Misi dan Harapan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Boyong Jet Tempur Mirage 2000/5 ke Indonesia

  • Oleh : Dirham

Rabu, 21/Jun/2023 10:26 WIB
Menhan Prabowo menilai kehadiran jet tempur seperti Rafale dan Mirage 200/5 sangat penting untuk pertahanan Indonesia, khususna udara. Menhan Prabowo menilai kehadiran jet tempur seperti Rafale dan Mirage 200/5 sangat penting untuk pertahanan Indonesia, khususna udara.

JAKARTA (Aksi.id) - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto diketahui telah memboyong jet tempur Mirage 2000/5 dari Qatar. Menurut Prabowo, jet tempur sangat dibutuhkan bagi Indonesia yang luasnya seukuran Eropa. 

Kendati sangat luas, faktanya aspek pertahanan Indonesia tidak memadai. Indonesia belum memiliki pertahanan udara yang kuat. 

"Kita perlu alat tempur sebagai suatu pertahanan bagi negara yang cukup besar, dan begini kaya negara kita sebesar eropa, jadi luas kita sangat luas, bayangkan suatu negara sebesar dan sekaya kita tidak punya operasional pesawat tempur," ujar Prabowo di Kemhan, Jakarta Pusat, Senin (19/6/2023). 

Terlebih, kata Prabowo, pesawat Mariage 2000/5 yang bakal diboyong ke Indonesia, bukanlah jet tempur yang biasa. Namun, teknologi canggih yang tak ubahnya seperti pesawat Rafale dari Prancis. 

"Mirage ini yang dari Qatar adalah Mirage 2000/5, ini sangat canggih dan merupakan teknologi yang hampir kompatibel dengan Rafale. Berarti ini bisa dikatakan proses penyesuaian Pilot-pilot kita dengan teknologi menuju Rafale," kata dia. 

Terlebih, kata Prabowo, alutsista tersebut masih relatif muda. Bahkan, rata-rata usia terbangnya masih 10-15 tahun. Diketahui sebelumnya, Indonesia memborong sebanyak 12 pesawat jet Mirage 2000-5 bekas Qatar. 

Meskipun tak baru, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengungkap bahwa pesawat tersebut bisa dipakai hingga 20 tahun ke depan. 
Prabowo menegaskan, Mirage 2000-5 masih sangat layak pakai, terlebih jam terbangnya yang masih sedikit, karena Qatar merupakan negara kecil. 

"Karena Mirage ini cukup canggih dan walaupun dikatakan bekas tapi Qatar adalah negara yang sangat kecil jadi flying hours-nya masih sedikit. Jadi masih bisa kita pakai mungkin minimal 15 tahun, 20 tahun lagi," kata Prabowo saat ditemui di Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/6/2023). (ds/sumber Sindonews.com)