Rusia Bombardir Monumen Holocaustz: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy Serukan Orang Yahudi Dunia Membantunya

  • Oleh : Dirham

Rabu, 02/Mar/2022 17:18 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.

JAKARTA (BeritaTrans,com) - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memanggil seluruh orang-orang Yahudi di dunia untuk tidak tinggal diam atas serangan yang dilakukan Rusia. 

Terlebih, pasukan militer yang dikirim Vladimir Putin telah melesatkan rudal yang menghancurkan menara televisi di Kiev, yang dibangun di lokasi bersejarah Holocaust.

"Saya sekarang berbicara kepada semua orang Yahudi di dunia. Tidakkah Anda melihat apa yang terjadi? Itulah mengapa sangat penting bahwa jutaan orang Yahudi di seluruh dunia untuk tidak tinggal diam saat ini," katanya Zelensky dikutip dari AFP, Rabu (2/3).

"Nazisme lahir dalam keheningan. Jadi berteriaklah tentang pembunuhan warga sipil. Berteriaklah tentang pembunuhan Ukraina."

Rusia sebelumnya dilaporkan menghancurkan monumen peringatan tragedi Holocaust, menurut Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak. Tugu peringatan itu terletak di dekat menara stasiun televisi Kiev.

Situs Peringatan Holocaust Babi Yar pun telah merilis pernyataan yang mengonfirmasi bahwa monumen peringatan itu telah menjadi target serangan Rusia.

"Putin berusaha untuk mendistorsi dan memanipulasi Holocaust untuk membenarkan invasi ilegal negara demokrasi yang berdaulat benar-benar menjijikkan. Ini adalah simbol bahwa dia mulai menyerang Kiev dengan mengebom situs monumen holocaust di Babi Yar," kata Ketua Dewan Penasihat Monumen Holocaust Babi Yar, Natan Sharansky.

Serangan Putin terhadap simbol Yahudi terkait erat dengan sosok Presiden Ukraina Vlodymyr Zelensky. Mengutip dari berbagai sumber, Zelensky lahir pada 25 Januari 1978. Ia lahir dari orang tua Yahudi di kota metropolitan Kryvyi Rih, di Ukraina selatan.

Invasi Rusia ke Ukraina saat ini sudah memasuki hari ketujuh. Perang pecah setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi militer di Donbas, wilayah di timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Rusia.

Pasukan Rusia merangsek masuk Ukraina melalui utara, selatan, dan timur. Ukraina lantas membalas serangan atas nama mempertahankan diri. Perang pun pecah.

Rusia masih terus membombardir sejumlah kota di Ukraina, termasuk ibu kotanya, Kiev. Tak hanya militer, sejumlah warga sipil juga tewas akibat serangan Rusia ini. Total, setidaknya 136 orang di Ukraina tewas di tangan pasukan Rusia. (ds/sumber CNNIndonesia.com)