Bandara Member InJourney Jalankan Operational Stressed Test dalam Pelayanan Selama Mudik Lebaran

  • Oleh : Naomy

Kamis, 13/Apr/2023 20:39 WIB
Media Gathering Injourney dan Member Media Gathering Injourney dan Member


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Bandara member InJourney yakni Angkasa Pura I dan II jalankan operational stressed test dalam memberikan pelayanan selama periode mudik lebaran.

Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata Maya Watono menyampaikan, persiapannya sudah dlakukan sejak beberapa minggu lalu karena ini sangat penting untuk kesuksesan layanan di Bandara.

Baca Juga:
Bandara Soekarno-Hatta, Juanda, dan Adi Soemarmo Layani Calon Jemaah Haji melalui Makkah Route

"Kita sudah menggodoknya untuk  periode golden ini," tutur Maya di Jakarta, Kamis (13/4/2023).

Berbagai layanan ekselen disiapkan dan yang tak kalah penting adalah tersedianya Posko dan kesiapan antisipasi force majeure.

Baca Juga:
Lewat Program APEX in Safety, ACI dan Bandara Soekarno-Hatta Tingkatkan Standar Keselamatan

President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menyampaikan, pihaknya fokus pada Bandara Soekarno-Hatta karena terbesar dan menjadi bandara asal keberangkatan para pemudik.

"Puncak arus mudik penerbangan diprediksi 19-21 April dan puncak arus balik 29-30 April," ujarnya.

Baca Juga:
Bandara Radin Inten II Pastikan Kesiapan Pelayanan dan Fasilitas untuk Penerbangan Haji 2024

Pihaknya berharap dapat melayani penumpang dengan optimal dengan pergerakan pesawat yang diprediksi mencapai 1.208.
Angkasa Pura II tak hanya fokus pada layanan penerbangan saja namun juga menyiapkan koodinasi terkait transportasi darat yang akan digunakan penumpang usai tiba di Bandara.

Selanjutnya, perusahaan juga memastikan fasilitas layanan penerbangan aman tanpa kendala seperti kebutuhan overlay runway karena tetiba terkelupas atau kondisi apron yang memadai.

"Kedua kami juga menyiapkan ground  handling yang sesuai, tepat, dan terukur dalam melayani pesawat," katanya.

Ketiga antisipasi iregularisasi, seperti kondisi Gunung Merapi, hal lain yang bisa beri impact bukan saja di titik originasi tapi destinasi, dan cuaca ekstrem yang membuat perjalanan tidak maksimal. 

"Rangkaian upaya itu terus dilakukan dan dikawal penerapannya," imbuh Awaluddin.

Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi menyebut, pihaknya telah melakukan mitigasi risiko di seluruh bandara kelolaan untuk angkutan lebaran.

"Lonjakan terbesar diprediksi akan terjadi di Bandara Bali, Surabaya, Makassar, dan Yogya," kata Faik.

Pihaknya juga menerapkan konsep manajemen operasi berbasis trafik untuk memitigasi bila terjadi penumpukan penumpang.

Data kata dia telah diperoleh satu hari sebelumnya. Dengan begitu akan disiapkan sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas tambahan apa saja yang dibutuhkan.

"Kami sudah uji coba dan kini diterapkan untuk mengoptimalkan layanan di Bandara," tuturnya.

Dengan digitalisasi, data dan pencatatan lainnya dapat terukur dan pola ini dapat direalisasikan.

Angkasa Pura I juga berkolaborasi dengan stakeholder terkait di Bandara sehingga dapat mengantisipasi dan memitigasi dengan lebih mudah.

"Misalnya saja terjadi delay, dengan adanya kolaborasi maka kita berusaha meminimalisir waktu keterlambatan," ungkap dia.

Faik menambahkan, pengalaman di angkutan Nataru dan Angleb tahun-tahun sebelumnya dapat menjadi tantangan untuk melayani lebih baik lagi. (omy)