Bukan Maen! Naik KRL ke Kantor di Sudirman, Artis Adrian Maulana Bisa Hemat Rp 6,2 Juta Sebulan

  • Oleh : Fahmi

Sabtu, 09/Sep/2023 16:01 WIB
VP Commercial KAI Commuter Teguh Triono, Adrian Maulana dan Leader Pemasaran Angkutan Penumpang KAI Daop 1 Jakarta Devi Yulianto Rhahmadi saat Roadshow Commuterline Pilihan Cerdas di Stasiun Gambir, Sabtu (9/9/2023). VP Commercial KAI Commuter Teguh Triono, Adrian Maulana dan Leader Pemasaran Angkutan Penumpang KAI Daop 1 Jakarta Devi Yulianto Rhahmadi saat Roadshow Commuterline Pilihan Cerdas di Stasiun Gambir, Sabtu (9/9/2023).

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Menggunakan moda transportasi Commuterline atau KRL merupakan pilihan yang tepat untuk lebih cepat dan menghemat pengeluaran.

Naik KRL dinilai lebih efisien dari segi waktu dan juga biaya yang terjangkau. Penumpang bisa bersantai di perjalanan walau terkadang bertemu banyak orang di dalam rangkaian gerbong atau stasiun.

Salah satu artis ibu kota dan influencer menceritakan pengalamannya dalam menggunakan moda transportasi publik selama beberapa tahun terakhir. 

Adrian Maulana yang selama ini jarang terlihat di televisi ternyata selama ini dia bekerja di salah satu perusahaan profesional di Kawasan SCBD Sudirman Jakarta. 

Untuk mobilisasi dia mengungkapkan biasa menggunakan KRL Commuterline mulai dari rumah berangkat dari Bintaro, Tanggerang Selatan menuju Stasiun Palmerah dan dilanjutkan dengan ojek onlien.

"Kenapa saya memilih transportasi publik? Saya mencari kecepatan, karena saya pulang setelah Magrib dari kantor itu, kalau ke Bintaro bisa di jalan dua jam setiap hari. Bayangin lima hari saya kerja dalam seminggu, 20 hari sebulan, saya harus habis 1 jam 45 menit, pulang dua jam, belum lagi ada hal lain sebagainya!," ujar Bintang Sinetron kondang ini, saat sosialisasi kepada KAI Commuteri di Stasiun Gambir, Jakarta, Sabtu (9/9/2023).

Terlebih lagi, Andrian saat ini selalu beraktifitas dituntut untuk tepat waktu, dia bisa menjaga efisien waktu dan jadwal yang sudah ada di KRL. "Faktor ketepatan waktu 9-10 menit itu sudah pasti ada KRL, enggak perlu berlama-lama nunggu. Itu satu hal yang penting untuk orang sibuk, butuh ketepatan waktu untuk meeting," katanya.

Dia menceritakan awalnya dia menggunakan KRL mulai pada September tahun 2022 lalu. Dia sebelumnya menggunakan angkutan pribadi atau Taksi, dan kemudian mencoba naik MRT saat diresmikan hingga akhirnya tergerak naik KRL hingga saat ini.

Dia sempat ragu karena banyak isu yang beredar bahwa naik KRL itu tidak menyenangkan terutama di kalangan elit, apalagi Andrian adalah seorang publik figur yang cukup dikenal oleh banyak masyarakat.

"Semua hal yang ada dipikiran saya itu terbantahkan, saya enggak melihat yang namanya copet, saya enggak pernah mendengar yang namanya perempuan dilecehkan di dalam kereta. Bahwa ada pengumuman-pengumuman dari kereta supaya melaporkan kalau ada aksi kejahatan di KRL hal itu cukup memberi kenyamanan," ujar Adrian.

Andrian menceritakan dahulunya, sebelum mencoba KRL dia sempat ragu karena banyak mitos isu yang beredar bahwa KRL rawan kriminal hingga hal yang tidak menyenangkan karena berdesakan antar penumpang yang berbeda latar belakang. "Kalau menurut saya risiko itu selalu ada. Kita berbuat baik aja ada juga orang yang enggak baik," celetuknya

Bukan hanya kenyamanan dan ketepatan waktu yang Adrian dapatkan. Dia juga bisa berhemat banyak uang, lebih sehat dan bisa membantu menjaga bumi dari polusi yang ditimbulkan oleh kendaraan.

"Kenyamanan dan kecepatan! Bukan hanya hal itu yang saya dapatkan tapi saya juga dapat dari sisi penghematan. Karena signifikan banget, bayangkan dulu saya ke mana-mana naik taksi atau mobil pribadi," katanya. 

Dia juga membeberkan biaya yang harus dikeluarkannya sebelum menggunakan moda transportasi publik hingga hijrah ke KRL saat ini.

