LRT Jabodebek, Harapan Baru Kurangi Kemacetan dan Polusi

  • Oleh : Naomy

Selasa, 29/Agu/2023 08:19 WIB
Presiden saat hendak naik LRT di Stasiun Presiden saat hendak naik LRT di Stasiun

 

JAKARTA (BeritaTrans.com) -  LRT Jabodebek akhirnya diluncurkan untuk layanan penumpang oleh Presiden Joko Widodo di Stasiun Cawang, Jakarta, Senin (28/8/2023).

Baca Juga:
Jadwal Terbaru LRT Jabodebek Kamis 9 Mei 2024, Tarif Promo di Hari Libur Ini

Bersamaan dengan kehadiranya, ada harapan baru dalam menangani pengurangan kemacetan dan polusi udara di Jabodebek.

LRT hadir menggunakan sarana produksi dalam negeri, yakni PT Inka menunjukkan kemandirian dan kemampuan Bangsa Indonesia untuk teknologi transportasi perkeretaapian. 

Baca Juga:
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Rabu 8 Mei 2024, Perjalanan Semakin Malam

Sebelumnya, PT Inka juga membuat sarana LRT Sumatera Selatan dan Kereta Bandara. Juga sarana yang digunakan PT KAI sekarang. 

"PT Inka ditempatkan sebagai industri strategis tidak harus ditargetkan memberikan keuntungan bagi negara. Namun diberi target menghasilkan karya yang unggul dan bermanfaat buat kemajuan teknologi transportasi Indonesia," tutur Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat, Selasa (29/8/2023).

Baca Juga:
KAl Tambah Lagi Jadwal Perjalanan LRT Jabodebek, Waktu Tunggu Jadi Lebih Singkat

Rencana awal pembangunannya menghabiskan anggaran Rp29,9 trilun, namun dalam realisasinya membengkak menjadi Rp32,5 triliun.

Desain dan hasil pekerjaan LRT Jabodebek telah mendapatkan persetujuan dan sertifikasi dari Komite Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian PUPR. 

Selain itu, seluruh pekerjaan dari proyek ini juga telah dilakukan pengujian oleh Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian (DJKA) serta telah mendapatkan penilaian sistem manajemen keselamatan perkeretaapian.

Ada 10 jembatan bentang panjang (elevated longspan) LRT Jabodebek, yaitu longspan JORR, longspan Cililitan, longspan Cawang, longspan Cikoko, longspan Kali Bekasi, longspan Kuningan, longspan Ciliwung, longspan Dukuh Atas, longspan Cikunir, dan longspan Halim.

Longspan Kuningan yang cukup menarik perhatian terdiri dari tiga bentang dengan konfigurasi 86,5 meter – 148 meter – 86,5 meter dan total panjangnya 321 meter. 

Sistem konstruksi adalah balanced cantilever dan single cell prestressed concreted box girder. 

"Jumlah lintas (track) ganda dan pondasi tiang bor dengan diameter 1,8 meter," ungkapnya.

Di sekitar perempatan jl. Jend. Gatot Subroto dan Jl. H. Rasuna Said terdapat banyak gedung bertingkat, sehingga menjadi tantangan dalam membuat desain dan konstruksi jalan layang. 

Jembatan 3 bentang, yakni 321 meter dengan jari-jari lengkung 115 meter. 

Konstruksi longspan di Kuningan dengan jari-jari 115 m mengingat kondisi lapangan, mengikuti trase jalan raya, sehingga tidak mungkin dibuat lebih besar lagi karena ada gedung-gedung tinggi di sekitarnya.  

Konsekuensi berjalan di lengkung kecil, yaitu harus berjalan dengan kecepatan rendah. 

Bagi penumpang kereta api komuter atau angkutan kota yang penting adalah kepastian jadwal berangkat dan tiba di stasiun (Dwiatmoko, Agustus 2023).

Pada saat kereta api berjalan melalui lengkung horizontal, timbul gaya sentrifugal ke arah luar yang akan berakibat (1) rel luar mendapat tekanan yang lebih besar dibandingkan dengan rel dalam, (2) keausan rel luar akan lebih banyak dibandingkan dengan yang terjadi pada rel dalam, dan (3) bahaya tergulingnya kereta api.

Akibat yang ditimbulkan dari gaya sentrifugal tersebut, maka lengkung horizontal memerlukan peninggian pada rel luarnya, sehingga perancangan lengkung horisontal berkaitan berkaitan erat dengan analisis peninggian rel.

"Rel paksa atau rel gongsol dipasang pada jalan rel dengan jari-jari kurang dari 200 meter. Tujuan pemasangan adalah untuk mengurangi gesekan antara roda dan rel, karena rel akan menempel di rel paksa (gigi gongsol)," kata dia.

Kemenhub menurutnya, menetapkan tarif LRT pada 19 Juli 2023 dengan tarif termurah untuk satu kilometer pertama Rp5.000 dan Rp700 untuk setiap kilometer berikutnya. Tarif untuk jarak terjauh adalah Rp27.500. 

Dalam beberapa bulan setelah pengoperasian akan ditetapkan tarif khusus untuk menarik sebanyak mungkin masyarakat menggunakannya.

