Kemenhub Siapkan Antisipasi Hadapi Fenomena La Nina Akhir 2021

  • Oleh : Naomy

Sabtu, 30/Okt/2021 09:33 WIB
Menhub dan Kepala BMKG Menhub dan Kepala BMKG


JAKARTA (BeritaTrans.com) – Kementerian Perhubungan telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi menghadapi fenomena La Nina akhir 2021 dan awal 2022.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis, diprediksi La Nina terjadi dampak curah hujan yang tinggi. 

Baca Juga:
DLU Apresiasi Kelancaran dan Kesuksesan Angkutan Laut Lebaran

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikannya saat menjadi pembicara kunci pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BMKG Tahun 2021 bertema “Antisipasi & Kesiapsiagaan dalam Menghadapi La Nina & Bencana Hidrometeorologi” secara daring pada Jumat (29/10/2021).

“Kami telah menyusun rencana aksi sebagai langkah antispasi dan penanganan bencana baik di moda transportasi darat, laut, udara, dan kereta api,” jelas Menhub.

Baca Juga:
Menhub Bahas Kerja Sama Pengembangan Pelabuhan Patimban, Proving Ground Bekasi, dan MRT Jakarta di Jepang

Menurutnya, secara umum, rencana aksi yang disiapkan di masing-masing moda transportasi antara lain, menyiapkan sarana dan prasarana transportasi untuk pelaksanaan evakuasi jika terjadi peristiwa kecelakaan transportasi dan dukungan sarana untuk distribusi obat-obatan serta mobilitas tenaga medis untuk menuju ke lokasi bencana. 

“Rencana aksi telah disiapkan mulai dari jangka pendek yaitu kesiapan Standard Operation Procedure (SOP) di masing-masing moda, serta pelatihan dan simulasi implementasi rencana kontijensi bencana," ungkapnya. 

Baca Juga:
Arus Balik dari Sumatera Menuju Jawa Melalui Penyeberangan Terpantau Lancar dan Terkendali

Jangka panjangnya yaitu pengkajian pembentukan satker khusus penanggulangan bencana. Kajian dilakukan dari berbagai aspek yaitu mulai dari aspek legal, kelembagaan, pendanaan, mekanisme pelaksanaan, serta kajian terkait kerentanan, risiko, dan dampak perubahan iklim pada infrastruktur transportasi.

Lebih lanjut Menhub menjelaskan, menghadapi pemanasan global yang berdampak pada perubahan iklim, perlu ada upaya bersama untuk meningkatkan kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim. 

Dengan begitu, konsekuensi dan potensi kerusakan yang timbul akibat perubahan iklim dapat diatasi.

Dengan menerapkan kebijakan yang ketat mengenai perubahan iklim, diharapkan pula dapat memperlambat dan menurunkan dan menstabilkan tingkat kandungan Gas Rumah Kaca di atmosfer yang menyebabkan pemanasan global.

"Kami terus bersinergi dengan BMKG, dan pemangku kepentingan lainnya seperti Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), KemenPUPR, Pemerintah Daerah dan unsur terkait lainnya, dalam menghadapi dan melakukan penanganan bencana," kata Menhub.

Sementara Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, pada 
Desember 2021 hingga Februari 2022 patut diwaspadai karena curah hujan akan meningkat hingga lebih dari 70%.

“Di Januari 2022 diperdikasi curah hujan akan meningkat di sebagian besar wilayah Indonesia. Peningkatan curah hujan bulanan yang semakin tinggi, dapat mencapai lebih dari 70 persen bahkan ada yang lebih dari 100 persen. Jadi ini perlu kewaspadaan kita semua di sekitar Januari dan Februari,” tutur Dwikorita.

Turut hadir dalam kegiatan ini Menteri Koordinator Bidang PMK Muhadjir Effendi,  Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Ganip Warsito, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi, dan Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Safrizal ZA. (omy)