PLTS Terapung Cirata Terbesar di Asia Tenggara, Beroperasi Komersial November 2022

  • Oleh : Taryani

Rabu, 04/Agu/2021 11:47 WIB
PLTS Terapung di Cirata terbesar di Asia Tenggara. (Ist.) PLTS Terapung di Cirata terbesar di Asia Tenggara. (Ist.)

BANDUNG (BeritaTrans.com) - Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata Jawa Barat (Jabar) telah mencapai kesepakatan financial close pada 2 Agustus 2021 dengan tiga bank besar.

Sindikasi tiga bank internasional yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Societe Generale dan Standard Chartered Bank siap mendanai pembangunan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara ini dengan nilai sekitar USD 140 juta.

PLTS berkapasitas 145 MWAc tersebut akan beroperasi komersial (Commercial Operation Date/COD) pada November 2022.

Direktur Utama PT PLN (Persero),  Zulkifli Zaini menyampaikan, pencapaian tahap financial close ini merupakan hasil dukungan penuh PLN sebagai pembeli listrik PLTS Cirata dan PT PJB (Pembangkitan Jawa Bali), selaku induk dari PT PJB Investasi (PJBI) dan Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PT PMSE).

Zulkifli optimistis pembangkit ramah lingkungan ini bisa beroperasi komersial sesuai jadwal pada akhir 2022.

Kehadiran  PLTS Terapung Cirata akan menjadi revolusi pengembangan EBT di dalam negeri. Hal itu mengingat pembangkit listrik ini dapat mengimbangi 214.000 ton emisi karbon dioksida.

Pembangunan proyek strategis nasional yang juga masuk dalam pilar "GREEN" transformasi PLN ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pencapaian target bauran energi baru terbarukan nasional sebesar 23 persen pada 2025.

"Keberhasilan pengembangan proyek ini, ke depannya diharapkan akan mendorong proyek-proyek terobosan di bidang EBT dengan harga yang kompetitif,” ungkap Zulkifli dalam siaran persnya, Rabu (4/8/2021).

Harga tenaga listrik dari PLTS ini cukup kompetitif, yakni sebesar USD 5,8 Cent / kilowatt hour (kWh).

PLTS Terapung Cirata akan dijalankan oleh PMSE (Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi) yang merupakan Project Company hasil bentukan dari konsorsium cucu usaha PLN, yaitu PJBI.

Porsi sahamnya  51 persen dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab, Masdar dengan porsi saham 49 persen.

Selain dari sisi pengembangan EBT, PLTS Terapung yang ditargetkan bisa menghasilkan energi 245 juta kWh per tahunnya ini memegang peranan penting dalam elektrifikasi dan sisi pengembangan SDM.

Pembangkit yang menempati area seluas kurang lebih 200 hektare di Waduk Cirata ini akan memasok listrik untuk 50.000 rumah serta menyerap tenaga kerja hingga 800 orang.

Direktur Utama PT PJB,  Gong Matua Hasibuan menyampaikan bangga atas kerja keras  PJBI dan Masdar yang berkolaborasi dengan baik. Sehingga proses pendanaan atas proyek ini didapatkan dalam waktu yang tepat.

"Kami optimistis sinergi yang sangat baik bersama para stakeholder dapat terus ditingkatkan, sehingga proyek ini mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pengembangan bisnis EBT di Indonesia,” ujar Gong Matua Hasibuan.

Dia berharap, kehadiran proyek ini dapat menjadi pionir dan mampu menyulut pengembangan PLTS Terapung yang dapat dikembangkan di waduk lain di wilayah Indonesia.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN),  Pahala Nugraha Mansury mengatakan, sebagai proyek strategis Nasional, PLTS Terapung Cirata diharapkan menjadi percontohan untuk pengembangan pembangkit EBT di daerah lain.

Agar Indonesia dapat mencapai target bauran EBT 23 persen di 2025, serta mendukung upaya pengurangan emisi secara signifikan.
Selain kerja sama internasional, PLTS Terapung Cirata ini merupakan kerja sama pendirian perusahaan patungan antara BUMN Indonesia, PLN, dengan perusahaan milik negara Uni Emirat Arab, Masdar. (Taryani)