Menparekraf dan Menlu Singapura Bahas Peluang Travel Bubble

  • Oleh : Naomy

Rabu, 20/Janu/2021 13:36 WIB
Suasana Traveler di bandara Suasana Traveler di bandara

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengajak Menteri Luar Negeri Singapura V embahas peluang penerapan perjalanan tanpa karantina (travel bubble). 

Travel bubble adalah kesepakatan dengan negara lain untuk membuka akses masuk untuk turis agar timbul gelembung atau koridor perjalanan. 

Baca Juga:
Menparekraf: Ekonomi Berkelanjutan Jadi Kunci Pariwisata Indonesia Sebagai Destinasi Global

Rencana ini dilakukan untuk memudahkan perjalanan wisatawan untuk keluar masuk Indonesia termasuk dari Singapura yang selama ini menjadi negara penyumbang jumlah wisman terbesar ke Indonesia. 

"Meski Indonesia saat ini masih fokus meningkatkan pergerakan wisatawan nusantara untuk membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia. Namun, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan membuka pintunya untuk melakukan travel bubble. Dengan catatan, hal itu tergantung pada ada tidak adanya perubahan dalam status Covid-19 di setiap negara," urai Sandiaga, Rabu (20/1/2021).

Baca Juga:
Menparekraf: BaliSpirit Festival 2024 Perkuat Indonesia sebagai Destinasi Wellness Tourism Dunia

Untuk jangka pendek dengan segala ketidakpastian ini, lebih fokus pada pariwisata nusantara. 

"Akan tetapi tidak menutup kemungkinan pastinya untuk merenggangkannya, seperti dengan Singapura. Sebab, salah satunya saya rasa titik masuk wisatawan dari Singapura adalah Batam dan Bintan," ujarnya.

Baca Juga:
Bangun Destinasi Wisata Baru Bakauheni Harbour City, ASDP Diapresiasi Kemenparekraf

Sandiaga mengemukakan persiapan travel bubble ini masih tahap diskusi dan perencanaan. Namun Kemenparekraf akan terus mendisiplinkan protokol kesehatan dengan ketat di tiap destinasi wisata Indonesia.

Agar jika kelak kebijakan travel bubble diterapkan, Indonesia telah siap khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 

Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan bahwa salah satu persiapan untuk melakukan kesepakatan dengan negara lain untuk membuka akses masuk untuk turis, sehingga terbentuk koridor perjalanan di salah satu destinasi wisata.

Dia akan mengusulkan beberapa destinasi di antaranya Bali, Jakarta, Batam, dan Bintan untuk menjadi prioritas mendapat vaksin lebih awal. Sebab tiga wilayah tersebut adalah titik masuk wisatawan. 

"Vaksinasi sudah mulai di Indonesia, saya telah me-lobby bahwa area seperti Bali, Jakarta, Batam, dan Bintan juga akan mendapat semacam prioritas, karena ekonomi Bali resesi -4 persen akibat turunnya kinerja pariwisata. Batam dan Bintan juga lumpuh," ungkapnya. 

Menurut Sandiaga, dengan diterapkannya protokol kesehatan berbasis CHSE dan masyarakat telah mendapati vaksinasi, maka akan turut membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. 

Sementara itu Menlu Singapura Vivian, mengatakan, walaupun travel bubble Singapura-Indonesia belum ditentukan kapan penerapannya, tapi tidak ada salahnya untuk mendiskusikan persiapan yang harus dilakukan di masing-masing negara.

"Walaupun kami belum menetapkan waktu realisasi kebijakan travel bubble ini tapi tetap penting untuk dibahas. Dari pembahasan ini kita bisa mengetahui skala prioritas dan hal apa saya yang dibutuhkan saat kebijakan ini kelak diterapkan,” ujar Vivian. 

Vivian melanjutkan bahwa hal yang utama perlu dipersiapkan adalah aturan hingga protokol kesehatan yang ketat di masing-masing negara. Hal tersebut bertujuan agar wisatawan dapat melakukan perjalanan dengan nyaman. (omy)