Masih Banyak Kendala untuk Mendapatkan Solar Bagi Pelaku Bus saat BBM Naik: Enggak Masuk Akal!

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 20/Sep/2022 22:42 WIB
Pool bus Sumber Alam yang berada di Pondok Ungu, Bekasi. Pool bus Sumber Alam yang berada di Pondok Ungu, Bekasi.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pelaku usaha otobus  berharap dengan adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM), maka lebih mudah untuk mereka mendapatkan BBM dan tidak ada hal lain  yang justru malah memberatkan pembelian BBM. 

Pemilik PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali mengungkapkan, untuk mendapatkan BBM, ke depannya akan menggunakan Aplikasi My Pertamina. 

Baca Juga:
Tarif Tol Gempol-Pandaan Naik Mulai Hari Ini

Antnony menilai aplikasi tersebut masih banyak mengalami kendala dan sistem keamanannya masih kurang, karena masih bisa dicurangi.  

"Harapannya setelah ada penyesuaian harga BBM ini sebenarnya tidak ada lagi kesulitan mendapatkan BBM-nya. Saat ini yang beralih, isunya ke My Pertamina, karena kami harus register, registernya sedikit agak sulit," ujar Antnony kepada media pada saat konferensi pers persiapan Busworld Southeast Asia 2022 di Jakarta, Selasa (20/9/2021).

Baca Juga:
Tarif Tol Bali Mandara Naik Hari Ini

Pemilik PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali. (Sumber:Facebook PO Sumber Alam)

Anthony menjelaskan, dia pernah mencoba aplikasi tersebut namun masih keluar data yang salah.  Seperti nomor kendaraan, yang terdaftar harusnya berbahan bakar solar tetapi data yang dikeluarkan adalah berbahan bakar pertalite.

Baca Juga:
Gerbang Tol Tomang dan Simpang Susun Ramp D Ruas Tol Dalam Kota Ditutup Sementara Mulai, Perhatikan Jadwal Ini!

"Lalu menganai safetynya data itu masih diragukan.  Karena terjadi di tempat saya sendiri, ada SPBU dimasukan nomor polisinya, keluar disitu bahwa kendaaran ini (bus) minumnya pertalite. Enggak mungkin bus minumnya pertalite," terangnya.

Kemudian untuk Kode QR (QR Code), hal itu dinilainya masih bisa dicurangi oleh siapa saja. Oknum bisa menyimpan kode QR kendaraan tertentu, untuk digunakan oleh kenadaran lain yang belum memiliki aplikasi atau yang tidak terdaftar. Hal itu bahkan pernah dialaminya sendiri. 

"Kemudian ada lagi QR Code. Setelah di pom bensin kami menggunakan QR Code itu, ternyata QR Code itu sudah digunakan di tempat lain (mobil lain), jadi ini enggak bisa terdeteksi," katanya.

Dia mencontohkan, adanya oknum nakal yang menyimpan atau menfoto kode QR salah satu kendaraan, kemudian ada mobil yang hendak mengisi solar di Pom bensin namun belum terdaftar. Maka untuk mempermudah, si oknum menggunkan QR Code punya kendaraan lain yang sebelumnya dia simpan tersebut. 

"Kalau misalkan ada oknum yang nakal ngeluarin QR Code. Katakanlah saya orang pom bensin, QR Code saya foto, terus bapak pakei (mobil) Panter atau mobil diesel, terus mau ngisi enggak bisa, saya scan QR Code yang ini, maka yang termakan jatahnya punya ini. Ini menjadi problem," cerita Anthony.

Anthony berharap dengan dinaikkannya harga BBM saat ini, harusnya semakin dipermudah untuk mendapatkan bahan bakar dan penggunaan aplikasi semakin canggih tanpa adanya pihak yang dirugikan. Hal itu juga untuk demi terlayaninya masyarakat yang akan menggunakan taransportasi umum seperti bus.

"Kalau sudah naik, harusnya sudah canggih. Jangan sampai kami ini melayani masyarakat umum, juga sudah kenak kenaikan, masih dipersulit, dan itu enggak masuk akal," pungkasnya. (Fahmi)