Pendapatan Garuda di Kuartal 1 Meningkat, Target Pertumbuhan Penumpang 40%

  • Oleh : Naomy

Rabu, 01/Mei/2024 10:45 WIB
Maskapai Garuda Indonesia (dok) Maskapai Garuda Indonesia (dok)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (“Garuda Indonesia”) terus mengoptimalkan langkah akselerasi kinerja setelah merampungkan langkah restrukturisasi di akhir tahun 2022 dan membukukan landasan kinerja usaha yang solid di tahun kinerja 2023 lalu. 

Hal tersebut turut terefleksikan melalui pertumbuhan pendapatan usaha secara group di Kuartal 1-2024 ini yang tumbuh sebesar 18,07% menjadi US$711,98 juta dibandingkan periode yang sama di kuartal 1-2023 lalu.

Baca Juga:
Perkuat Ekosistem Bisnis Aviasi Kawasan Asia Tenggara, Garuda dan Singapore Airlines Perluas Kerja Sama Komersial

Kontribusi peningkatan pendapatan usaha di kuartal 1-2024 tersebut turut didorong oleh pertumbuhan pendapatan pada lini penerbangan berjadwal sebesar 18,19% menjadi sebesar US$599,01 juta. 

Jumlah pendapatan penerbangan berjadwal tersebut merepresentasikan 84,13% dari total pendapatan usaha yang diraih pada periode kuartal 1-2024. 

Baca Juga:
Alhamdulillah, Penerbangan Haji GA-1105 Makassar-Madinah Telah Diterbangkan Kembali dengan Pesawat Pengganti

Selain itu, pertumbuhan penerbangan tidak berjadwal juga menunjukan potensi yang menjanjikan dengan pertumbuhan mencapai 53,57% menjadi sebesar US$19,67 juta. 

Di sisi lain, lini pendapatan lainnya juga turut menunjukkan konsistensi pertumbuhan dengan mencatatkan peningkatan sebesar 11,92% menjadi US$92,28 juta. 

Baca Juga:
Penerbangan Haji GA-1105 Rute Makassar-Madinah RTB dan Segera Ganti Pesawat

Pencapaian ini menjadi sebuah fundamen penting bagi kinerja usaha Garuda Indonesia di tengah pembukuan kinerja kuartal awal tahun ini. Pada kinerja kuartal yang dikenal sebagai periode low season bagi industri penerbangan tersebut, Perusahaan secara group turut mencatatkan rugi bersih Kuartal 1-2024 sebesar US$86,82 juta, yang menunjukkan tren penurunan sebesar 21,10% dibandingkan catatan rugi besar pada Kuartal 1-2023 sebesar US$110,04 juta.

“Langkah peningkatan kinerja usaha terus kami optimalkan dengan memperkuat fundamen kinerja Perusahaan, salah satunya melalui peningkatan kapasitas produksi dan margin," ungkap Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, Rabu (1/5/2024).

Upaya tersebut menurutnya, dilakukan dengan turut memperkuat portofolio bisnis, baik melalui perluasan jaringan penerbangan, peningkatan trafik penumpang, optimalisasi lini pendapatan ancillary, hingga penerapan cost leadership secara berkelanjutan guna mendorong kinerja usaha yang semakin agile dan adaptif dalam mengoptimalkan potensi pendapatannya.

“Sepanjang kuartal 1- 2024, Garuda Indonesia group juga mencatatkan  konsistensi peningkatan frekuensi penerbangan menjadi sebesar 39,7 ribu penerbangan atau tumbuh sebesar 15 % dibandingkan jumlah frekuensi penerbangan di kuartal 1-2023. Pertumbuhan ini yang turut diselaraskan dengan komitmen menjaga level of safety pada fokus intensifikasi perawatan armada sepanjang kuartal 1-2024 sejalan dengan peningkatan frekuensi penerbangan tersebut. Hal ini yang tidak dapat dipungkiri terefleksikan melalui peningkatan beban operasi yang juga dikontribusikan oleh optimalisasi perawatan armada yang dijalankan Garuda Indonesia," urainya.

