Sindiran Kapolri soal Lulus Ujian SIM Jadi Pemain Sirkus Berujung Studi Banding ke Luar Negeri

  • Oleh : Dirham

Jum'at, 23/Jun/2023 10:33 WIB
Ilustrasi. Ilustrasi.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta agar praktik ujian Surat Izin Mengemudi (SIM) dipermudah sehingga tidak menyulitkan masyarakat.

Kapolri sempat menyampaikan sindiran bahwa ujian praktik pembuatan SIM, yakni manuver angka delapan dan zig-zag layaknya ujian untuk pemain sirkus. 

“Saya kira ini yang di sini kalau saya uji dengan tes yang ada ini mungkin dari 200 ini yang lulus paling 20, bener enggak?” kata Listyo Sigit saat memberikan sambutan dalam upacara wisuda STIK di Jakarta, Rabu (21/6/2023). 

“Enggak percaya? Hari ini langsung saya bawa ke Daan Mogot, kalian Langsung saya uji. Karena yang lolos dari situ pasti nanti lulus bisa jadi pemain sirkus,” ujarnya lagi sambil tertawa kecil.

Oleh karena itu, Listyo Sigit meminta jajarannya segera melakukan studi banding guna mempermudah ujian SIM. Mantan Kabareskrim ini juga meminta Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Irjen Firman Shantyabudi memperbaiki skema tes praktik tersebut. 

Selain itu, dia juga meminta Kepala Divisi (Kadiv) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Irjen Slamet Uliandi, Asops Kapolri Irjen Agung Setya, dan Kakorlantas untuk memperbaiki skema pengajuan permohonan SIM. 

“Yang namanya angka delapan itu masih sesuai atau tidak, yang namanya melewati zig-zag zig-zag itu masih sesuai atau tidak. Saya kira kalau memang sudah tidak relevan perbaiki,” kata Listyo Sigit. 

Tak lama usai sindiran Kapolri, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri memastikan akan melakukan kajian tes manuver angka delapan hingga zig-zag dalam ujian pembuatan SIM. 

Bahkan, Direktur Registrasi dan Identifikasi (Dirregident) Korlantas Polri Brigjen Pol Yusri Yunus mengatakan, pihaknya akan membentuk tim kelompok kerja (pokja) untuk melakukan studi banding ke negara-negara lain terkait proses ujian mendapatkan SIM. 

“Kita akan bentuk tim pokja bahkan memang nanti akan kita lakukan studi banding ke negara-negara yang lain, apakah memang tes praktek zig-zag maupun angka delapan ini masih relevan atau tidak,” ujar Yusri dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (22/6/2023). 

Yusri juga memastikan setiap hal terkait proses ujian SIM akan dikaji sehingga tidak mempersulit masyarakat.

Sempat viral ujian SIM C zig-zag 

Adapun proses ujian SIM C di Indonesia yang berbentuk zig-zag dan manuver angka delapan sempat viral di media sosial. 

Dalam video tersebut, terlihat polisi yang mempraktikkan ujian SIM C harus mengendarai dengan zig-zag untuk menghindari cone-cone di sisi lintasan. 
Selain itu, petugas juga tampak melakukan manuver berputar seperti angka delapan tanpa kaki harus menyentuh tanah. Saat itu, Korlantas Polri menjelaskan alasan di balik bentuk ujian SIM C Indonesia dibuat zig-zag dan berputar seperti angka delapan dimaksudkan untuk melatih keseimbangan pengemudi kendaraan bermotor. 

"Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat kemahiran pengemudi roda dua dalam mengatur keseimbangan tubuh ketika mengemudikan kendaraan di jalan," kata Kasubdit STNK Korlantas Polri Kombes Pol Taslim Chairuddin kepada wartawan pada 10 Desember 2021. 

Menurut Taslim, SIM bukanlah sekedar izin yang dibutuhkan pengendara saat berkendara di jalan raya. 

SIM merupakan bentuk privilege atau penghargaan yang diberikan negara kepada warganya atas kompetensi yang dimiliki dalam mengemudikan kendaraan. Kompetensi itu dibutuhkan seorang pengemudi kendaraan karena mereka dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain ketika di jalan raya. 
"Sehingga pengemudi kendaraan haruslah kompeten," ujar Taslim. (ds/sumber Kompas.com)