Tingkatkan Keselamatan Jalan, Ditjen Hubdat Bidik Perubahan dari Hulu Hingga Hilir

  • Oleh : Naomy

Kamis, 18/Nov/2021 12:51 WIB
Direktur Sarana Transportasi Jalan, Risal.Wasal Direktur Sarana Transportasi Jalan, Risal.Wasal

 

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Tingkatkan keselamatan transportasi jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan bidik perubahan dari hulu hingga hilir.

Baca Juga:
Pergerakan Penumpang Angkutan Umum Masih Tinggi

Menurut Direktur Sarana Transportasi Jalan M Risal Wasal, pihaknya terus berupaya mencegah kecelakaan di antaranya dengan memperbaiki sistem manajemen transportasi.

"Kami mengembangkan sistem berbasis teknologi yang diterapkan di kendaraan, jembatan timbang, dan juga pada pengemudi," ujar Risal, Kamis (18/11/2021).

Baca Juga:
H+4 Lebaran,1,2 juta Orang Terpantau Gunakan Angkutan Umum

Dia menyampaikannya dalam Online Focus Group Discussion (FGD)  Manajemen Keselamatan Transportasi Darat Berbasis Teknologi Informasi yang dipandu moderator Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Logistik, Multimoda, dan Keselamatan Transportasi Cris Kuntadi.

Penerapan dengan mengawinkan teknologi informasi ini kata dia telah dilakukan secara bertahap. Misalnya saja Blu e, RFID (Radio Frequency Identification), dan lainnya.

Baca Juga:
Kemenhub Berangkatkan Peserta Balik Gratis Moda Bus dari 9 Terminal

"Kami juga tengah meningkatkan Blu e agar bebas dari pemalsuan, dengan salah satunya pemasangan chip yang serupa dengan yang ditanamkan pada kartu ATM," urainya.

Dengan adanya Blu e ini maka semua data akan terekam dan ini akan memberikan keuntungan bagi pemilik atau pengelola dengan tersimpannya track record selama kendaraan digunakan pengemudi. Baik untuk angkutan umum bus atau angkutan logistik.

Terhadap sistem operasionalnya juga maka akan terbaca di jembatan timbang atau di WIM.

"Bila kendaraan melanggar dengan tidak masuk ke Jembatan Timbang yang dilalui maka akan terekam dan terhubung ke Kepolisian yang selanjutnya akan dikenakan denda saat membayar pajak STNK," kata Risal.

Sedangkan pada armada bus maka akan diketahui berapa jumlah penumpang yang diangkut, berangkat jam berapa dan tiba sesuai target waktunya atau tidak.

Di angkutan penyeberangan juga terdeteksi dan nantinya hanya kendaraan tak kelebihan dimensi dan muatan yang bisa naik kapal untuk menyeberang.

Penataan di kapal juga akan lebih baik lagi karena jelas data kendaraan sehingga dapat ditata dengan tertib dan sesuai alurnya.

Begitu juga dengan angkutan bus by the service (BTS). Melalui sistem manajemen berbasis teknologi ini, diungkapkannya maka semua terekam.

Baik frekuensi dan angkutannya dapat terbaca di big data yang sedang dipersiapkan.

"Intinya kami berusaha memperbaiki dari hulu hingga hilir sehingga keselamatan transportasi dapat terwujud," imbuh Risal. (omy)