Kinerja operasional juga menunjukkan landasan kinerja yang kuat, di mana Garuda Indonesia Group mengangkut sebanyak total 5,42 juta penumpang di sepanjang Kuartal 1-2024, atau meningkat sekitar 19% dibandingkan jumlah penumpang pada Kuartal 1-2023. 

Jumlah tersebut terdiri dari 2,42 juta penumpang Garuda Indonesia sebagai mainbrand dan 3,00 juta penumpang Citilink. Trafik penumpang di periode tersebut juga mencatatkan peningkatan signifikan, penumpang rute penerbangan internasional tercatat tumbuh sebesar 47,59% dibandingkan pada Kuartal 1-2023, menjadi 536.441 penumpang.

“Pertumbuhan signifikan penumpang rute internasional tersebut menjadi outlook menjanjikan dan menandakan momentum pemulihan bagi trafik penerbangan internasional Garuda Indonesia di tahun 2024 ini. Hal ini yang kedepannya akan terus kami optimalkan dengan berbagai upaya peningkatan frekuensi penerbangan secara terukur selaras dengan peningkatan demand pasar," ujar dia.

Dari sisi capaian Seat Load Factor (SLF), hingga akhir kuartal 1-2024, Garuda mencatatkan rata-rata tingkat keterisian sebesar 74,66%. 

Sementara itu, dari sisi angkutan kargo, Garuda berhasil mencatatkan pertumbuhan kargo sebesar 16 ribu ton kargo yang didominasi oleh pengiriman kargo domestik.

Selaras dengan upaya peningkatan kapasitas produksi, Lebih lanjut, di tahun 2024 ini Perusahaan fokus mengoptimalkan pendapatan usaha melalui sejumlah aksi korporasi, di antaranya Garuda menargetkan penguatan armada.

"Dengan penambahan delapan pesawat yang terdiri atas empat narrow body jenis Boeing 737-800NG dan empat wide-body jenis Boeing 777-300ER (2) dan Airbus 330-300 (2) yang akan datang secara bertahap di sepanjang 2024 untuk memaksimalkan tingkat keterisian penumpang serta mendukung perluasan jaringan penerbangan baik domestik maupun internasional," kata Irfan.

Dengan fundamen kinerja yang secara bertahap terus menunjukan pemulihan yang konsisten termasuk melalui langkah perbaikan ekuitas yang terukur, pihaknya optimistis tahun 2024 akan menjadi tahun yang monumental dalam langkah akselerasi kinerja usaha Garuda. 

"Sejalan dengan proyeksi IATA yang meramalkan industri penerbangan di tahun 2024 akan menyelesaikan fase recoverynya secara bertahap,” imbuh Irfan.

Optimisme tersebut juga tercermin dari proyeksi target pertumbuhan penumpang Garuda Indonesia di sepanjang tahun 2024 yakni meningkat sedikitnya 40% dibandingkan dengan capaian jumlah angkutan Garuda pada tahun sebelumnya. 

“Sejumlah tantangan industri penerbangan di tahun 2024 menjadi fokus kami dalam mengakselerasikan kinerja termasuk terkait dengan supply chain pada sektor industri pesawat dan penunjangnya, volatilitas nilai tukar mata uang, hingga fluktuasi harga avtur yang kami terus mitigasi melalui berbagai pendekatan strategis pengelolaan beban usaha serta turut diseleraskan dengan optimalisasi profitabilitas”, imbuhnya.

Berangkat dari capaian kinerja yang menunjukkan upaya perbaikan dan luasnya potensi pengembangan usaha yang dapat dimaksimalkan di fase pascapandemi, pihaknya optimistis mengejar akselerasi performa Perusahaan yang adaptif, agile sehingga siap untuk menjadi bisnis yang menguntungkan.

Hal ini yang juga selaras dengan optimisme di tengah kesiapan operasional penerbangan haji yang akan mulai dilakukan pada kuartal 2-2024 serta sejumlah penjajakan kolaborasi strategis bersama mitra korporasi.

"Seperti kerja sama codeshare bersama Qatar Airways melalui pengoperasian rute Jakarta – Doha, penambahan frekuensi penerbangan pada rute penerbangan berkinerja positif, optimalisasi ancillary revenue, perluasan pangsa pasar kargo serta optimalisasi kinerja anak usaha,” tutup Irfan. (omy)