Pengamat ini Yakin KRL Yogyakarta-Solo Bakal Berikan Manfaat Ekonomi

  • Oleh : Naomy

Selasa, 09/Feb/2021 12:24 WIB
KRL KRL

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Beroperasinya KRL Yogyakarta-Solo tidak hanya memberikan peningkatan aksesibilitas dan memudahkan integrasi dalam bertransportasi. 

Namun Pengamat Transportasi dari MTI Djoko Setijowarno yakin, keberadaannya bakal memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi warga di Yogyakarta, Klaten dan Solo.. 

Baca Juga:
Keselamatan KA dan Elektrifikasi Lintasan Commuter Line Bandung Raya

"Pemda yang dilewati mesti betul-betul dapat memanfaatkan keberadaan moda transportasi ini sebagai peluang meningkatkan perekonomian di daerahnya," ujarnya, Selasa (9/2/2021).

Warga Yogyakarta, Klaten, dan Solo akan memiliki layanan Kereta Rel Listrik seperti yang ada di Jabodetabek. 

Baca Juga:
Mewujudkan Keselamatan Perlintasan Sebidang Kereta Api

10 Februari 2021 merupakan salah satu hari bersejarah operasi kereta di lintas Yogyakarta-Solo, pertama kali beroperasi KRL secara komersial. Setelah beberapa waktu sebelumnya dilakukan masa uji coba.

Kereta Rel Listrik (KRL) merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik beroperasi di Kawasan Jabodetabek, dan merupakan kereta yang melayani para komuter (penglajo). 

Baca Juga:
Djoko Setijowarno: Aksesibilitas dan Konektivitas Tentukan Jumlah Pengguna LRT Jabodebek

"Saat ini sudah mampu mengangkut 1,2 juta penumpang per harinya. Namun di masa pandemi ada pengurangan kapasitas angkutnya," ungkap dia.

Di zaman Hindia Belanda, KRL pertama kali digunakan untuk menghubungkan Batavia dengan Jatinegara atau Meester Cornelis tahun 1925. Pada waktu itu digunakan rangkaian kereta rel listrik sebanyak dua kereta, yang bisa disambung menjadi empat kereta, yang dibuat oleh Werkspoor dan Heemaf Hengelo.

Sebelumnya, lintas Kutoarjo-Yogyakarta-Solo dilayani KA Prameks. Untuk lintas Yogyakarta-Surakarta singgah di enam stasiun, yaitu Stasiun Kutoarjo, Stasiun Tugu, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Maguwo, Stasiun Klaten, Stasiun Purwosari dan Stasiun Solo Balapan.

Setelah ada pelayanan KRL Yogya-Solo akan singgah di 11 stasiun elektrifikasi, yaitu Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Brambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delanggu, Gawok, Purwosari, Solo Balapan. Ada tambahan 6 stasiun untuk disinggahi. Selanjutnya, KA Prameks hanya melayani lintas Kutoarjo-Yogyakarta.

"Untuk kelancaran operasional KRL Yogya Solo dibutuhkan lima sumber daya PLN dan delapan gardu listrik. Sementara, persiapan pengoperasian elektrifikasi Yogyakarta –Solo, ada sejumlah perlintasan sebidang yang sudah rambu WCM (Wire Caution Marker) atau rambu penanda listrik aliran atas, terpasang 108 WCM," urai Djoko.

Elektrifikasi lintas Yogyakarta-Solo membutuhkan biaya Rp1,2 triliun selama dua tahun anggaran. Rata-rata Rp50 miliar per km.

Proses pembangunan KRL Yogyakarta – Solo dimulai 2011 dengan dilakukan Studi Kelayakan Pembangunan Elektrifikasi Lintas Kutoarjo–Yogyakarta –Solo. Selanjutnya tahun 2012 dilakukan Detail Engineering Design.

Pada tahun 2019 dimulai pekerjaan konstruksi Pembangunan Elektrifikasi Segmen Stasiun Tugu Yogyakarta – Staiun Klaten. Berikutnya tahun 2020, pengoperasian elektrifikasi segmen Stasiun Tugu Yogyakarta – Stasiun Klaten dan pembangunan segmen Stasiun Klaten – Stasiun Solo Balapan. Tahun 2021 mulailah pengoperasian elektrifikasi Lintas Yogyakarta –Solo Balapan.

Selama masa pembangunan tentunya ada sejumlah tantangan, seperti banyaknya jaringan kabel listrik yang melinas di jalur KA, adanya penertiban lahan di jalur simpang di Stasiun Klaten, perubahan desain track layout empalsemen Stasun Solo Balapan, pengadaan material impor jadi terlambat saat pandemi Covid-19.

"Harapannya, dengan pengoperasian KRL ini adalah meningkatkan pelayanan jasa angkutan penumpang KA, meningkatkan keselamatan lalu lintas perjalanan KA, meningkatkan pelayanan aksebilitas dan mobilitas antar moda serta keselamatan dan kenyamanan pengguna jasa, kinerja pengoperasian yang lebih baik, bebas polusi udara dan suara, kapasitas penumpang dapat lebih banyak," ujarnya.

Selain itu dapat juga meningkatkan jumlah pelancong domestik dan mancanegara untuk menikmati potensi wisata di sekitar Yogyakarta, Klaten dan Solo.

Surakarta – Yogyakarta yang dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 50 menit dengan jalur darat. Dengan KRL Yogya Solo (60 kilometer), akan ditempuh dalam 1 jam 8 menit (68 menit). Berarti perjalanan dengan KRL Yogya Solo akan menghemat waktu sekitar 34 menit. (omy)