Melihat struktur tarif, layanan LRT Jabodebek ditujukan untuk kelompok masyarakat menengah ke atas. 

"Tujuannya, supaya warga dapat meninggalkan kendaraan pribadi untuk beralih memakai angkutan umum, sehingga dapat mereduksi kemacetan lalu lintas di jalan," ujar Djoko. 

Selain itu, setidaknya dapat membantu pula mereduksi polusi udara yang terjadi sekarang. 

Di sisi lain, kelompok masyarakat menengah ke bawah sudah disediakan KRL Jabodetabek dengan tarif yang lebih murah. Tarif LRT Jabodebek lebih tinggi dari tarif KRL Jabodetabek dikarenakan prasarana dan sarana semuanya baru.

Namun harus diupayakan, ongkos warga yang menggunakan tidak dari Rp50 ribu untuk pulang pergi. Termasuk ongkos dari tempat tinggal menuju stasiun terdekat (first mile), menggunakaan LRT Jabodebek dan stasiun tujuan menuju lokasi dikehendaki (last mile). 

"Hasil survey saya sebelum pandemi, rata-rata pengguna kendaraan pribadi dalam sehari menghabiskan ongkos transportasi per hari kisaran Rp75 ribu hingga Rp100 ribu. Kemudian, ada pembanding layanan Bus JR Connection yag cukup laris bertarif Rp20 ribu sekali perjalanan berhenti di pusat Kota Jakarta, seperti Kawasan Blok M dan Monas," paparnya.

Secara umum LRT Jabodebek dalam kondisi laik operasi. Angkutan pemadu moda (feeder) berupa bus juga dikabarkan sudah disiapkan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dengan biaya Rp5.000. Pentingnya aksesibilitas ke stasiun menjadi titik pelayanan LRT Jabodebek. 

Pemerintah daerah bertanggungjawab menyediakan akses yang mudah dan nyaman menuju stasiun tersebut. LRT Jabodebek adalah Proyek Strategis Nasional (PSN), sehingga seluruh stakeholder harus bekeja keras untuk menyukseskannya.

Terkait dengan layanan feeder, pentingnya ketersediaan moda transportasi yang dapat mengantarkan penumpang dari berbagai lokasi menuju stasiun LRT dengan aman dan nyaman.

Selain itu, kata dia, faktor keamanan juga menjadi hal yang perlu diperhatikan guna memberikan jaminan keselamatan bagi para penumpang.

Untuk layanan angkutan umum yang terintegrasi dengan LRT Jabodebek hanya layanan di wilayah DKI Jakarta yang ia nilai sudah matang dan siap. 

Di wilayah Bekasi dan Depok, masih kurang. Di Depok bahkan belum terlihat ada layanan transportasi publik memadai.

Supaya setiap pemerintah daerah yang wilayahnya dilewati lintasan layanan LRT Jabodebek mau mendukung. 

"Kementerian Perhubungan dapat berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri. Ketika satu program strategis nasional dikerjakan di daerah, Kemendagri harusnya diajak supaya bisa mengkoordinasikan pemerintah daerah itu dan membuat aturan untuk dipatuhi pemerintah daerah. Kemendagri bisa memberikan warning kepada pemda untuk jauh-jauh hari mengalokasikan anggaran untuk rerouting layanan ataupun menyediakan bus," imbuh Djoko.

Di samping itu, diperlukan informasi mengenai kedaruratan juga sudah disampaikan dalam bentuk video di stasiun dan kereta. 

Namun, masih diperlukan simulasi penanganan kedaruratan supaya semua petugas memahami prosedur dan tidak panik. 

Simulasi ini juga lumrah dilakukan di bandara, setidaknya diikuti para petugas supaya memahami apa yang harus dilakukan di saat genting.

Di tengah tingginya tingkat polusi udara di Jakarta, harapan hidup masyarakat Jakarta diperkirakan akan berkurang selama 2 - 3 tahun jika tingkat polusi bertahan seperti sekarang. Polusi udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya masih menjadi masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini.

Pilihan menggunakan transportasi adalah pilihan yang bijak. Kelompok warga menengah ke atas diharapkan mau meninggalkan kendaraan pribadi untuk beralih menggunakan LRT Jabodebek. 

"Permasalahan kemacetan lalu lintas harus dituntaskan dengan komprehensif dan multi sektoral," tegasnya.

Penyelesaiannya harus lintas sektor. Jika tidak dilakukan mulai sekarang, dipastikan Kota Jakarta dan sekitarnya akan terus didera kemacetan lalu lintas yang parah dan pada akhirnya memicu pelambatan ekonomi.

Kemungkinan kemacetan di Stasiun TMII dapat terjadi, mengingat proses naik turun penumpang yang menggunakan angkutan umum masih memanfaat lahan tepi jalan tanpa tersedia celukan. 

Lain halnya, jika aktivitas itu dilakukan di dalam halaman stasiun, akan sangat membantu. Terlebih jika sudah terbangun jembatan penyeberangan orang (JPO) yang menghubungkan halaman parkir Taman Anggrek Indinesia Permai, turut mengurangi menyeberang. (omy)