Daya Pikat Halte Bundaran HI Kini, Warga Rela Antri untuk Berswafoto

  • Oleh : Redaksi

Senin, 10/Okt/2022 11:53 WIB
Antrean warga timbul setelah secara bergantian ingin melakukan swafoto berlatar belakang Monumen Selamat Datang dsri Halte Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022).(kompas.com/REZA AGUSTIAN ) Antrean warga timbul setelah secara bergantian ingin melakukan swafoto berlatar belakang Monumen Selamat Datang dsri Halte Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022).(kompas.com/REZA AGUSTIAN )

JAKARTA (BeritaTrans.com) –  Hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day (CFD) di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, pada Minggu (9/10/2022) dimanfaatkan warga untuk berolahraga.

Tak hanya itu, warga yang berolahraga di area CFD kemarin juga menjajal Halte Transjakarta Bundaran HI yang masih dalam tahap uji coba.

Mereka masuk ke halte bukan untuk menggunakan transjakarta, tetapi sekadar foto-foto.

Berdasarkan pantaua banyak warga berpakaian olahraga naik ke lantai dua halte untuk berfoto dengan latar belakang patung atau Monumen Selamat Datang.

Antusiasme warga yang ingin berfoto dari Halte Bundaran HI menyebabkan antrean tak terhindarkan.

Untuk menjaga ketertiban warga, petugas halte terlihat berjaga di spot warga berswafoto.

Secara bergantian warga mengabadikan momen di halte yang hingga kini belum resmi beroperasi tersebut.

Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa begitu antusias berfoto di sana.

Rela tap in hanya untuk foto-foto

Warga bernama Yuni (24) mengaku datang ke Halte Bundaran HI untuk berswafoto setelah berolahraga di area car free day Bundaran HI.

Sebagai informasi, untuk masuk ke Halte Bundaran HI, setiap pengunjung harus menempelkan kartu uang elektronik (KUE) ketika masuk dan keluar halte atau tap in-tap out dan dikenakan biaya Rp 3.500.

"Untuk spot fotonya itu lebih bagus, karena kan di sini banyak bangunan-bangunan tinggi. Jadi kalau di lantai bawah (halte) itu kurang bagus, tapi begitu naik ke lantai atas, fotonya jadi better (bagus)," kata Yuni saat ditemui di lokasi.

Kendati demikian, Yuni harus berhati-hati ketika berjalan di sejumlah sisi di halte tersebut, sebab sampai saat ini proses revitalisasi belum sepenuhnya rampung.

"Walaupun belum nyaman karena kan masih banyak tempelan-tempelan kayak (tulisan) hati-hati, itu saya jadi sedikit worry," ucap Yuni.

Yuni berharap Halte Bundaran HI hasil revitalisasi lebih memudahkan mobilitas masyarakat Jakarta dalam menggunakan transportasi umum.

"Memudahkan masyarakat yang khususnya para pekerja karena aksesnya lebih mudah karena kan sebelumnya kalau mau transit atau berhenti di Bundaran HI itu harus di luar," tutur Yuni.

Foto-foto untuk unggah di media sosial

Tak hanya Yuni, warga bernama Agus mengatakan, desain Halte Bundaran HI yang menarik dapat memikat para pengunjung untuk melakukan swafoto di halte tersebut.

"Menurut saya ini bagus sih jadi bisa ada spot foto baru," kata Agus.

Saat ditanya mengenai polemik Halte Bundaran HI yang dinilai menghalangi pandangan ke arah Monumen Selamat Datang, Agus berujar, hal tersebut tergantung pendapat masing-masing.

"Menurut saya sebetulnya kalau dari jalur pedestrian itu enggak ngehalangin pemandangan, paling terhalang kalau dari poros jalan saja," ungkap Agus.

Agus memaklumi adanya polemik terkait revitalisasi Halte Bundaran HI.

"Memang semua pasti ada yang baru dan ada yang hilang, tapi kalau lebih baik kenapa enggak," kata Agus.

Diwawancarai terpisah, warga bernama Dini mengaku baru pertama kali melihat Halte Bundaran HI setelah direvitalisasi.

Menurut Dini, bangunan baru halte tersebut dapat menarik masyarakat untuk berswafoto di lantai dua halte.

"Tadi pas lagi car free day saya lihat banyak orang pada foto-foto di halte, akhirnya saya tertarik juga (untuk swafoto)," kata Dini

Dini berfoto di halte yang masih dalam tahap uji coba itu untuk diunggah ke media sosial pribadinya.

"Buat posting di medsos," ucap Dini sambil tertawa.  (ny/Sumber:Kompas.com)