"Mohon maaf ya, bukan berarti saya beralih begini seperti di media sosial 'artis lagi kere', kemana-mana naik kereta, kan kereta cuma Rp 3000- an perak. Nah emang kenapa? Orang nyaman, hemat, aman kok," celotehnya menirukan komentar netizen..

Adrian menceritakan, selama menggunakan KRL dia bisa menghemat pengeluaran sampai Rp6,2  juta dalam satu bulan. Sebelumnya dia bisa menggunakan taksi atau mobil pribadi yang dirasanya sangat boros pengeluaran.

"Penghematan yang bisa saya raih setiap bulan itu signifikan banget. Saya naik taksi dari Bintaro ke SCBD Rp170 ribu, belum termasuk Tol Rp 16 ribu. Jadi pulang pergi saya mengeluarin biaya taksi sebelumnya (naik KRL) selama 6 tahun saya ngeluarin itu Rp372 ribu satu hari, kali-kan 20 hari kerja itu Rp 7,4 sampai Rp 7,5 juta untuk taksi," bebernya gamblang.

Sedangkan jika naik mobil pribadi dia harus mengeluarkan biaya bensin yang mahal juga, biaya tol serta parkir yang hitungannya per jam jika di Jakarta.

"Kalau saya pakai mobil pribadi, enggak pakai bensin subsidi, saya sekali jalan itu isi Rp50 ribu, Tol Rp 16 ribu jadi Rp 66 ribu, tetapi saya harus parkir di mall yang dimana perjamnya Rp5000. Saya bayar parkir di mall itu sehari Rp 45 ribu. Jadi artinya pengeluaran saya lebih dari Rp 250 ribu kalau saya pakai mobil pribadi," sambungnya.

Adrian mengaku dengan beralih ke KRL Commuterline, pengeluarannya hanya Rp65 ribu sudah termasuk ongkos moda transportasi penunjang lain seperti ojek online.

"(Biaya naik KRL) Saya sehari dengan sudah termasuk dengan ojek online itu tidak sampai Rp100 ribu, tepatnya hanya Rp 65 ribu. Jadi saya itu bisa berhemat sehari sampai Rp200 ribu, Rp 4 juta dalam sebulan. Masalahnya itu baru saya sadari selama setahun ini, 6-7 tahun yang lalu bengong," katanya menginspirasi masyarakat untuk beralih ke moda murah tersebut.

Bukan hanya hemat isi kantong dan waktu yang cepat. Andrian juga bisa melatih aktifitas fisiknya pada saat menggunakan KRL. Diketahui penumpang harus berjalan ke stasiun dan naik turun tangga untuk bisa menuju peron di stasiun-stasiun KRL saat ini. Hal itu juga diciptakan demi keamanan. 

"Dan saya rasakan bukan hanya penghematan waktu, penghematan biaya, karena kita biasa untuk banyak jalan, naik turun tangga. Secara otomatis langsung kita dapat kesehatan fisik juga," lanjutnya.

"Dan tentunya kesehatan secara mental juga! Kenapa? kita menghemat waktu, kita enggak jadi stres. Terus saya bisa melihat banyak kehidupan, saya melihat potret saudara-saudara saya yang lainnya. Kadang ini bisa menjadi motivasi saya yang kadang kita kerja biasa merasa jenuh," ungkapnya.

Selain kesehatan jiwa dan raga, menggunakan KRL dinilai Andrian dapat membantu menjaga kesehatan Bumi. Pengguna KRL bisa mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh polusi kendaraan.

"Yang terakhir kesehatan lingkungan, karena dengan kalau kita ramai-ramai beralih menggunakan transpotasi umum salah satunya Commuterline, kita juga memiliki kontribusi terhadap Bumi, bisa mengurangi polusi, tidak hanya di wilayah Tangerang Selatan, Jakarta tapi juga kota-kota lain yang ada di Indonesia secara keseluruhan," ujarnya.

Adrian juga memberikan tips kepada masyarakat yang ingin naik KRL.

"Enggak usah berpenampilan terlalu menyolok, seperti menggunakan jam tangan mewah atau tas. Kita menjadi yang apa adanya. Tapi juga enggak perlu berlebih-lebihan," ujarnya.

Kehadiran tenand-tenand yang ada di stasiun dinilai Adrian saat ini juga faktor pendukung untuk memberikan kenyamanan masyarakat bertransportasi.

"Tersedianya fasilitas-fasilitas sangat nyaman seperti Consignment store, Coffee Shop, ATM itu di mana-mana," katanya.

Untuk beraktivitas, Presenter berita tersebut bukan berarti selalu hanya naik KRL atau moda transportasi publik lain. Dia juga tatap menggunakan mobil pribadi namun hanya untuk berakhir pekan membawa anggota keluarga atau ke tempat yang tidak ada moda transportasi umumnya.

Dia pun mengajak masyarakat untuk beralih ke moda transportasi publik karena banyak hal positif." Ayo kita jadi bermanfaat! Kita gunakan transportasi publik semaksimal mungkin," ajaknya.(fhm)