Mau Naik KRL, Nenek itu `Berjemur` Susuri Rel Stasiun Tambun

  • Oleh : Redaksi

Selasa, 09/Mar/2021 13:13 WIB
Dengan berjalan pelan nenyusuri rel, nenek itu  susah payah tangan kanannya menenteng kardus entah berisi apa. Foto: BeritaTrans.com dan Aksi.id/Bagas Dengan berjalan pelan nenyusuri rel, nenek itu susah payah tangan kanannya menenteng kardus entah berisi apa. Foto: BeritaTrans.com dan Aksi.id/Bagas

BEKASI (BeritaTrans.com) -  Sambil menenteng barang bawaan, seorang nenek menyusuri rel hendak naik KRL di Stasiun Tambun, Selasa (9/3/2021). Kerudung melindungi kepalanya dari siraman cahaya matahari.

Dengan berjalan pelan dan susah payah tangan kanannya menenteng kardus entah berisi apa. Dia juga membawa tas, yang diselempangkan di badan. Dia lalu menuju peron tak beratap.

Baca Juga:
Switch Over di Stasiun Tambun, KRL Cikarang Tambun Terganggu

Pilihan ke peron tak beratap walau berisiko terkena sinar matahari atau kehujanan, karena relatif tak padat penumpang. Dapat leluasa naik ke KRL tanpa harus berdesakkan.

Maisaroh namanya. Perempuan lansia ini mengaku hendak ke kawasan Kota, Jakarta Barat. Naik KRL karena selain lebih murah, juga jelas jadwal keberangkatan dan tidak telat sampai tujuan.

Baca Juga:
Penumpang KRL Hujan-Hujanan di Peron Stasiun Tambun Tanpa Atap, Takut Terjatuh Juga

"Saya mau bantu anak, yang dagang di Kota. Dia buka warung makan kecil-kecilan. Ini saya bawa kerupuk mentah untuk dimasak di warungnya," tuturnya kepada BeritaTrans dan Aksi.id.

Dia mengaku setiap hari bolak-balik Tambun-Kota naik KRL. Namun saat Sabtu dan Minggu, dia tidak bepergian. Alasannya dua hari itu untuk istirahat.

Baca Juga:
SO Stasiun Tambun Buat Perjalanan KAJJ Terlambat Lebih 1 Jam, KAI Daop Jakarta Sampaikan Maaf

Stasiun Tambun terpantau ramai sejak subuh. Terlihat banyak orang menunggu kereta datang tujuan Jakarta, dan juga di depan pintu masuk. 

Namun keadaan Stasiun Tambun pun cukup meresahkan penumpang, masalahnya adalah stasiun ini memiliki dua peron yang berfungsi pada saat masa renovasi stasiun ini, namun peron besi tidak memiliki jalan yang layak dan juga tak beratap. 

Ini menjadi masalah bagi penumpang yang naik tujuan Jakarta, karena peron nya terkesan tidak layak, misalkan panas pun kepanasan, dan juga hujan, mereka harus rela berhujan-hujanan. (bagas/awe).