Kembali Normal: Inggris Cabut Pembatasan Akibat Covid, Tak Perlu Pakai Masker Pula

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 28/Janu/2022 05:24 WIB


LONDON (BeritaTrans.com) - Pemerintah Inggris mencabut aturan pembatasan COVID-19 setelah booster vaksinasinya berhasil mengurangi penyakit serius dan rawat inap. Sementara, Austria mencabut aturan penguncian bagi mereka yang tidak divaksinasi.

Pemerintah Inggris mencabut pembatasan virus corona dan masker wajib, mulai Kamis (27/01), setelah peluncuran booster vaksinasinya berhasil mengurangi penyakit serius dan rawat inap COVID-19. 

Baca Juga:
Indonesia Sudah Izinkan Lepas Masker, Bagaimana Kebijakan Bagi Jemaah Haji?

Kini, siapapun yang berada di Inggris, tidak lagi terikat oleh persyaratan hukum izin COVID untuk masuk ke area publik seperti klub malam dan tempat-tempat besar lainnya. Saran bekerja di rumah juga dihapus oleh pemerintah, termasuk panduan masker di ruang kelas.

Pemerintah Inggris pada awal Desember 2021, telah melakukan langkah-langkah yang disebut "Rencana B”, untuk menghentikan penyebaran cepat varian omicron dan sebagai upaya mengulur waktu agar penduduk bisa penerima suntikan vaksin booster.

Baca Juga:
Wabah Omicron Merebak, Cina Lockdown Kota Berpenduduk 17 Juta Jiwa

Menteri Kesehatan, Sajid Javid mengatakan, peluncuran vaksin pemerintah, termasuk pengujian dan pengembangan perawatan antivirus digabungkan, untuk membuat "beberapa pertahanan terkuat di Eropa,”, sebagai kemungkinan "kembali dengan hati-hati” ke keadaan normal. 

Sajid kembali menambahkan, "saat kita belajar untuk hidup dengan COVID, kita perlu melihat dengan jelas bahwa virus ini tidak akan hilang,”

Baca Juga:
Belanda Hapus Wajib Masker dan Jaga Jarak

Sementara infeksi terus turun, pejabat kesehatan mengatakan, bahwa kasus omicron masih umum di seluruh negeri, terutama di kalangan anak-anak dan orang tua. 

Para pejabat mengatakan, bahwa hampir 84 persen orang berusia di atas 12 tahun di Inggris telah menerima dosis vaksin kedua, dan dari persentase tersebut, ada 81 persen yang memenuhi syarat dan sudah menerima suntikan booster. 

Saat ini, jumlah orang yang berada di perawatan intensif atau ke rumah sakit, menunjukkan tren kasus harian menurun, menjadi di bawah 100.000 selama beberapa hari terakhir, dari puncaknya sempat mencapai 200.00 kasus pada tahun baru.

Perdana Menteri, Boris Johnson mengatakan, pekan lalu terjadi lonjakan infeksi omicron "sekarang telah mencapai puncaknya secara nasional,” 

Jhonson menjelaskan, bahwa ia akan mengeluarkan panduan atau saran baru bagi mereka yang terinfeksi untuk berhati-hati, dari persyaratan hukum sebelumnya harus mengisolasi diri selama lima hari penuh. 

Pejabat kesehatan mengatakan sudah merencanakan strategi pasca pandemi jangka panjang yang memperlakukan COVID-19 lebih seperti flu. 

Sumber: dw.com.