Pagi Hari Pengolah Ikan Asin di Indramayu Keluar Rumah Berburu Rupiah

  • Oleh : Taryani

Kamis, 03/Mar/2022 08:22 WIB
Kegiatan penjemuran ikan asin dilakukan di bawah sinar matahari yang benar-benar terik. (Taryani) Kegiatan penjemuran ikan asin dilakukan di bawah sinar matahari yang benar-benar terik. (Taryani)

INDRAMAYU (BeritaTrans.com) – Cuaca Kamis (3/3/2022) pagi sinar matahari terasa cukup panas di kulit.  Belasan pria dan wanita bergegas keluar rumah mengendarai  motor menuju pangkalan pendaratan ikan di Kecamatan Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat  di wilayah kerja Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Mulya.

Para pekerja atau pengolah ikan asin ini tampak sedang menjemput rupiah. Tenaga mereka sangat dibutuhkan para juragan ikan  untuk mengolah ikan basah menjadi ikan asin.

Beratus-ratus  kilogram ikan basah yang dihasilkan para nelayan di sana diolah tangan-tangan terampil menjadi ikan asin di salah satu sudut  pengolahan ikan asin  di tepi pantai.

Ikan asin yang diolah para pekerja itu merupakan ikan segar. Atau ikan yang baru saja diturunkan  dari perahu-perahu nelayan. Puluhan perahu nelayan yang  sudah dibekali mesin tempel setiap saat beroperasi mencari hasil tangkapan laut.

Hasil tangkapan laut berupa ikan dipilah-pilah. Ikan yang berukuran kecil atau disebut ikan ruca dipisahkan dan  masuk dapur pengolahan ikan asin.

Sedangkan ikan-ikan yang memiliki kualitas baik dan  layak jual seperti cumi-cumi, udang, rajungan, ikan kembung dan ikan layang dipasarkan para bakul.

Geliat perekonomian wong cilik di pantai Juntinyuat ini setiap saat terus berlangsung. Seakan  tidak terimbas oleh adanya konflik militer Rusia-Ukrania.

 

Sebagian pekerja sedang mengolah ikan basah menjadi ikan asin pada  salah satu rumah produksi milik salah seorang bakul ikan asin. (Taryani)

 

“Alhamdulillah setiap hari bisa membawa pulang hasil keringat untuk keluarga,” ujar Mang Dam, 51. Pria ini sudah  memiliki pengalaman kerja cukup lama mengolah ikan ruca menjadi ikan asin.

Ikan ruca itu diakui jenisnya cukup banyak. Misalnya ikan petek, ikan selar, ikan utik, ikan ekor kuning, ikan tiga waja dan sebagainya yang berukuran kecil.

Beberapa jenis ikan ruca  itu lanjutnya kurang laku dipasarkan. Oleh sebab itu sebelum dijual dioleh terlebih dahulu. Setelah menjadi ikan asin baru lah dipasarkan. 

Daerah pemasaran ikan asin hasil produksi warga Kecamatan Juntinyuat itu tak terbatas di wilayah lokal Indramayu. Tapi tembus keluar daerah di Jawa Barat.  

Dikatakan, mengolah ikan asin dibutuhkan sinar matahari yang terik untuk mengeringkan ikan basah.  Butuh waktu sekitar 3 hari untuk membuat  ikan asin yang kering itu.

Bahan-bahan yang dibutuhkan membuat ikan asin, selain bahan baku berupa ikan basah juga garam.

Garam ini sebagai bahan  pengawet  ikan  alami. Agar tidak mudah rusak sekalipun disimpan dalam jangka waktu relatif lama.

Selain garam,  tidak ada lagi bahan lain untuk membuat ikan asin ini.

Jadi proses produksi pembuatan ikan asin di sana dilakukan secara alami. Hanya dicampur garam. Tanpa bahan kimia lainnya. (Taryani)