Banyak Penumpang Bus AKAP Mudik Sekarang sebelum Dilarang: Puasa di Kampung, Balik setelah Idul Fitri

  • Oleh : Bondan

Sabtu, 27/Mar/2021 20:59 WIB
Ilustrasi penumpang membeli tiket bus di Loket. Foto: BeritaTrans.com Ilustrasi penumpang membeli tiket bus di Loket. Foto: BeritaTrans.com

BEKASI (BeritaTrans.com) - Ternyata banyak warha memilih pulang kampung  menjelang puasa.

Seperti Yuski yang lebih memilih berangkat lebih awal sebelum puasa dan berlebaran di kampung halamannya Tulungagung, Jawa Timur.

Baca Juga:
Lebih 1,2 Juta Kendaraan Lintasi Tol Arah Jabotabek hingga H+4 Lebaran

“Saya mau pulang ke Tulungagung. Kemungkinan balik lagi ke Bekasi selesai Lebaran,” ujar Yuski kepada BeritaTrans.com di salah satu agen bus di Bulak Kapal, Bekasi.

Pria yang berprofesi wiraswasta ini selalu menggunakan transportasi umum seperti bus antarkota antarpropinsi (AKAP) untuk menuju kampung halamannya di Tulungagung, Jawa Timur.

Baca Juga:
One way di Tol Trans Jawa Dihentikan, Lalu Lintas Kembali Normal

“Kalau pulang kampung, dari dulu pasti pakai bus AKAP. Kalau busnya beda-beda. Sekarang lagi kepingin naik bus Harapan Jaya. Terus pulang kampung sekarang karena hindari rame aja. Sama takut nantinya pas lebaran nggak boleh lagi pulang kampung kaya tahun lalu. Tapi kalau masalah tarif bus naik nggak masalah buat saya. Dari tahun ke tahun pas lebaran pasti naik,” tuturnya.

Penumpang bus Gunung Harta. Foto: BeritaTrans.com.

Baca Juga:
Arus Balik Mudik, One Way di Tol Semarang sampai Kalikangkung Diberlakukan

Berbeda dengan pria satu ini yang tinggal di wilayah Bulak Kapal, Bekasi. Pada hari Raya Idul Fitri tahun 2021, dirinya tidak melakukan mudik ke kampung halaman. Dikarenakan kendala faktor ekonomi yang tidak memungkinkan.

“Kalau lebaran biasanya mudik ke Malang. Tahun sekarang kayanya nggak mudik. Karena faktor ekonomi kalau sekarang, nggak kuat beli tiket busnya kalau buat sekeluarga,” ungkapnya yang tengah mengantarkan ibunya di pool Gunung Harta, Bulak Kapal, Bekasi.

Lanjutnya, kenaikan tarif bus di saat hari Raya Idul Fitri tidak dipermasalahkannya jika untuk bus kelas eksekutif hingga kelas yang paling tinggi.

“Misalkan Perusahaan Otobus (PO) menaikan tarif bus, buat saya nggak masalah. Tapi saya bakal lihat dulu apakah dari segi fasilitas bus  seperti kenyamanan dan yang lainnya sesuai dengan harga kenaikan tiketnya. Intinya uang yang kita keluarkan dengan naiknya tarif masih masuk diakal dan sesuai dengan fasilitasnya,” katanya.