Kisah Investor Gojek `Rugi` Rp 553 T Dalam 2 Pekan, Kenapa?

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 13/Mei/2021 21:28 WIB
Foto:ilustrasi/istimewa Foto:ilustrasi/istimewa

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Meituan-Dianping, salah satu investor Gojek, harus rela kehilangan kapitalisasi pasar US$ 38,96 miliar atau Rp 553,33 triliun (kurs Rp 14.200) dalam dua minggu terakhir, ketika Beijing melakukan pengawasan pada raksasa pengiriman makanan China.

Pada 26 April, Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar (SAMR) China membuka penyelidikan atas "dugaan praktik monopoli" Meituan. Ini investigasi antitrust kedua terhadap perusahaan teknologi dalam negeri. Alibaba adalah yang pertama jatuh dan akhirnya didenda 18,23 miliar yuan atau US$ 2,8 miliar sebagai hasilnya.

Dikutip dari CNBC International, Kamis (13/5/2021), regulator negara tersebut melihat dugaan praktik di mana Meituan memaksa pedagang untuk memilih platformnya dibandingkan saingannya. 

Sejak ditutup pada 305 dolar Hong Kong pada 26 April, saham Meituan telah anjlok sekitar 16%. Pada Rabu, saham naik sekitar 2,5% ditutup pada 255,20 dolar Hong Kong.

Namun, sejak 26 April, perusahaan telah kehilangan sekitar US$ 38,96 miliar. Penyelidikan Meituan menyoroti dorongan yang semakin luas untuk mengatur sektor teknologi China yang sebagian besar telah tumbuh tanpa regulasi yang ketat selama beberapa tahun terakhir.

Pada bulan Februari, China mengeluarkan revisi aturan antitrust yang disebut ditujukan ke perusahaan "platform ekonomi", yang merupakan istilah umum untuk perusahaan internet yang mengoperasikan berbagai layanan dari e-commerce hingga pengiriman makanan.

Menanggapi penyelidikan SAMR, Meituan mengatakan akan secara aktif bekerja sama dengan regulator dalam penyelidikan. Perusahaan berkomitmen mengambil tindakan untuk meningkatkan kepatuhan, menjaga hak dan kepentingan yang sah dari pengguna dan semua pihak terkait, mempromosikan pengembangan jangka panjang industri, dan berusaha untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya.

Sementara penyelidikan SAMR berlangsung - yang dapat mengakibatkan denda multi-miliar yuan - sejumlah insiden telah menambah tekanan pada raksasa pengiriman itu.

Wang Lin, seorang pejabat di Biro Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial Kota Beijing, menyamar sebagai pengemudi Meituan, menghasilkan 41 yuan (U$ 6,37) selama shift 12 jam. Dia juga mengeksplorasi kondisi kerja para pengemudi Meituan.

Perusahaan mengatakan telah memulai rencana dalam hal pengembangan karir pengemudi dan perlindungan hak dan kepentingan mereka.

"Kami tahu ini masih jauh dari cukup, tetapi kami akan terus berupaya untuk meningkatkan pengalaman kerja pekerja pengiriman," kata Meituan dalam sebuah pernyataan dalam bahasa Mandarin, diterjemahkan oleh CNBC.

Tekanan terhadap Meituan-Dianping meningkat setelah CEO Meituan Wang Xing pada tanggal 6 Mei memposting sebuah penggalan puisi di media sosial Fanfou. Dia mendirikan layanan serupa Twitter ini pada akhir tahun 2000-an. 

Cerita tersebut menceritakan kisah seorang kaisar kuno yang membakar buku untuk membungkam para intelektual. Namun dia akhirnya digulingkan oleh dua orang yang tidak berpendidikan. Cerita ini ditafsirkan sebagai kritik terselubung terhadap pemerintahan Xi Jinping. Wang menghapus postingan tersebut dan mengeluarkan klarifikasi pada 9 Mei.

Dia mencatat kaisar digulingkan oleh dua orang yang tidak memiliki banyak pendidikan dan menggunakannya untuk mengekspresikan pelajaran bisnis.

"Ini mengingatkan saya bahwa saingan paling berbahaya biasanya bukanlah yang Anda harapkan. Alibaba telah mengawasi JD.com sejak lama. Pada akhirnya, Pinduoduo yang datang entah dari mana dan bersaing dengan Taobao,"kata Wang dalam bahasa Mandarin.

Taobao merupakan salah satu produk e-commerce milik Alibaba. Pinduoduo adalah saingan yang berkembang pesat.

"Demikian pula, sepertinya Ele.me adalah saingan terbesar Meituan. Tapi apa yang bisa menggulingkan bisnis pesan-antar makanan mungkin bisa jadi perusahaan atau model bisnis yang belum kami perhatikan, "tambahnya. Ele.me adalah aplikasi pengiriman makanan Alibaba.

Tekanan terhadap Meituan datang dari Dewan Konsumen Shanghai, karena beberapa praktik bisnisnya seputar biaya yang dibebankan kepada pedagang dan keluhan lainnya. Dewan Konsumen Shanghai bukanlah regulator, namun Meituan enggan memberikan komentar. (amt/sumber:CNBC Indonesia.com) 

Tags :