Jabar Butuh Pasokan 15 Juta Dosis Vaksin Sebulan

  • Oleh : Taryani

Selasa, 10/Agu/2021 19:39 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. (Ist.) Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. (Ist.)

BANDUNG (BeritaTrans.com) - Gubernur Jawa Barat,  Mochamad Ridwan Kamil minta pemerintah pusat  mendistribusikan vaksin Covid-19 sebanyak 15 juta dosis setiap bulan, sehingga kekebalan komunal atau "herd immunity" di Jabar dapat terealisasi pada akhir 2021.

"Kami per bulannya membutuhkan 15 juta dosis sampai Desember. Total 76 juta dosis untuk 37 juta sasaran bisa dilaksanakan," kata Ridwan Kamil, Senin (09/08/2021).

Ridwan Kamil mengusulkan beberapa hal bertujuan agar pelaksanaan dan pendataan vaksinasi Covid-19 berjalan optimal.

Salah satu usulannya  mengenai data vaksin Covid-19 yang didistribusikan oleh pemerintah pusat.

Pada prinsipnya Pemda Provinsi Jabar mengapresiasi stakeholders yang membantu dengan berinisiatif menggelar sentra-sentra vaksin di kab/kota. Namun datanya perlu lebih dirapihkan agar kelompok sasaran tercatat di provinsi.

Ridwan Kamil meminta agar data dari sentra-sentra vaksin yang digelar atas inisiatif stakeholders agar dilaporkan juga oleh panitia atau lembaga inisiator melalui aplikasi SMILE (Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik Elektronik).

SMILE ini merupakan aplikasi terintegrasi yang digunakan memantau secara "real time" logisitik rantai dingin vaksin dan penyimpanannya di seluruh titik penyedia vaksin dari provinsi hingga tingkat puskesmas dan rumah sakit.

Biar mudah dalam kejernihan data. Mau jenis vaksinnya apapun kalau boleh melewati provinsi sehingga kalau lapor balik ke Pak Menkes, data yang langsung bisa kami pertanggungjawabkan.

Ia mendorong vaksinasi yang dilakukan TNI/Polri melalui program Serbuan Vaksin sekarang bisa 100 persen menggunakan data SMILE.

Sebagian kegiatan TNI/Polri masih dalam proses pelaporan SMILE,  sehingga pencatatan vaksinasi di provinsi belum bisa dikatakan seratus persen akurat.

Ada data yang sudah dirilis. Tapi ada juga yang belum terlaporkan. Untuk itu kami berharap semua dapat memanfaatkan SMILE dengan lebih baik.

Gubernur minta kejelasan data terkait masyarakat yang disuntik vaksin bukan di tempat asalnya. Sebagai contoh, ada warga non-Jabar, tetapi tinggal dan disuntik vaksin Covid-19 di Kota Bandung.

Kemudian ada orang yang ber-KTP Jawa Barat, tapi domisili di provinsi lain. Pertanyaan saya itu dihitung sebagai vaksinnya daerah tersebut. Tapi sebenarnya warga Jawa Barat. Jangan sampai di lapangan terjadi misdata.

Karena menurut Ridwan Kamil, Jawa Barat juga menyuntikkan warga KTP non-Jawa Barat karena vaksin tidak lagi dibatasi oleh KTP, dimana berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik  (BPS) ada 3 jutaan orang non-Jawa Barat yang domisilinya di Jawa Barat yang melakukan vaksin di Jawa Barat.

Usulan terakhir, minta agar tenaga kesehatan yag ada di Puskesmas tidak dipinjam untuk kegiatan sentra vaksinasi. Karena hal ini membuat kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas asalnya untuk menyuntikkan vaksin menurun.

Terakhir, Puskesmas ini kerjanya luar biasa. Tapi sering tertahan oleh sentra vaksin. Tugas utamanya yang rutin akhirnya terganggu,  karena SDM sering dipinjam untuk sentra vaksin. 

Sehingga targetnya seolah under perform. Padahal sedang dalam penugasan. Masukan saya jika ada kegiatan nonrutin yang sentra vaksin kalau bisa SDM-nya jangan mengambil dari Puskesmas. (Taryani)