Kondisi Minimalis, Djoko: Negara Harus Hadir di Pulau Sebatik

  • Oleh : an

Jum'at, 03/Nov/2017 07:05 WIB


IMG-20171103-WA0008JAKARTA (Beritatrans.com) - Kondisi perbatasan di Pulau Sebatik Kalimantan Utara (Kaltara) memang masih minimalis. Ada petugas imigrasi atau bea cukai. Namun, cukup banyak barang-barang kebutuhan pokok dari Malaysia yang masuk ke Pulau Sebatik. "Barang-barang kebutuhan pokok, mulai beras, gas, gula, minyak dibutuhkan sekali bagi warga Pulau Sebatik," kata Kepala Lab Transportasi Unika Soegijopramoto Semarang Djoko Setijowarno, ST, MT kepada Beritatrans.com di Jakarta, Jumat (3/11/2017).Dikatakan, warga Pulau Sebatik sering menyebut "Merah Putih di dadaku, tapi Malaysia di perutku". Harus diakui, kebutuhan pokok keseharian warga Pulau Sebatik, sebagian besar masih tergantung dari Malaysia.Ke depan, lanjut Djoko, perlu lebih ditingkatkan dengan mendirikan kantor yang dilengkapi petugas imigrasi, bea cukai, karantina untuk mengawasi keluar masuk orang dan barang. "Hal ini penting agar tidak terkesan ada kawasan di Indonesia yang tidak terpantau dan bebas keluar masuk ke luar negeri," jelas Djoko.IMG-20171103-WA0005Bagaimanapun, menurut Djoko, Pemerintah harus hadir di Pulau Sebatik. Lakukan pengawasan keluar masuk orang dan barang lintas negara seperti di Pulau Sebatik ini."Semua harus diawasi, terlebih barang-barang yang dianggap ilegal. Yang lebih berbahaya lagi jika yang masuk narkoba dari Malaysia," tukas Djoko.Kawasan Patok 3 bisa menjadi destinasi wisata Pulau Sebatik jika dikelola lebih baik. "Patok bisa menjadi wisata bersejarah sekaligus wisata belanja bagi warga serta wisatawan ke kawasan ini," tandas Djoko.(helmi)