Mantap, Menparekraf Naik Kereta Kencana di Desa Wisata Religi Astana

  • Oleh : Naomy

Senin, 07/Agu/2023 05:52 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno di atas kereta kencana di Cirebon Menparekraf Sandiaga Uno di atas kereta kencana di Cirebon

CIREBON (BeritaTrans.com)  - Mantap, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menjajal naik kereta kencana di desa wisata religi Astana.

Ya, sebelum naik kereta kencana, Sandiaga mendapat sambutan hangat dari Warga Cirebon khususnya di Desa Wisata Religi Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon saat baru tiba.

Baca Juga:
Pentingnya Peran Perempuan dalam Membentuk Masa Depan Pariwisata

Sejak turun mobil, disambut dan dipersilakan menaiki kereta kencana sejauh 200 meter untuk menyapa warga yang sudah lama menunggu dari jalan masuk hingga pintu gerbang Makam Sunan Gunung Jati. 

“Sepertinya naik kereta kencana mesti menjadi standar pelayanan di sini. Karena sensasinya lain daripada yang lain. Mungkin bisa dijadikan paket untuk wisatawan menaiki kereta kencana,” ujarnya, Ahad (6/8/2023).

Baca Juga:
Menparekraf: Ekonomi Berkelanjutan Jadi Kunci Pariwisata Indonesia Sebagai Destinasi Global

Setelah diarak, Sandiaga langsung berdialog dengan kelompok sadar wisata (pokdarwis) Desa Wisata Religi Astana dan mengunjungi stand para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). 

“Karena kita bisa melihat dari atas kereta itu jadi pengalaman yang menarik. Apalagi disambut sholawatan sehingga dapat keberkahan juga. Saya merekomendasi wisatawan bisa naik kereta kencana juga sesudahnya disambut dengan berbagai macam kuliner di sini,” urai dia.

Baca Juga:
Menparekraf: BaliSpirit Festival 2024 Perkuat Indonesia sebagai Destinasi Wellness Tourism Dunia

Sandiaga didampingi Wakil Gubernur Jawa Barat UU Ruzhanul Ulum; Bupati Cirebon Imron Rosyadi; Staf Khusus Menparekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-isu Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Brigjen TNI Ario Prawiseso, langsung menuju ke Makam Sunan Gunung Jati untuk berziarah. 

Selain itu, beberapa ragam kuliner khas mulai dari empal gentong, docang, nasi lengko, intip (kerak nasi), emping melinjo, emping amba, dan kerupuk rambak ditawarkan untuk memanjakan lidah wisatawan. 

Namun ada yang menjadi perhatian Menparekraf adalah toilet bersih yang masih kurang.

“Toilet juga harus diperhatikan nanti kami akan bantu untuk mencari mitra guna membangun toilet bersih di sini,” katanya. (omy)