu besar sehingga saya tidak bisa bernapas, saya muntah dan tak bisa mencerna obat," katanya seperti dilaporkan wartawan BBC Steve Mather.

Rebecca Bostock, SMAS

SUMBER GAMBAR,REBECCA BOSTOCK

Rebecca Bostock menjalani operasi darurat setelah perutnya membengkak sampai kesulitan bernapas.

 

"Kondisi saya menurun. Mereka memeriksa saya dengan pemindaian dan didiagnosis menderita SMAS dan saya dibawa ke ruang operasi.

"Mereka mengatakan saya memerlukan operasi seketika, jika tidak saya tidak akan bertahan hidup bahkan untuk beberapa jam lagi," ungkapnya.

Rebecca Bostock, SMAS

SUMBER GAMBAR,REBECCA BOSTOCK

Berat badan Rebecca turun drastis karena tubuhnya menolak makanan.

 

Sebelum operasi, Bostock mengatakan ia mengalami kesakitan selama 16 bulan. Gejala-gejala yang ia alami meliputi pembengkangan, demam, muntah, diare dan pusing. Ia juga kehilangan berat badan sekitar 19 kg.

Ia sebelumnya telah beberapa kali berkonsultasi dengan dokter umum dan bagian gawat darurat di rumah sakit tetapi ketika itu ia diberi tahu bahwa rasa sakit yang ia alami kemungkinan disebabkan oleh endometriosis atau irritable bowel syndrome (IBS), sindrom iritasi usus besar.

"Saya dirujuk ke seorang ginekolog pada sekitar karantina wilayah pertama tetapi semua tempat tutup dan saya tidak bisa berkonsultasinya dengannya sampai sebelum kemudian.

"Saya disarankan mengubah makanan, yang semula membantu, tetapi kemudian gejala-gejalanya memburuk lagi sampai saya kesulitan berjalan dan tidak bisa bernapas."

Rebecca Bostock, Chris Turton

SUMBER GAMBAR,REBECCA BOSTOCK

Rebecca Bostock dibawa ke rumah sakit oleh tunangannya, Chris Turton, pada Jumat Agung ketika kondisinya turun drastis.

 

SMAS adalah kondisi yang mempengaruhi sistem pencernaan, yang terjadi ketika bagian usus kecil terjepit di antara dua arteri sehingga menyebabkan penyumbatan sebagian atau penyumbatan total.

Ketahui gejala sejak awal

Operasi darurat dilakukan untuk membuka penyumbatan itu. Sampai sekarang ia belum bisa mengonsumsi makanan padat tetapi ia berharap bisa makan makanan padat dalam waktu dekat.

Rebecca Bostock juga berkeinginan meningkatkan kesadaran akan kondisi yang langka ini sehingga orang lain dapat mengetahui gejala-gejalanya sedari awal.

Rebecca Bostock di rumah

SUMBER GAMBAR,REBECCA BOSTOCK

Rebecca Bostock ingin masyarakat paham gejala-gejala SMAS sehingga segera dapat diambil tindakan.

 

"Saya ingin menceritakan kisah saya untuk meningkatkan kesadaran. Saya merasa beruntung dan lega," lanjutnya.

"Kondisi ini begitu langka dan bahkan para dokter tidak mengetahuinya, jadi membantu orang lain mengenali tanda-tandanya dan bisa mengesampingkannya adalah penting."

(lia/sumber:bbcindonesia.com)