Pemda Kota Magelang Gelar Doa Bersama Peringati 167 Tahun Wafatnya Pangeran Diponegoro

  • Oleh : Taryani

Senin, 10/Janu/2022 20:13 WIB
Warga Kota Magelang menggelar doa bersama  memperingati 167 tahun wafatnya Pangeran Diponegoro dan prajuritnya. (Ist.) Warga Kota Magelang menggelar doa bersama memperingati 167 tahun wafatnya Pangeran Diponegoro dan prajuritnya. (Ist.)

KOTA MAGELANG (BeritaTrans.com)  – Warga Kota Magelang menggelar doa bersama  memperingati 167 tahun wafatnya Pangeran Diponegoro dan prajuritnya.

Doa bersama digelar di Museum Pangeran Diponegoro eks Karesidenan Kedu, Kota Magelang.

Kegiatan diisi pembacaan tahlil dan Surah Yasin yang dipimpin Wakil Wali Kota Magelang M Mansyur diikuti para jemaah dan tamu undangan.

Termasuk Sekretaris Daerah Kota Magelang Joko Budiyono, Danramil Magelang Tengah dan sejumlah tokoh agama Kota Magelang.

Wawali M Mansyur mengungkapkan, doa bersama ini sangat tepat mengingat 8 Januari 1855 merupakan hari wafatnya Pangeran Diponegoro atau genap 167 tahun pada 2022 ini.

“Haul dan doa bersama kali ini diselenggarakan untuk mendoakan beliau bersama para syuhada pejuang tanah Jawa, yang telah gugur,” katanya.

Ia berharap semoga Allah SWT rida menerima amal baktinya, dan menempatkan mereka di tempat yang paling mulia, ungkap Mansyur di sela-sela kegiatan.

Pengajian tersebut untuk mengingatkan generasi bangsa, jika mereka memiliki pejuang besar yang layak dihormati dan dijunjung tinggi kehormatannya.

Sekaligus wujud ikhtiar dan tawakal dalam menjunjung tinggi konsep maupun tatanan nilai kebersamaan, membuang egosentris, berdoa bersama mewujudkan cita-cita kemajuan, serta kesejahteraan masyarakat.

“Ini merupakan wujud nyata dari upaya peningkatan iman dan takwa, seperti halnya Pangeran Diponegoro yang merupakan pejuang religius dan taat pada Allah SWT,” imbuh Mansyur.

Ketua Penyelenggara Kegiatan Haul Pangeran Diponegoro,  Achmad Zainuddin BK menambahkan, Pangeran Diponegoro merupakan teladan bagi generasi saat ini karena telah berjuang melawan penjajah Belanda demi bangsa Indonesia.

“Dilihat dari momen ini bisa direfleksikan nilai-nilai perjuangan beliau untuk kebaikan generasi yang akan datang di tengah konteks penjajahan jaman sekarang,” imbuh Zainuddin.

Meski sederhana pelaksanaan doa bersama untuk Pangeran Diponegoro dan prajuritnya itu tidak kehilangan makna.

Harapannya momentum tersebut menjadi titik tolak untuk kegiatan selanjutnya yang lebih besar lagi  dengan melibatkan banyak pihak. (tr)