Siang Nanti Wukuf Dimulai, Inilah Inti Berhaji

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 08/Jul/2022 06:45 WIB
Jamaah haji berdoa di Padang Arafah, yang juga dikenal sebagai Jabal al-Rahma di tenggara kota suci Mekkah, selama klimaks haji di tengah pandemi Covid-19 pada 30 Juli 2020. (Foto: AFP) Jamaah haji berdoa di Padang Arafah, yang juga dikenal sebagai Jabal al-Rahma di tenggara kota suci Mekkah, selama klimaks haji di tengah pandemi Covid-19 pada 30 Juli 2020. (Foto: AFP)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Prosesi ibadah haji di Saudi Arabia telah memasuki fase penting, yaitu kegiatan wukuf (berdiam diri) di padang Arafah. Berjuta jamaah akan berdiam diri pada saat yang sama,  setelah zuhur, di tempat yang sama untuk berkontemplasi, berzikir dan memohon ampunan Allah. 

Jemaah haji Indonesia mulai berdatangan ke Arafah, Kamis (7/2/2022). Bus rombongan pertama yang ditumpangi jemaah dari kloter 6 embarkasi Lombok (LOP 6) dan Jakarta - Pondok Gede (JKG 29) tiba di Arafah sekitar pukul 08.00 WAS. 

Baca Juga:
Jemaah Haji Wukuf di Arafah Hari Ini, Jumat 8 Juli 2022

Para jemaah selanjutnya langsung memasuki tenda yang sudah disediakan yang berada di Maktab 1. Para jemaah selanjutnya duduk di atas kasur masing-masing sambil melantunkan talbiyah. "Labbaik... Allahumma Labbaik. Labbaika laa syariika laka labbaik..." 

Jamaah haji asal Indonesia menjalani prosesi wukuf dengan pelayanan yang baik dari aparat pemerintah yang bertugas di Saudi. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melakukan pengecekan langsung ke tiga lokasi yaitu Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuna), mulai dari tenda-tenda penginapan hingga klinik Kesehatan dan fasilitas lainnya. 

Baca Juga:
182 Jemaah Calon Haji Akan Disafariwukufkan

Terdapat lebih 200 jamaah haji yang sakit dan sebagian dirawat di fasilitas-fasilitas Kesehatan. Mereka akan dibawa ke Arafah, Muzdalifah dan Mina dan menjalankan ibadahnya di dalam bus perawatan. Di sediakan bus-bus untuk jamaah yang mampu duduk, bahkan untuk mereka yang harus berbaring di tempat tidur. 

Mulai Jumat siang waktu zuhur proses wukuf dimulai. Setelah maghrib nanti para jamaah bergerak ke Muzdalifah untuk mengambil batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumrah di Mina. 

Baca Juga:
Besok Wukuf, Jemaah Haji Bersiap ke Padang Arafah: Malah Sebagian Sudah Tiba

Wukuf 

Prosesi wukuf tersebut tidak bisa ditinggalkan oleh jamaah haji karena merupakan syarat sah ibadah haji. Bahkan sering disebutkan bahwa wukuf merupakan inti ibadah haji. Pendapat ini berdasarkan sebuah hadits: “Inti haji adalah wukuf di Arafah. Barang siapa yang mendapatkan malam Arafah sebelum terbit fajar dari malam jam’ (malam mabit di Muzdalifah) maka hajinya telah sempurna.”

Mahkamah Agung Arab Saudi telah menetapkan bahwa ritual di padang Arafah tersebut akan berlangsung 9 Dzulhijjah yang bertepatan hari Jumat 8 Juli 2022. Dengan demikian, peringatan Idul Adha atau 10 Zulhijah jatuh pada Sabtu keesokan harinya. 

Pelaksanaan wukuf berlangsung sejak matahari tergelincir ke barat (waktu zuhur) hingga maghrib. Semua jamaah haji mengenakan pakaian ihram. Tidak ada perbedaan antara si kaya  dan si miskin. Tak ada perbedaan antara orang berpangkat tinggi dan warga biasa. 

KH Miftahul Ahyar ketika menjadi wakil Amirul Hajj beberapa tahun lalu berpesan, wukuf bukan sekadar datang, duduk, dan diam di Arafah. “Tetapi, merupakan proses perenungan diri untuk mengetahui hakikat siapa diri kita sesungguhnya,” tutur Ahyar, ketika itu. . 

Untuk itu, ketulusan dan keikhlasan dalam melaksanakan ibadah haji menjadi faktor penting. Segala bentuk identitas yang menjadi pembeda satu dengan yang lain harus sudah dilepaskan pada saat niat berihram pada miqat. Usai haji pun harus ada perubahan yang signifikan dari yang kurang baik menjadi lebih baik. 

Wuquf di Arafah itu sebuah ikhtiyar memaknai jeda dalam kehidupan agar dapat menjemput ma'rifah. Ma'rifat adalah maqam tertinggi dalam perjalanan mengenal Tuhan. Karena itu wuquf mensyaratkan sikap i'tirâf. I'tirâf adalah sebuah pengakuan akan kesalahan-kesalahan, pembangkangan atas perintah, pengkhianatan atas peran kehambaan dan kekhalifahan, pemakluman atas kejumawaan, pelanggaran atas spirit kemanusiaan. 

Arafah menghimpun jutaan orang. Itu artinya ada jutaan keragaman yang harus dikenali. Pemahaman akan perbedaan harus dimulai dari ta'arruf. Ta'arruf adalah ikhtiyar saling mengenali, bukan kesombongan minta dikenal. Ta'arruf adalah mutualisme peran yang saling aktif memperkenalkan agar tidak ada klaim yang memunculkan ego merasa paling benar. 

Proses wuquf di Arafah itu merupakan suluk (perjalanan mencari) paling sublim dalam mengenal Tuhan. Sebuah ibadah personal di tengah-tengah perkumpulan manusia sejagat. Suluk ini disebut proses 'irfâni. 'Irfân adalah puncak pengetahuan, di mana peran manusia sepenuhnya tunduk dalam kemahakuasaan Tuhan. Dia yang memilih siapa hamba yang diizinkan menerima "wahyu" kesadaran. Bahkan Musa 'alaihissalam harus menjalani pembelajaran kepada hamba yang saleh  yang terlebih dahulu diberikan 'irfân; dialah Khidir yang disembunyikan. 

Seseorang yang berhasil menjemput kesadaran di Arafah disebut al-'Arif billâh; ia telah mengenal Tuhan. Al-'Arif billâh adalah maqam paling tinggi dalam tasawwuf, yaitu orang yang sudah ma'rifat. Cirinya, ia merasakan dua sifat utama; keberanian dan ketenangan. lâ khaifun 'alaijom wa lâ hum yahzanûn

Perilaku al-'Arif billâh itu diliputi samudera kebajikan, penuh ketulusan dalam melayani kehidupan, tanpa pamrih dalam beramal, sarat dengan karya kebermanfaa'tan. Agama menyebut perilaku ini dengan ma'rûf; sebuah perilaku yang pantas dan mudah dikenali. Lisannya bertutur santun, karyanya menabur kemaslahatan, akhir hidupnya selalu dikenang. 

Kiranya, disitulah inti ajaran berhaji bagi upaya peningkatan ketakwaan pribadi. (Fh/sumber:sinarharapan)